23

603 78 3
                                    

Tok!

Tok!

Tok!

"SOWON, APA KAMU SUDAH SIAP UNTUK PERGI KE SEKOLAH??" Teriak Suho dari luar kamar Sowon.

Sowon tersadar dari lamunannya. Dia segera menghapus air matanya. Entah sudah berapa kali air matanya menetes. Matanya bengkak dengan kantung mata yang hitam karena semalam dia tidak tidur.

Sungguh! Dia tidak bisa menerima semua ini. Dia tidak bisa menerima bahwa kini hubungannya dengan Sehun sudah berakhir. Dia sungguh tidak menyangka Sehun hanya mempermainkannya saja.

Tes!

Air mata menetes mengenai tangannya. Kemudian dia menghapusnya lagi.

Kamu lemah, Sowon! Hanya karena hubunganmu dengan Sehun sudah berakhir, kamu jadi seperti ini. Kamu harus kuat menghadapinya! batin Sowon.

Sowon memejamkan matanya. Dia mengingat kembali kenangannya bersama Sehun dulu. Sungguh dia masih mengingatnya dengan jelas.

Sowon membuka matanya kembali. Dia menatap dirinya pada pantulan cermin dikamarnya.

"Kamu harus kuat!" gumamnya sambil tersenyum tipis.

Sowon mengambil tasnya yang diletakkan diatas kasur. Lalu dia bergegas untuk menemui Suho yang sudah berteriak diluar kamarnya.

Baru saja Suho akan mengetuk pintu kamar Sowon lagi, pintunya sudah dibuka dari dalam.

"Kamu sedang apa? Kenapa lama sekali?" tanya Suho saat melihat Sowon.

Sowon tersenyum tipis, "Maafkan aku, kak."

Suho mengernyit, "Kamu kenapa? Kenapa wajahmu sangat pucat? Apa kamu sakit? Kalau kamu sakit tidak usah pergi ke sekolah."

"Tidak. Aku tidak apa-apa. Ayo! Nanti aku bisa terlambat!" ucap Sowon sambil menarik tangan Suho.

Hari ini, Sowon memang meminta agar Suho mengantarnya ke sekolah, karena biasanya Sehun yang menjemput dan mengantarnya pulang. Namun sekarang keadaannya sudah berbeda.

Suho menjalankan mobilnya menuju sekolah Sowon setelah berpamitan pada Rae Won dan Tae Hee, Ayah dan Ibunya.

Didalam mobil, tidak ada percakapan yang terjadi. Suho yang fokus menyetir dan Sowon yang sibuk dengan pikirannya.

Suho melirik ke sampingnya dimana adiknya sedang melamun. Entah apa yang sedang dipikirkannya. Ada yang berbeda dari Sowon, karena biasanya Sowon selalu membuat suasana yang hening menjadi ramai karena leluconnya, namun saat ini keadaan yang hening ini tetap menjadi hening. Tidak ada yang mencairkannya.

Setelah 15 menit, mobil Suho sampai disekolah Sowon. Suho menoleh ke sampingnya. Sepertinya Sowon belum sadar kalau saat ini dirinya sudah sampai karena dia masih sibuk dengan lamunannya.

"Sowon," panggil Suho.

Sowon tersadar dari lamunannya. Dia menoleh pada Suho, "Ya, ada apa kak?"

"Kita sudah sampai!"

Sowon melirik ke sekitarnya, "Oh, maafkan aku, kak. Aku tidak tau. Kalau begitu aku pergi dulu," ucapnya.

Saat hendak membuka pintu mobil Suho, gerakannya terhenti karena Suho mencekal tangan Sowon. Sowon menoleh ke arah Suho dan menatapnya bingung.

"Kenapa?" tanya Sowon.

"Kamu yang kenapa! Apa kamu ada masalah?"

"Ti.. tidak!"

"Jangan berbohong, Sowon."

Sowon terdiam. Dia bingung harus berbuat apa, karena tidak mungkinkan dia memberitahu tentang masalahnya pada Suho.

Love Whisper [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang