Part 15

817 66 1
                                    

Langit malam ini terlihat begitu indah dengan berjuta-juta bintang yang menghiasinya. Andri yang saat itu tengah duduk melamun di luar rumah pun terpaku akan keindahan langit di malam hari ini.

Tak sengaja dia teringat akan taruhannya dengan sang Ayah.

“Kalau gue gak bisa bawa Indonesia juara, gue pasti dipaksa buat nuruti kemauan si tau bangka itu! Gue gak mau jadi dokter, apalagi dijodohin sama anak temennya.”

“Gak kebayang deh gimana jadinya kalau gue nikah sama orang yang gak gue kenal, kalau orangnya kayak Naomi sih gue mau mau aja, tapi gimana kalau orangnya kaya eli sugigi, giginya offside?” ucap Andri dalam lamunannya.

Naomi yang melihat Andri duduk melamun pun berjalan menghampirinya.

“Sendirian aja, Ndri?” ucap Naomi.

Karena tengah melamun, Andri tidak menyadari kalau sudah ada Naomi di sampingnya.

“Andri, helloo...” ucap Naomi sambil melambaikan tangannya di depan wajah Andri.

Andri pun tersadar dari lamunannya, “Eh, lu Mi. Sejak kapan lu duduk di sini?”

“Sejak tadi kalee..” dumel Naomi.

“Ohh.. gue kira sejak negara api menyerang. Lagian lu datengnya kayak jaelangkung aja, datang tak diundang, pulangnya minta ongkos.”

“Jahat ya kamu, nyamain aku sama jaelangkung, emang muka aku mirip setan apa?” kesal Naomi.

“Yaelah, gitu aja ngambek.”

“Biarin,” ucap Naomi dengan wajah cemberutnya.

“Ihs, udah tua masih aja ngambek, malu sama umur neng,” celetuk Andri asal.

“Apa kamu bilang?” geram Naomi.

“Muka lu itu, muka-muka orang tua” balas Andri tanpa dosa.

“Enak banget yah kamu ngatain aku tua, nih rasain!!” geram Naomi kesal lalu memukul bahu Andri berkali-kali sampai membuat lelaki itu mengiris kesakitan.

Saat Andri mencoba menghentikan aksi Naomi, tak sengaja pandangan mata mereka bertemu. Keduanya terpesona satu sama lain.

“Cantik.” Tak sengaja kalimat itu keluar begitu saja dari bibir Andri.

“Hah? Kamu bilang apa tadi? Cantik? Maksud kamu aku cantik, masa sih?” balas Naomi kegeeran.

“Hahh! Nggak, lu salah denger kali, siapa yang bilang lu cantik” balas Andri gelagapan mencari alasan.

“Oh... jadi menurut kamu, aku ini gak cantik, gitu?” ucap Naomi dengan tatapan tajamnya.

“Siapa juga yang bilang kalau lu nggak cantik, lu cantik kok, cantik banget” jawab Andri.

Meskipun berwajah cantik, ternyata Naomi bisa menjadi orang yang menakutnya layaknya ibu tiri sedang mencari mangsa.

“Ah, masa..” ucap Naomi tersipu malu.

“Iya,” jawab Andri, sedetik kemudian tatapan mata lelaki itu menjadi teduh, tatapannya tak teralihkan dari Naomi, “yah.. lu adalah wanita sempurna yang pernah gue lihat selama ini, beruntung gue bisa kenal sama lu, Naomi” batin Andri berkata.

Sedetik kemudian Andri mengkeritkan dahinya saat melihat ekspresi wajah Naomi berubah menjadi sedih.

“Kenapa?” tanya Andri heran.

“Kayaknya Yusuf benar-benar terpukul deh mendengar kabar kalau Farah sudah meninggal. Mungkin karena kesedihan itu juga Yusuf memutuskan untuk keluar dari timnas” jawab Noami.

Cinta dan Sepak bola (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang