[ An - Hee ]
.
.
Aku hanya bisa menunggu Gil kembali ke rumah setelah apa yang ia katakan padaku saat hendak sarapan pagi ini. Kenapa ia mengancamku? Apa maksudnya dengan aku main-main dibelakangnya...? Aku memeluk kedua lututku dan menggigit bibirku, aku tak boleh cengeng! Aku memerintah diriku sendiri. Tapi... rasanya dadaku begitu sesak saat mendengarnya berkata-kata seolah aku mengkhianatinnya dan melakukan sesuatu di belakangnya. Aku tak pernah punya maksud untuk itu...
"An-Hee, apa kau sudah membereskan kopermu?"
Aku menoleh ke arah pintu kamar dan melihat Ashton berdiri di ambang pintu. Aku menggelengkan kepalaku lemah lalu memalingkan wajahku darinya. Aku sedang tak ingin bicara saat ini.
Tapi bunyi langkah kaki Ashton dapat kudengar, ia berjalan mendekatiku dan selanjutnya ia sudah berdiri di depanku.
"An-Hee, what's wrong?" tanya Ashton. Aku menggelengkan kepalaku ringan, "maafkan aku Ashton, aku sedang tak punya mood bicara," jawabku dengan lesu. "Aku mengerti, aku tak akan mengajakmu bicara." Setelah mengakhiri kalimatnya, Ashton berjalan meninggalkan kamar.
"An-Hee, aku hanya ingin memberi tahumu jika kau harus bereskan kopermu atau kita akan terlambat."
Aku menoleh ke arah Ashton dan melihat Ashton mengangkat bahunya lalu berjalan pergi. Apa yang Ashton katakan membuatku sadar bahwa hari ini Gilbert akan membawa kami kembali ke Rusia dengan penerbangan malam dan aku sama sekali belum menata koper.
Aku beranjak dari dudukku di atas ranjang, mengakhiri mood burukku. Tidak ada gunanya aku terus merajuk. Jika aku terus seperti ini-Gil tak akan pernah mau menganggapku sebagai seorang pria dewasa. Ya, aku akan mencoba bicara baik-baik dengannya.
Aku mengambil koper dari dalam lemari, mengambil semua pakaianku dari lemari dan memasukkannya ke dalam koper begitu saja. Dari dulu aku tidak bisa melipat pakaian atau menata barang dengan benar. Meski pakaian ini akan kusut dengan metode asal-asal seperti ini, saat aku kembali ke Rusia, aku akan memasukkan semuanya ke laundry. Mereka akan melipat dan merapikan kembali pakaianku dengan sempurna.
Tidak butuh waktu lama, aku sudah selesai dengan koper yang akan aku bawa. Aku menutup kembali koperku dan menjejerkannya di samping koper Gilbert yang ditata oleh Riley. Kadang aku juga heran, mengapa Gil tak pernah menyuruhku membenahi barangnya atau melakukan sesuatu untuk barang-barangnya.
Usai menata koper, aku memutuskan untuk pergi mencari Ashton dan meminta maaf atas sikapku padanya. Tidak seharusnya aku bersikap begitu acuh saat ia bermaksud baik padaku.
Aku membawa langkahku menuju ke lantai dua rumah ini-dimana kamar Ashton, Neo dan Tyler berada. Meski Neo punya kamarnya sendiri di lantai satu, ia tak benar-benar ingin tidur di kamarnya dan berakhir dengan tidur di kamar Ashton atau Tyler.
"That's so gross! It's smelly!"
"Shut up!"
Aku mendengar suara Ashton dan Neo dari luar kamar tidur mereka, pintu kamar itu terbuka lebar hingga aku bisa mendengar suara mereka dari luar dengan jelas. Tanpa ragu aku pun masuk untuk bergabung serta melihat apa yang sedang mereka lakukan.
"Apa yang sedang kalian laku-ack! Bau apa ini?!" tanyaku sambil menutupi hidung dan mulutku begitu aku masuk ke dalam kamar Ashton dan Tyler.
"Hey, Baby An-Hee!" sapa Neo.
Aku melihat Neo berlutut di depan ranjang Tyler dengan kepala perempuan yang ia letakkan di atas ranjang, tentunya dengan memberi alas dari koran. Melihat kepala itu, aku cukup paham darimana bau busuk ini berasal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINFUL -The Hereafter- [ 3 ]
AkcjaSong An-Hee yang telah menyerahkan jiwanya pada Sang Iblis, tak lagi meragukan apapun. Ia tahu dengan pasti ia akan berakhir di kegelapan kekal, namun selama Gilbert bersumpah untuk-"Aku akan mencintaimu bahkan sampai di hari penghakiman terakhir"-...