15

604 79 0
                                    

Saat ini, Sowon sedang berada di taman dekat rumahnya. Tadi dia sudah meminta izin pada Suho. Awalnya Suho tidak mengizinkan Sowon karena Sowon baru saja keluar dari rumah sakit. Namun Sowon mencoba menjelaskannya, dan akhirnya Sowon diizinkan oleh kakaknya itu.

Sowon duduk melamun dibangku taman. Pandangannya lurus ke depan memperhatikan anak-anak yang sedang bermain.

10 menit berlalu. Belum ada tanda-tanda Sehun akan datang. Sowon menghembuskan nafas gusar. Dia takut bila Sehun tidak akan datang.

15 menit berlalu. Masih sama. Sehun belum datang juga. Sowon sudah melihat ke kiri dan kanannya tapi tetap saja pria bertubuh tinggi itu belum menunjukkan batang hidungnya.

Baiklah. Aku akan menunggu 5 menit lagi. Kalau Kak Sehun tidak datang juga, aku akan pergi dari taman ini, gumam Sowon dalam hati.

"Maafkan aku membuatmu menunggu lama," ucap seorang pria.

Sowon mendongak. Dia tersenyum tipis.

"Tidak apa," jawabnya singkat. Kemudian pandangannya kembali lurus ke depan.

Pria itu duduk disamping Sowon.

"Aku akan menjelaskan yang sebenarnya!" ucap Sehun lalu menoleh ke arah Sowon yang masih enggan untuk menatapnya. Dia memiringkan posisi duduknya.

"Sowon," panggil Sehun sembari menggenggam tangan Sowon.

Sowon menoleh. Tatapannya datar.

"Aku dan Irene tidak ada hubungan apa-apa. Semua itu salah paham. Irene yang mendorongku sehingga.. " ucap Sehun menunduk. "Aku tidak akan melakukannya, Sowon. Kamu percaya padaku kan?" lanjut Sehun kemudian dia mendongak dan menatap Sowon dengan penuh harap.

Sowon menatap datar ke arah Sehun. Dia melihat ke arah mata Sehun bahwa Sehun mengatakan yang sebenarnya. Tidak ada kebohongan.

"Aku.." lirih Sowon. "Apakah kakak benar-benar mengatakan yang sebenarnya?"

"Iya, aku mengatakan yang sebenarnya," jawab Sehun tegas.

"Lalu kenapa kakak tidak menjengukku dirumah sakit? Apakah kakak tidak tau kalau aku sakit atau kakak memang tidak ingin menjengukku?"

"Aku sudah beberapa kali ke rumah sakit untuk menjengukmu. Tapi Kak Suho selalu saja melarangku. Dia tidak mengizinkan aku untuk menjengukmu. Kamu percayakan?"

"Apa kamu mau memaafkanku?" tanya Sehun.

"Iya," jawab Sowon singkat dengan nada pelan. Sebenarnya Sowon ragu untuk mengatakan kalimat itu. Namun, entah kenapa dia mengatakannya dengan mudah.

Sehun tersenyum senang. Kemudian dia memeluk Sowon dengan erat. Sesekali dia mencium puncak kepala Sowon. Begitu pun dengan Sowon, dia pun balas memeluk Sehun. Tidak dapat dipungkiri bila dia juga sangat merindukan pacarnya itu.

Aku berjanji, aku tidak akan mengecewakanmu lagi, Sowon, batin Sehun.

***

Taehyung berjalan menuju apartemennya dengan keadaan muka lesu. Dia seperti tidak ada tenaga sama sekali. Sudah beberapa kali dia menabrak orang yang berjalan berlawanan arah dengannya.

Taehyung membuka pintu apartemennya lalu menutupnya kembali. Dia melangkahkan kakinya menuju sofa lalu duduk disofa.

Pikirannya menerawang pada kejadian yang dilihatnya 1 jam yang lalu.

Aku tidak akan pernah bisa menggantikan posisi Kak Sehun dihati Sowon. Karena Sowon sangat mencintai Kak Sehun, batin Taehyung.

Taehyung mengusap kasar wajahnya. Dia mengacak-acak rambutnya lalu menunduk dengan posisi badan sedikit membungkuk.

Kenapa? Kenapa perasaan ini harus muncul? Kenapa harus dia? Kenapa bukan orang lain saja? Kenapa? batin Taehyung.

