16

626 76 4
                                    

Kriingg~~

Suara telepon rumah berbunyi. Sowon langsung berlari dari dapur menuju ruang tengah untuk mengangkat teleponnya.

"Halo!"

"Halo, Sowon. Apakah ini kamu?"

"Ya! Ini aku. Ada apa?"

Terdengar suara kekehan seseorang dari seberang telepon. Sowon mengernyit. Siapa orang yang meneleponnya? Suara seorang perempuan. Sekarang sudah pukul 11 malam. Sowon mencoba berpikir kemungkinan siapa orang yang meneleponnya malam-malam begini.

Mendadak bulu kuduk Sowon berdiri. Sowon bergidik ngeri. Dia menatap sekeliling rumahnya dengan pandangan takut. Saat ini, Sowon seorang diri dirumah. Suho, kakaknya itu belum pulang ke rumah. Mungkin masih berada dikafenya. Sowon berpikir seperti itu.

"Halo!"

Suara seseorang diseberang telepon membuyarkan lamunan Sowon. Dia mengerjap. Mencoba untuk berusaha bersikap tenang.

"Ya! Halo! Maaf, anda siapa?"

"Anak durhaka! Masa kamu tidak mengenali suara ibu kandungmu sendiri."

Sowon masih mencoba mencerna perkataan orang diseberang sana. Ibu kandung? Jangan-jangan...

"IBU!" teriak Sowon.

Seseorang diseberang sana tampak menjauhkan teleponnya dari telinganya saat mendengar teriakan Sowon. Kemudian dia menempelkan kembali pada telinganya.

"Iya! Ini ibu. Kamu jangan berteriak seperti itu, Sowon. Kamu membuat telinga ibu sakit."

Sowon hanya tersenyum memperlihatkan giginya walau dia tau ibunya tidak akan bisa melihatnya.

"Maafkan aku, ibu. Aku sangat terkejut. Ibu ini bagaimana sih? Ibu membuatku takut tau. Aku sudah memikirkan yang tidak-tidak. Ibu tau tidak, aku sangat ketakutan saat ada orang yang menelepon malam-malam begini."

"Memangnya kakakmu itu kemana? Apakah kamu sedang dirumah sendiri?"

"Kak Suho belum pulang. Aku dirumah sendiri. Tadi aku sedang membuat ramyeon karena tiba-tiba saja perutku lapar."

"Kemana perginya kakakmu itu? Sudah jam segini belum pulang juga, tega membiarkan anak perempuanku ditinggal sendiri dirumah. Bagaimana kalau terjadi sesuatu denganmu? Aku pastikan Suho tidak akan tinggal dirumah lagi. Aku akan mengusirnya bila itu terjadi."

"Mungkin dia masih dikafenya, bu."

"Bukankah kafenya tutup jam 9 malam? Kamu lihat jam berapa sekarang? Lihat saja besok ibu akan pulang dan memarahinya."

Sowon membulatkan mata saat mendengar kalimat terakhir ibunya. Ibunya akan pulang? Besok?

"Apakah ibu akan pulang besok?"

"Iya, ibu akan pulang besok."

Sowon bersorak ria. Akhirnya ibunya itu akan pulang ke rumah.

"Apakah ayah juga akan ikut pulang?"

"Ya! Besok ibu dan ayah akan pulang. Kamu tunggu saja ya! Aku tau kamu sudah tidak sabar untuk bertemu ibu, iyakan?"

Sowon mengangguk, "Ya! Aku sangat merindukanmu, bu."

"Ya! Aku tau itu. Apakah kakakmu sudah pulang?"

Sowon melirik ke arah pintu kamar Suho. Masih tertutup rapat. Itu tandanya Suho belum pulang.

"Belum, bu."

"Anak itu, lihat saja besok kamu tidak akan selamat dari ibu, Suho. Sudahlah! Kamu hati-hati dirumah. Bila ada orang yang mengetuk pintu selain kakakmu, jangan dibukakan. Oke! Ibu akan istirahat dulu. Ayahmu saja sudah terlebih dulu beristirahat."

Love Whisper [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang