Seperti yang dijanjikan Sehun tadi, saat ini Sowon dan Sehun sedang berada di kantin sekolah. Mereka berdua duduk dibangku tengah. Mereka sedang menunggu pesanan mereka datang.
Setelah 10 menit, akhirnya pesanan mereka datang. Langsung saja mereka menyantap makanan mereka. Disaat sedang asik makan, tiba-tiba datanglah Irene dan dua temannya. Dia datang dan menggebrak meja yang ditempati oleh Sowon dan Sehun. Sowon dan Sehun merasa kaget dengan perlakuan Irene.
Sowon menoleh ke arah Irene yang wajahnya seperti sedang diselimuti penuh amarah. Ada apa ini? Sowon bingung dengan perlakuan Irene yang datang secara tiba-tiba dan langsung menggebrak mejanya.
"Kenapa, kak?" Tanya Sowon.
"Kamu masih bertanya kenapa? Setelah kamu merebut Sehun dariku. Jangan pura-pura tidak tau, Sehun meninggalkanku gara-gara kamu. Dia lebih memilih perempuan sepertimu daripada aku. Dasar! Kamu perebut pacar orang!" jawab Irene dengan nada tinggi. Kantin pun yang tadinya sepi mendadak menjadi ramai karena Irene. Dua teman Irene yang tadi datang bersama Irene hanya diam menyaksikan.
Sowon mengernyitkan dahinya. Dia tidak tau apa-apa. Tapi kenapa Irene selalu saja menyebutnya sebagai perebut pacar orang. Padahal dia makan bersama Sehun karena tadi Sehun sudah menjanjikannya untuk membayar makanannya. Tentu saja Sowon tidak menolak. Orang mana sih yang tidak ingin makan gratisan.
Sehun yang melihat Irene seperti itu langsung ikut bicara. Dia takut Irene akan melakukan hal yang tidak-tidak kepada Sowon. Irene kan orangnya nekat, dia akan melakukan apa saja untuk kesenangannya.
"Cukup Irene! Kamu jangan mengganggu kami," ucap Sehun memperingatkan.
Irene langsung menoleh ke arah Sehun. Dia tidak menyangka bahwa Sehun yang dulu dia kenal sekarang sudah berubaha gara-gara gadis yang bernama Sowon. Dia serasa ingin menampar Sowon kembali agar perempuan itu jera.
"Sehun, kenapa kamu lakukan ini padaku? Aku masih mencintaimu. Aku mohon, kembalilah kepadaku," ucap Irene dengan muka memelas.
"Kita memang sudah tidak cocok Irene. Aku sudah menemukan gadis pilihanku. Jadi aku mohon kepadamu untuk melupakanku. Kamu bisa mencari pria lainnya yang lebih baik daripada aku."
Irene menggeleng. Matanya sudah buram karena dipenuhi oleh genangan air mata. Perlahan air mata itu mengalir dipipi mulus Irene. Irene sungguh tidak bisa hidup tanpa Sehun. Selama 2 tahun ini, Sehun lah yang sudah menemani Irene. Sehun yang sudah membuat hari-hari Irene dipenuhi canda tawa. Dia sungguh tidak sanggup bila harus kehilangan Sehun. Sehun bagaikan matahari bagi Irene.
"Aku mohon Sehun, aku akan menjadi lebih baik lagi. Aku masih mencintaimu!" ucap Irene sambil terisak.
Sowon yang melihat perdebatan kecil Sehun dan Irene hanya bisa diam sambil menunduk. Dia tidak tau harus melakukan apa. Mungkin kehadirannya disini hanya memperparah keadaan. Seharusnya Sowon tadi menolak ajakan Sehun untuk sarapan di kantin. Padahal Sowon tidak biasa ke kantin dipagi hari.
"Aku sudah tidak mencintaimu lagi. Aku harap kamu mengerti Irene," ucap Sehun tegas.
"Lalu kamu mencintai siapa?"
Sehun menoleh ke arah Sowon yang diam sambil menunduk. Kemudian Sehun menoleh lagi ke arah Irene.
"Aku sudah mencintai gadis didepanku."
Mendengar perkataan Sehun, Sowon langsung mendongak. Gadis didepannya? Siapa? Apakah dirinya? Sowon menengok ke belakang. Tidak ada orang. Apakah yang dimaksud Sehun adalah dirinya? Jadi Sehun mencintai Sowon?
Irene semakin terisak. Kedua temannya hanya bisa menenangkan Irene. Irene menoleh ke arah Sowon dan menatapnya dengan tatapan penuh dendam. Sowon yang mendapat tatapan seperti itu langsung menundukkan kepalanya. Dia tidak punya nyali untuk membalas tatapan Irene. Sehun yang melihat Irene menatap Sowon dengan seperti itu langsung merasa kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Whisper [END]
FanfictionKim Sowon hanyalah gadis biasa yang beruntung memiliki pacar populer di sekolahnya. Ah, entahlah, itu semacam keberuntungan atau kesialan karena nyatanya Sowon harus mendapat berbagai makian dan hinaan dari teman sekolah karena dituduh telah merebut...