20

587 60 1
                                    

Chen terbangun dari tidurnya. Dia melirik jam yang menunjukkan pukul 2 dini hari. Tidak biasanya Chen terbangun seperti ini.

Chen turun dari ranjangnya dan mengambil air minum yang diletakan diatas meja. Dia meminumnya dalam sekali teguk. Kemudian menyimpannya lagi diatas meja.

SinB, batin Chen.

Entah karena apa tiba-tiba Chen rindu pada gadis itu. Gadis yang selalu bersama dirinya dulu namun sekarang Chen tidak tau keberadaan SinB. SinB tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Chen sudah berusaha mencarinya. Namun hasilnya nihil, Chen tidak menemukan SinB.

Chen menarik kursi disebelahnya lalu mendudukinya. Dia mengusap wajahnya kasar. Kenapa dirinya tiba-tiba merindukan SinB? Gadis yang berhasil meluluhkan hatinya. Ya! Chen menyimpan perasaan pada SinB. Mungkin karena mereka selalu bersama-sama. Namun, satu kenyataan yang harus diterima Chen, kalau SinB hanya menganggapnya kakak. Tidak lebih!

Chen juga tau hubungan antara SinB dengan Kai. Namun, karena SinB menganggapnya sebagai kakak, jadi mulai saat itu Chen bersikap pada SinB seperti kakak pada adiknya. Walaupun Chen melakukannya dengan berat hati karena dia menginginkan hubungannya dengan SinB lebih dari itu.

Chen menggeleng. Memikirkan itu malah membuat kepala Chen sakit. Dia bangkit dari duduknya lalu memilih untuk memejamkan mata kembali memasuki alam mimpi.

***

"Huh! Pelajaran tadi itu sangat memusingkan! Bagaimana bisa Pak Siwon memberi tugas yang sangat banyak sedangkan dia belum menjelaskan materinya! Dia dengan tenangnya duduk sambil memainkan ponselnya!" ucap Eunha setelah bel istirahat berbunyi.

Saat ini, Sowon, Yerin, Eunha dan tentu saja ada Jungkook dan Jun yang mengekor dibelakang mereka sedang berjalan dikoridor menuju kantin.

"Kamu seperti tidak tau Pak Siwon saja. Dia kan selalu begitu!" timpal Yerin. Hari ini dia masuk sekolah. Jun sudah melarang Yerin agar tidak masuk sekolah karena kejadian kemarin yang menyebabkan pipi kanannya sedikit bengkak. Namun, Yerin memaksa agar masuk sekolah.

Eunha mendengus.

"Sudahlah, sayang. Tidak usah dipikirkan!" ucap Jungkook lalu merangkul Eunha.

Saat mereka sudah sampai kantin, mereka mencari bangku yang kosong lalu mendudukinya. Yerin yang memang biasa bertugas untuk memesan makanan mulai pergi meninggalkan mereka untuk memesan makanan ditemani oleh Jun.

"Bukankah itu Kak Kai? Mengapa dia hanya berdua dengan Kak Baekhyun saja? Kemana Kak Sehun?" tanya Eunha kemudian melirik ke Sowon.

Sowon pun memperhatikan Kai dan Baekhyun yang berjalan hanya berdua. Dia mengernyitkan dahinya.

Kemana Kak Sehun? Kenapa dia tidak terlihat? batin Sowon.

"Sowon," panggil Eunha.

Sowon menoleh pada Eunha.

"Kemana Kak Sehun? Apakah dia sakit?" tanyanya.

"Sayang, kenapa kamu menanyakan itu? Lagipula itu bukan urusanmu kan?" ucap Jungkook.

Eunha menoleh pada Jungkook. Dia menatap Jungkook dengan malas.

"Ya, baiklah! Bilang saja kalau kamu tidak suka aku menanyakan Kak Sehun!" ucap Eunha.

Jungkook terkekeh, "Itu sudah tau!"

Eunha mendengus.

***

Malam harinya, Sowon langsung menghubungi Sehun. Dia penasaran mengapa pacarnya tidak masuk sekolah. Biasanya dia dan Sehun akan berangkat sekolah bersama. Namun, tadi dia diantar oleh ayahnya ke sekolah. Jadi tidak berangkat dengan Sehun.

"Huh! Kenapa ponselnya tidak aktif?" tanya Sowon saat mengetahui bahwa nomor yang ditujunya tidak aktif. "Kakak kemana sih?" lanjutnya.

Sowon sudah mencoba menghubungi nomor Sehun lagi. Namun hasilnya tetap sama. Hanya suara operator yang didengarnya.

