Sehun menghembuskan nafas putus asa. Dia melirik seorang gadis disampingnya yang sedari tadi enggan untuk melihatnya.
"Sowon, ayolah kamu jangan seperti ini. Oke! Aku salah. Aku minta maaf," ucap Sehun.
Namun, Sowon sama sekali tidak merespon ucapannya Sehun. Dia masih memalingkan wajahnya, menatap ke luar jendela mobil Sehun.
"Sayang, aku minta maaf. Lagipula tadi itu hanya masalah kecil. Aku pun tidak jadi menertawakanmu kan. Kamu jangan marah seperti ini," ucap Sehun lagi.
Masih sama. Tidak ada jawaban.
Sehun memutuskan untuk menepi dan memberhentikan mobilnya dipinggir jalan. Dia harus mengurus masalahnya dulu. Walaupun nanti dia bisa terlambat datang ke sekolah, tapi urusannya kali ini sangat penting.
"Kenapa kakak memberhentikan mobilnya?" tanya Sowon sambil menoleh ke arah Sehun.
Akhirnya, batin Sehun.
Sehun duduk menyamping menghadap Sowon. Dia menggenggam kedua tangan Sowon.
"Aku minta maaf. Aku mohon, kamu jangan marah lagi padaku," ucap Sehun lembut. Sangat lembut. Tatapannya sangat tulus.
Jantung Sowon berdetak lebih cepat saat Sehun menatapnya seperti itu. Dia memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Hey! Kenapa kamu memalingkan wajahmu? Tatap aku," ucap Sehun lagi.
Bukannya menatap Sehun, Sowon malah menundukkan kepalanya. Dia malu pada Sehun.
"Sowon, tatap aku."
Akhirnya Sowon pun memberanikan untuk mengangkat kepalanya dan menatap Sehun.
"Aku minta maaf. Aku tau kalau aku salah. Tapi mohon, kamu jangan marah seperti ini," ucap Sehun.
"A.. aku.. aku yang salah. Kakak tidak salah. Ini semua adalah salahku. Tidak seharusnya aku bersikap seperti itu. Lagipula ini hanya masalah kecil. Aku bersikap berlebihan. Jadi, aku minta maaf, kak," ucap Sowon.
"Kamu tidak marah lagi?"
Sowon menggeleng.
Sehun tersenyum lebar. Kemudian ia mengecup punggung tangan Sowon cukup lama. Pipi Sowon merona merah.
"Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu," ucap Sehun setelah mengecup punggung tangan Sowon.
"Aku juga mencintaimu," balas Sowon.
Sehun tersenyum senang.
"Sekarang sudah jam berapa? Nanti kita bisa terlambat," ucap Sowon panik.
"Tenang saja. Kalau pun nanti kita terlambat, kita habiskan hari ini dengan jalan-jalan. Bagaimana?" ucap Sehun.
Sowon mencubit tangan Sehun membuat Sehun memekik kesakitan.
"Tidak! Aku tidak mau. Ayo cepat jalankan mobilnya supaya kita tidak terlambat!"
"Baiklah!" ucap Sehun pasrah.
Lalu Sehun pun menjalankan mobilnya bergabung dengan kendaraan lainnya.
***
"Kamu ingin pesan makan apa?" tanya Yerin pada Sowon.
"Samakan saja denganmu," jawab Sowon.
Yerin mengangguk, "Kalau kamu, Eunha?"
"Samakan saja," jawab Eunha.
"Baiklah!" lalu Yerin pun pergi untuk memesan makanan.
Suasan kantin cukup ramai. Karena memang ini jam istirahat, jadi tidak salah lagi bila banyak murid yang memadati kantin untuk mengisi perutnya yang sudah meminta jatah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Whisper [END]
FanfictionKim Sowon hanyalah gadis biasa yang beruntung memiliki pacar populer di sekolahnya. Ah, entahlah, itu semacam keberuntungan atau kesialan karena nyatanya Sowon harus mendapat berbagai makian dan hinaan dari teman sekolah karena dituduh telah merebut...