Yerin membuka kedua matanya secara perlahan. Dia menoleh pada seseorang yang duduk disamping ranjang sambil menundukkan kepala.
"Jun," panggil Yerin lirih.
Jun mendongak. Dia terkejut saat tau kalau Yerin sudah bangun.
"Yerin, kamu tidak apa-apa kan?" tanya Jun khawatir.
Yerin menggeleng lemah, "Pipi kananku masih terasa sakit."
Jun menatap Yerin dengan miris, "Maafkan aku, sayang. Ini semua salahku."
"Tidak apa, Jun," ucap Yerin sambil tersenyum. "Kamu tidak kembali ke kelas?"
"Tidak. Aku tidak mungkin meninggalkanmu sendirian."
"Ya sudah. Terserah kamu saja."
Jun bernafas lega saat Yerin sudah bangun dari pingsannya. Sungguh! Jun sangat khawatir pada Yerin saat pacarnya itu terkena pukulan oleh Kai walaupun tidak sengaja. Seharusnya pukulan itu mendarat diwajahnya. Tapi entah bagaimana bisa mendarat diwajah Yerin.
***
"Iya, ibu. Aku akan selalu ingat pesanmu," ucap SinB pada seseorang ditelepon.
"Jangan lupa!"
"Iya, ibu. Ya sudah aku tutup dulu ya teleponnya."
Tut! Telepon ditutup secara sepihak.
Saat ini SinB sedang berjalan menuju supermarket untuk membeli kebutuhan dapur yang sudah habis. Dia memasukan ponselnya ke dalam tas selempang yang dibawanya. Karena kepala SinB menunduk, jadi dia tidak melihat ada orang yang berjalan berlawanan arah didepannya. Alhasil, SinB menubruk orang itu.
"Maafkan aku," ucap SinB. Lalu dia mendongak. Matanya langsung melebar saat mengetahui siapa orang yang ditubrukknya.
"K.. Kai," lirih SinB.
Kai juga sama-sama terkejut seperti SinB, "SinB."
SinB mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia salah tingkah saat mengetahui kalau orang itu adalah Kai, mantan pacarnya. SinB tidak mengira kalau dia akan bertemu lagi dengan Kai setelah cukup lama mereka tidak bertemu. Ada yang berbeda dengan Kai. Diwajahnya banyak luka lebam.
Pasti dia habis bertengkar, pikir SinB.
"A.. aku harus pergi. Permisi!" ucap SinB. Tapi baru saja dua langkah, tangannya ditarik oleh Kai membuat SinB harus memutar tubuhnya sehingga dirinya berhadapan dengan Kai.
"Kenapa kamu terlihat seperti menghindariku?" tanya Kai.
SinB melepaskan tangannya dari tangan Kai.
"Aku tidak menghindarimu. Tapi aku memang sedang buru-buru," jawab SinB. Toh, memang benar kalau saat ini dirinya sedang buru-buru.
Kai terus menatap SinB. Dia menatap ke mata SinB. SinB mengalihkan pandangannya agar tidak menatap Kai. Cukup lama. Terjadi keheningan diantara mereka.
"Aku merindukanmu!" Hingga suara tidak terduga Kai yang mengatakan kalau dirinya merindukan mantan pacarnya, SinB.
SinB salah tingkah. Dia mencoba menetralkan degub jantungnya yang berdetak cukup kencang.
Aduh! Mengapa aku yang salah tingkah seperti ini? batin SinB.
Tanpa aba-aba, Kai menarik SinB ke dalam dekapannya. Kai memeluk SinB dengan erat. SinB yang masih terkejut dengan perlakuan Kai hanya bisa terdiam.
"Aku sangat merindukanmu, SinB! Kenapa kamu menghilang seperti ditelan bumi? Aku sudah mencarimu tapi aku tidak menemukanmu. Dan sekarang, aku menemukanmu kembali," ucap Kai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Whisper [END]
FanfictionKim Sowon hanyalah gadis biasa yang beruntung memiliki pacar populer di sekolahnya. Ah, entahlah, itu semacam keberuntungan atau kesialan karena nyatanya Sowon harus mendapat berbagai makian dan hinaan dari teman sekolah karena dituduh telah merebut...