Taehyung mendongak. Dia memandangi langit-langit kamarnya. Bayangan Sehun memeluk Sowon 1 jam yang lalu selalu ada dipikirannya. Ya! Taehyung tidak sengaja melihat Sehun dan Sowon ditaman dekat rumah Sowon. Tadinya Taehyung berniat akan ke rumah Sowon. Namun, saat diperjalanan dia melihat Sowon sedang bersama dengan Sehun. Jadi dia mengurungkan niatnya untuk berkunjung ke rumah Sowon. Dia melihat semuanya. Hatinya seperti ditusuk oleh ribuan jarum saat melihat Sehun memeluk Sowon. Satu hal yang harus kalian ketahui, TAEHYUNG MENYIMPAN PERASAAN PADA SOWON. Taehyung mulai mencintai Sowon dan melupakan Irene. Taehyung juga sangat tau bahwa dia tidak akan ada kesempatan untuknya karena Sowon sangat mencintai Sehun. Untuk yang kedua kalinya, TAEHYUNG HARUS MERELAKAN ORANG YANG DICINTAINYA.

***

Ji Eun melangkahkan kakinya menuju kafe kecil dipinggir jalanan kota Seoul. Dia mengedarkan pandangannya untuk menemukan orang yang sedang dicarinya. Ji Eun menghampiri orang yang sedang duduk membelakanginya.

"Chanyeol," panggil Ji Eun sambil tersenyum manis. Kemudian dia duduk berhadapan dengan Chanyeol.

Chanyeol pun membalas senyuman Ji Eun.

"Kenapa tiba-tiba kamu mengajakku bertemu?" tanya Ji Eun langsung.

"Tidak apa-apa. Aku hanya merindukanmu. Memangnya aku tidak boleh merindukan pacarku?" jawab Chanyeol. Sebenarnya Chanyeol mengajak Ji Eun bertemu karena dia ingin memastikan apakah Suho sudah memberitahu Ji Eun soal dirinya bersama seorang gadis dikafe. Dan bodohnya Chanyeol tidak ingat bahwa kafe yang dikunjunginya itu adalah milik Suho. Tapi mengingat perlakuan Ji Eun yang sama seperti biasa, Chanyeol bisa bernafas lega. Itu artinya Suho tidak memberitahu Ji Eun tentang masalah itu.

Ji Eun tertawa, "Kamu bisa saja."

"Kamu ingin pesan makanan?" tanya Chanyeol.

"Tidak usah. Aku tidak lapar."

"Minuman?" tanyanya lagi.

"Tidak perlu."

Chanyeol mengangguk-angguk, "Baiklah kalau itu maumu."

Mereka berdua pun menghabiskan waktu di kafe itu dengan mengobrol sambil sesekali disertai canda tawa.

***

Chen keluar dari ruangannya. Hari sudah sore, jadi dia memutuskan untuk pulang ke rumah. Sebagai CEO, banyak pekerjaan yang harus dikerjakannya. Dan selama beberapa hari terakhir dia disibukkan dengan berkas-berkas yang harus dikerjakannya. Dan untuk hari ini dia bisa bernafas lega karena pekerjaannya sudah terselesaikan. Jadi dia mempunyai banyak waktu untuk beristirahat.

Ting!

Pintu lift tertutup. Didalam lift hanya ada dirinya sendiri karena memang dia memakai lift khusus dirinya.

Ting!

Pintu lift terbuka. Chen melangkahkan kakinya untuk menuju mobilnya. Dia memang tidak memakai supir, hanya saat bepergian jauh saja dia menggunakan supir. Alasannya mudah, karena dia merasa risih dengan adanya supir.

bruuk!!

Seseorang menabrak dirinya cukup keras. Chen menunduk untuk melihat orang yang menabraknya itu. Dia ikut berjongkok untuk membantu membereskan isi didalam tas orang itu.

"Maafkan aku," ucap orang itu dengan menunduk.

Chen mengernyit. Dia seperti mengenali suaranya. Dia mencoba mengingat-ingat, namun hasilnya nihil, dia tidak ingat sama sekali.

Belum sempat Chen bertanya, orang itu sudah lebih dulu pergi meninggalkannya. Chen sempat mengejarnya, namun langkahnya harus terhenti saat orang itu memasuki lift.

Chen menghembuskan nafas putus asa. Dia mengusap kasar wajahnya. Dia berkacak pinggang. Chen sangat yakin kalau dia mengenali suara orang yang menabraknya itu. Namun Chen tidak bisa mengingatnya sama sekali.

Chen memutuskan untuk melanjutkan langkahnya. Saat ini, dia tidak ingin memikirkan apa-apa. Dia ingin cepat-cepat sampai rumah dan istirahat didalam kamar tanpa ada yang mengganggunya. Chen tersenyum dalam hati. Mungkin itu bisa dilakukan karena mengingat adiknya yang usil itu tidak ada dirumah. Jadi dia bisa menghabiskan waktu didalam kamar.

Love Whisper [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang