A/N: Cerita ini mengandung kata-kata vulgar, kotor, kekerasan dan adegan dewasa. Saya mohon bagi pembaca yang tidak menyukai konteks cerita dengan hal-hal seperti di atas, tidak membaca. Resiko ketidaknyamanan bukan tanggung jawab saya, pilihlah bacaan Anda dengan bijak.
Saya juga mohon untuk saling menghargai, saya dan cerita ini pun tidak ada maksud menghina bahkan memaki Anda, jadi tolong hargai saya dengan tidak menggunakan kata-kata kasar. Bila Anda tidak suka, berhenti membaca. Saya benar-benar terluka atas komentar dengan kata-kata kasar...
Selamat menikmati akhir pekan Anda.
.
.
.
Neo bangun dari tidurnya, rambut merahnya selalu berantakan setiap kali pagi tiba. Ia sendiri tak mengerti mengapa rambutnya selalu begitu berantakan. Sembari meregangkan otot-ototnya, Neo melompat turun dari tempat tidur, kemudian berjalan dengan sedikit melompat-lompat, ia menghampiri rak kesayangannya—ya, rak yang mana ia menyimpan koleksi kepala-kepala kesayangannya dalam tabung, mengawetkan kepala-kepala itu untuk jadi pajangan favoritnya.
Banyak yang bertanya apakah ia tak takut menyimpan kepala-kepala itu? Bagaimana ia bisa tidur nyenyak dengan kepala-kepala yang terpajang di dalam kamarnya? Jawabnya hanya satu, Neo tidak merasakan takut. Ia tak percaya makhluk halus—setan semacamnya. Yang ia takutkan hanya orang yang masih hidup yang mungkin dapat melukainya. Karena itu, bila ia membunuh mereka dan memenggal kepala mereka, apa yang dapat mereka lakukan?
Neo mengambil satu tabung dengan isi kepala seorang gadis berambut merah dan mata hijau yang cantik. Gadis itu adalah seorang siswi sebuah SMA di bagian kota lain di Moskow. Ia bertemu gadis itu ketika gadis itu pulang dari sekolahnya seorang diri. Ketika melihat warna rambut indah gadis itu, Neo pun jatuh hati padanya, lebih-lebih ketika ia tahu warna mata gadis itu sama dengan warna matanya, ia merasa semakin menginginkan gadis itu. Bukan cinta, bukan juga sentuhan napsu dari sang gadis yang ia inginkan, melainkan kepala gadis itu.
"HELLO MY DEAR! GOOD MORNING!" seru Neo yang memeluk tabung kepala si Gadis, ia kemudian mengecup kaca tabung itu. "You look beautiful as always," ujar Neo kemudian tersenyum lebar.
Neo meletakkan kembali tabung itu di tempatnya dan kembali melompat-lompat kecil sambil bersenandung menuju ke toilet untuk menyelesaikan urusan paginya dan bersiap-siap untuk memulai harinya.
Tidak butuh waktu lama baginya untuk mempersiapkan diri. Ia memilih kemeja dengan motif kotak-kotak berwarna merah, celana jeans yang ia sobek sendiri untuk mengikuti fashion, lalu sepatu kets usangnya, meski sudah usang, ia tak ingin membuang sepatu itu. Sepatu itu menemaninya berjalan-jalan mencari kepala-kepala, ia merasa sepatu ini sudah seperti sahabat istimewanya.
Neo membuka lemari pakaian, lemari itu hanya berisi sedikit baju namun banyak menyimpan berbagai macam senjata tajam. Hari ini ia mengambil pisau belati dengan sarungnya dan menyimpan pisau itu dibalik kemejanya.
"I'm going to find you~~my beautiful head~~my lovely head~~" Neo bernyanyi sambil melangkah keluar dari kamarnya.
Ia menuntun kakinya menuju ke kamar lain di sebelah kamarnya, kamar Tyler tepatnya. Pelan-pelan ia membuka pintu kamar itu dan melihat Tyler masih tidur. Dengan hati-hati Neo berjingkat, menghampiri ranjang Tyler. Ia kemudian mengeluarkan pisau belatinya dan menjilat bagian pipih pisau itu.
"I can't wait to cut your head..." ujar Neo. Pelan-pelan ia mengangkat lengannya, ia menyeringai lebar, membayangkan bila pisau itu menancam ke leher Tyler dan darah muncrat bagaikan air mancur, oh, betapa indahnya.
"My baby, your head will complete my collection," ujar Neo.
Lengannya mengayun ke arah Tyler dan—Tyler menangkap lengan Neo. Menahan lengan itu dari mencabut nyawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINFUL -The Hereafter- [ 3 ]
ActionSong An-Hee yang telah menyerahkan jiwanya pada Sang Iblis, tak lagi meragukan apapun. Ia tahu dengan pasti ia akan berakhir di kegelapan kekal, namun selama Gilbert bersumpah untuk-"Aku akan mencintaimu bahkan sampai di hari penghakiman terakhir"-...