[ G i l b e r t ]
.
.
"Boss, apa kita akan terus menunggunya?" tanya Riley seraya menutup kembali kotak peralatan milik Christopher yang tergeletak begitu saja di atas meja kerja kayu di ruang tamu.
Aku terdiam sesaat, berpikir tentang langkah yang sebaiknya aku ambil. Hari telah semakin larut dan si Taksidermis yang ingin sekali aku beri pelajaran tak kunjung kembali.
'Mungkin kah pria itu mengetahui rencana kedatangan mereka?'
Aku menyipitkan mata, sembunyi-sembunyi menatap Riley.
"Aku harap aku tak harus memesan satu lagi peti mati untuk salah seorang dari kalian," ujarku. Riley menoleh ke arahku dengan tatapan bingung, namun aku tak mengatakan apa-apa lagi setelahnya.
"Boss, aku sudah selesai memasang kamera dan penyadap suara seperti yang kau minta." Xing yang baru saja kembali memberi laporan bahwa tugasnya telah selesai. Mendengar Xing telah menyelesaikan tugasnya, aku beranjak dari sofa dan menatap anak buahku.
"Kita kembali ke rumah sekarang."
Riley dan Xing menganggukkan kepala lalu mengakhiri tugas mereka dan kembali ke rumah. Sebelum aku masuk ke dalam mobil, aku memandang kembali ke arah rumah Christopher. Entah mengapa aku merasakan perasaan yang ganjil.
"Boss?"
Aku mengalihkan perhatianku dari rumah itu dan masuk ke dalam mobil. Riley dan Xing pun kini menyusul masuk ke dalam mobil. Riley duduk di depan sementara Xing di belakang bersamaku. Mobil pun mulai melaju, meninggalkan kediaman Christopher.
"Boss, Ian memintaku untuk memberi tahu bahwa An-Hee ingin membicarakan sesuatu yang penting," ujar Riley sembari menoleh ke belakang.
"Apa ia tak mengatakan padamu apa yang ingin dibicarakan An-Hee padaku?"
"Soal itu... Ian bilang, Ibu Asuh An-Hee sedang sakit dan ia mengirim pesan pada An-Hee untuk datang menjenguknya."
Aku menghela napasku ketika mendengar keperluan An-Hee. Aku yakin ia akan merengek dan memintaku untuk mengijinkannya kembali ke Korea bila aku meneleponnya.
"Boss, jangan buat ia menunggu, kau tahu bagaimana An-Hee, bukan?" komentar Riley memperingatkanku.
Aku tidak mengatakan apa-apa menjawab komentarnya, namun segera mengeluarkan ponselku dan menatap puluhan pesan masuk dari An=Hee.
Semua pesan yang ia kirim berisi keinginannya untuk bicara denganku, namun sekarang ini aku sedang tak ingin bicara dengannya. Christopher yang tak kunjung kembali dan keberadaannya yang belum jelas aku ketahui, membuatku moodku tidak baik.
"Setelah kita tiba di rumah, aku akan menelponnya."
"Oke-Boss."
Beberapa puluh menit kemudian, akhirnya kami tiba di rumah. Padahal rasanya baru kemarin aku meninggalkan rumah dan sekarang aku kembali lagi. Padahal masih banyak urusan yang harus aku bereskan, tetapi An-Hee membuatku harus menyingkirkan semua urusan dan membereskan urusannya.
"Aku akan membuat ia membayar mahal atas semua yang ia lakukan!" gerutuku kesal.
"Ya, Boss?"
"DIAMLAH!" seruku lalu membanting pintu mobil dan berjalan masuk lebih dahulu ke dalam rumah.
Anak buahku segera membukakan pintu untukku lalu menyambutku. Aku berjalan menghampiri salah seorang anak buahku seraya mengepalkan tanganku kuat-kuat, begitu aku sudah cukup dekat dengannya, aku melayangkan pukulan ke wajahnya dan membuatnya terhuyung mundur lalu jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINFUL -The Hereafter- [ 3 ]
Hành độngSong An-Hee yang telah menyerahkan jiwanya pada Sang Iblis, tak lagi meragukan apapun. Ia tahu dengan pasti ia akan berakhir di kegelapan kekal, namun selama Gilbert bersumpah untuk-"Aku akan mencintaimu bahkan sampai di hari penghakiman terakhir"-...