Kejadian tadi pagi yang menghebohkan satu sekolah, masih saja terus terpikirkan oleh Taehyung. Sungguh, semuanya begitu tiba-tiba. Yang dia tau, hubungan Sehun dan Irene baik-baik saja. Tapi kenapa mereka bisa sampai bertengkar, bahkan putus.
Siapa sih yang tidak kenal Sehun dan Irene?
Hampir satu sekolah membicarakan mereka berdua setelah kejadian tadi pagi. Mereka berdua mendadak jadi trending topik, walaupun bukan yang pertama kalinya.
Pletak!
Sebuah spidol mendarat mulus dikepala Taehyung. Dia meringis dan mengusap kepalanya yang terkena spidol. Didepan, sudah ada Pak Leeteuk yang menatapnya dengan tajam.
"Kamu melamun, Taehyung?" tanyanya.
"Tidak, Pak."
"Fokuslah belajar. Bila tidak ada minat dipelajaran saya, silahkan keluar."
"Tidak, Pak. Saya minta maaf karena melamun."
Pak Leeteuk tidak menanggapi perkataan Taehyung. Dia kembali mengajar seperti biasanya.
Taehyung menghela nafas, lalu dia memungut spidol dilantai yang tadi dilemparkan oleh Pak Leeteuk. Untung saja sekarang adalah jam pelajaran terakhir. Rasanya Taehyung ingin cepat-cepat pulang ke rumah. Sudah tidak betah berada di sekolah.
***
Suara mobil menderu dihalaman rumah Sowon. Ya! Seperti ucapannya, Sehun mengantarkan Sowon pulang ke rumah. Sehun keluar dari mobil lalu berlari memutari setengah mobil berniat membukakan pintu mobil untuk Sowon.
"Terima kasih," ucap Sowon kepada Sehun.
Sehun mengangguk. Kemudian Sowon keluar dari mobil. Tapi, baru saja dua langkah tubuh Sowon limbung. Mungkin akibat rasa sakit dikepalanya yang masih terasa. Dengan sigap, Sehun menangkap tubuh Sowon hingga Sowon jatuh dipelukkannya. Sowon mendongak menatap wajah Sehun, begitupun sebaliknya dengan Sehun. Dia juga menunduk menatap ke arah mata Sowon. Mereka bertatapan cukup lama.
Sowon mengalihkan pandangannya dari Sehun. Kemudian Sehun melepaskan pelukannya, walaupun tidak sepenuhnya melepaskan. Karena dia takut Sowon akan terjatuh lagi.
"Apa kepalamu masih terasa sakit?"
"Sedikit."
"Aku antar sampai dalam yah."
Sowon hanya mengangguk. Memang benar, kepalanya itu masih terasa sakit. Sehun mengantarkan Sowon masuk ke dalam. Dia mendudukan Sowon di sofa yang terdapat ditengah ruangan. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan rumah Sowon, tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan.
"Kamu tinggal dengan siapa?"
"Aku tinggal dengan kakakku."
"Dimana dia sekarang?"
"Dia sedang menjaga kafenya!"
"Lalu dimana orang tuamu?"
"Mereka bekerja di luar negeri."
Sehun hanya mengangguk.
Drrtt!! Drrrtt!
Ponsel Sowon bergetar. Diambilnya ponsel itu di dalam tas lalu mengangkat panggilan telepon yang masuk.
"Halo!" ucap Sowon terdengar lemah.
"Sowon, apa kamu baik-baik saja? Yerin tadi mengabariku, katanya kamu pingsan disekolah!" Terdengar suara kakaknya yang sepertinya sedang khawatir.
"Aku baik-baik saja."
"Apa perlu kakak antar kamu ke dokter?"
"Tidak usah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Whisper [END]
Fiksi PenggemarKim Sowon hanyalah gadis biasa yang beruntung memiliki pacar populer di sekolahnya. Ah, entahlah, itu semacam keberuntungan atau kesialan karena nyatanya Sowon harus mendapat berbagai makian dan hinaan dari teman sekolah karena dituduh telah merebut...