Sowon melemparkan ponselnya ke atas kasur dengan kesal. Dia melangkahkan kakinya menuju balkon kamarnya. Walaupun udara malam ini dingin, tapi tidak membuat Sowon untuk masuk kembali ke kamarnya. Dia berdiri dibalkon dengan kedua tangan memeluk tubuhnya.

Mengapa tiba-tiba hatiku gelisah? batin Sowon.

Cukup lama Sowon berdiri dibalkon kamarnya. Dia sibuk dengan pikirannya yang melayang kemana-mana.

Satu jam Sowon berdiri dengan angin malam yang dingin. Apalagi saat ini ia hanya mengenakan kaos tipis.

Sowon menghela nafas. Ini sudah pukul 10 malam. Dia memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya.

***

Waktu sudah menunjukan pukul 10 pagi. Namun, ada sosok yang masih tertidur dengan nyenyak dibalik selimut.

"SOWON!!! APA KAMU AKAN TIDUR TERUS?? INI SUDAH SIANG!!!" teriak Tae Hee dari luar kamar.

Sowon hanya mengeliat merubah posisi tidurnya. Dia masih enggan untuk bangun. Berhubung hari ini adalah hari libur, jadi Sowon memutuskan menghabiskan waktunya untuk bersantai. Lagipula hari ini dia tidak mempunyai kegiatan.

"Ya ampun!! Anak perempuanku masih saja tidur!" ucap Tae Hee setelah membuka pintu kamar Sowon. Tae Hee berjalan menghampiri Sowon. Dia menarik selimut yang menutupi tubuh Sowon.

"Hey!! Bangun!! Ini sudah siang!! Memangnya kamu tidak punya kegiatan??" ucap Tae Hee.

Sowon hanya mengeliat dan melanjutkan kembali tidurnya.

Tae Hee berdecak. Kemudian terlintas ide jahil untuk membangunkan Sowon.

"Sowon, apa kamu akan terus tidur? Ada Sehun yang sudah menunggumu dibawah!" ucap Tae Hee.

Seketika mata Sowon langsung terbuka. Dia langsung bangun.

"Benarkah? Kenapa Ibu tidak membangunkanku daritadi?" ucap Sowon. "Ya ampun! Aku harus bagaimana? Kak Sehun pasti marah," lanjutnya.

Tae Hee terkekeh saat melihat putrinya seperti orang kebingungan.

"Sudahlah! Ibu hanya bercanda. Dibawah tidak ada Sehun!"

Sowon menatap Tae Hee dengan kesal, "Itu tidak lucu!" ucapnya dan menatap Ibunya tajam.

"Hey! Kamu berani menatap Ibu seperti itu? Lihat saja! Ibu tidak akan memberimu uang bulanan," ancam Ibunya.

Seketika tatapan Sowon langsung berubah, "Ibu jangan seperti itu. Tadi  aku hanya bercanda," ucapnya.

"Sudahlah! Cepat kamu mandi dan pergi ke kafe Suho. Temui Suho. Tanyakan padanya kenapa semalam dia tidak pulang dan tidak menelepon," ucap Tae Hee. Kafe Suho memang sudah  kembali dibuka setelah menemukan orang yang membawa kabur keuangan di Kafenya. Beruntung orang itu masih menyimpan uangnya dengan baik dalam jumlah yang sama dan malangnya nasib orang itu karena uang hasil curiannya diambil kembali dan dirinya dipecat dari pekerjaannya.

"Baiklah," jawab Sowon dengan terpaksa. Sungguh! Hari ini dia ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai dan tidur sampai siang. Namun, Ibunya adalah perusak jadwalnya dihari libur ini.

"Cepat!" ucap Tae Hee kemudian pergi meninggalkan kamar Sowon.

Sowon dengan terpaksa bangkit dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

***

Sowon melangkahkan kakinya memasuki kafe Suho. Sesekali dia tersenyum saat bertemu dengan karyawan di kafe itu.

Langkahnya terhenti saat melihat dua karyawan sedang duduk berdua berhadapan sambil bermesra-mesraan. Huh! Bagaimana bisa mereka berduaan dan bersantai sedangkan kafe sedang ramai seperti ini, pikirnya.

Sowon menghampiri dua karyawan itu, "Hey! Kalian ini bukannya bekerja malah bermesraan! Ayo cepat bekerja. Kalian tidak lihat kalau kafe sedang ramai, hah?" ucapnya.

Sana dan Wonwoo, karyawan yang duduk berhadapan itu langsung bangkit dari duduknya dan kembali melaksanakan pekerjaannya.

"Memang aneh!" gumam Sowon. Kemudian dia kembali berjalan menuju ruangan Suho.

Love Whisper [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang