“Yu... Yusuf”
Yah, tiba-tiba saja Yusuf muncul di sana, hal itu membuat semua staff Timnas Indonesia cukup tercengang, terutama Pelatih.
“Apa masih ada posisi kosong bisa saya isi, Pelatih?” tanya Yusuf.
Pelatih tersenyum sejenak lalu menganggukkan kepalanya, “Tentu saja” jawabnya
Yusuf pun tersenyum kemudian masuk dan bergabung dengan rekan-rekan lainnya. Setelah itu baru pelatih menjelaskan taktik yang ada mereka gunakan dibabak kedua nanti.
“Oke, berhubung Yusuf sudah kembali, kita akan ubah strategi kita dibabak kedua,” Pelatih mulai menjelaskan, “kita akan pakai fomasi 4-3-3, saya akan turunkan Riyan pada kick-off babak kedua,”
“Untuk penyerangan, saya andalkan pada Riyan, Aang dan juga Andri untuk mengisi posisi depan” ucap Pelatih membuat ketiga pemain itu terkejut, terutama Aang dan Riyan yang posisi sebenarnya adalah pemain tengah.
“Kenapa saya dan Riyan pindah posisi, Pelatih?” tanya Aang
“Sebenarnya kalian tidak pindah posisi, hanya saja posisi kalian maju agar lawan mengira kita menggunakan strategi 4-3-3, tapi formasi yang sebenarnya kita pakai adalah 4-5-1” jelas pelatih, kedua pemain itu mengangguk paham
“Dan seperti taktik sebelumnya, kita fokuskan serangan pada Andri, kalian berdua mengerti?” tanya pelatih pada Aang dan Riyan.
Kedua pemain itu pun mengangguk, “Mengerti pelatih!!” jawab keduanya.
“Untuk posisi bertahan, saya serangkah pada Yusuf, Yogi, Willy dan Herman. Tapi saya punya tugas untuk Yusuf dan Willy, karena kalian memiliki postur besar dan kecepatan, saya ingin kalian jaga ketat pemain bernomor punggu 10, Touch Roma, dia sangat berbahaya bagi pertahanan kita” jelas Pelatih lagi.
“Baik pelatih” jawab keduanya.
“Itu saja taktik yang saya pikirkan” ucap Pelatih.
“Hanya itu, Pelatih? Apa pelatih tidak terpikirkan bagaimana cara kita membobol gawang Kamboja, kippernya itu sangat hebat?” tanya Andri
Namun, pelatih menggelengkan kepala, dia tidak menemukan cara untuk masalah itu. Hal tersebut membuat para pemain kebingungan!
“Hanya ada satu cara!” ucap pelatih tiba-tiba.
“Apa itu, pelatih?”
“Kalian harus bermain lepas!” jawab pelatih.
Beberapa pemain mengkerinyitkan dahinya heran, mereka tidak mengerti dengan ucapan pelatihnya itu. Bermain lepas? Dibabak pertama saja yang bermain dengan hati-hati tetap saja membuat para pemain Indonesia kesulitan, apalagi bermain lepas!
“Maksud Pelatih?”
“Maksud pelatih itu kita harus bermain lepas, anggap saja ini bukan partai final, tapi latihan tanding biasa. Kalian itu terlalu bermain dengan hati-hati dibabak pertama tadi, hal itu membuat pikiran kalian tertekan, jadi dibabak kedua nanti kita harus bermain lebih santai dan menikmati permainan” jelas Riyan.
“Benar kata Riyan, kalian harus lebih santai dan nikmatilah pertandingan, karena saat kita menikmati permainan dengan tanpa ada beban, saya percaya kita pasti bisa menang. Jadi, kuncinya adalah lebih menikmati permainan” sambung pelatih.
Akhirnya semua pemain pun paham, jadi mereka harus bermain lebih santai lagi di babak kedua nanti.
Setelah waktu break berakhir, pertandingan pun kembali dimulai, semua pemain dari kedua tim mulai memasuki lapangan.
“I..itu, bukannya Yusuf” ucap Rona tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Semua pandangan pun langsung tertuju pada pemain bernomor punggung 4 tersebut, dan seketika seisi setadian langsung ricuk dan menyorakkan nama Yusuf.
“Iya bener, itu kak Yusuf” pekik Bella
“Woooowww.... kak Yusuuuff!!!” teriak Yupi senang luar biasa melihat Yusuf kembali ke timnas
Sedangkan dilapangan...
“Kayaknya masyarakat Indonesia menyambut kedatangan lu, Suf” ucap Yogi.
Yusuf hanya tersenyum menanggapinya, dia benar-benar tidak menyangka akan seperti ini reaksi masyarakat Indonesia ketika dia kembali mengisi squat timnas.
“Suf, nih..” tiba-tiba Aang melepas ban capten dan memberikannya pada Yusuf
“Loh, kenapa lu kasih ke gue?” tanya Yusuf heran.
“Karena cuma lu yang pantes pake ini” jawab Aang.
Yusuf hanya terdiam setelah mendengar ucapan Aang itu.
“Bener kata Aang, meskipun gue masih kecewa sama sikap lu sebelumnya, tapi gue akui cuma lu yang pantes jadi capten timnas Indonesia” saut Riyan yang tiba-tiba mendekat.
“Lu..” balas Yusuf terharu.
“Gue juga.. mau.. minta.. maaf, soal perlakuan gue waktu itu,” ucap Riyan gugup, “seharusnya gue gak boleh asal main pukul aja,” lanjutnya.
Yusuf menggeleng pelan, “Nggak, apa yang lu lakuin waktu itu bener, gue pantes dipukul. Thanks udah bikin gue sadar” balas Yusuf
“Oke, sebagai balasan karena gue udah bikin lu sadar, gue mau lu main yang serius dipertandingan ini, lu taukan ini penentuang bagi Indonesia” ucap Riyan.
“Tenang aja, selagi ada gue, pertahanan Indonesia gak balas bisa ditrobos. Kita pasti bisa membalik keadaan” balas Yusuf.
“Oke!” ucap Riyan. Kemudian dia berlalu dan bersiap diposisinya.
Setelah semua pemain sudah bersiap diposisi masing-masing, pertandingan babak kedua pun dimulai.
Tuan rumah memulai kick-off babak kedua ini dengan santai, mereka berhasil menguasai jalannya pertandingan sampai pertengahan babak kedua. Permainan Indonesia juga mulai terbentuk setelah dimasukannya Riyan.
Alhasil, pada menit ke-49 mereka hampir berhasil memperkecil ketertinggalan. Bola sepakan kaki kanan Riyan berhasil ditepis oleh kiper dari kamboja dan melambung keluar lapangan.
Namun, Andri berhasil memperkecil ketinggalan lewat eksekusi tendangan bebas. Tendangannya dengan mulus merobek jalah gawang timnas Kamboja.
Berselang sepuluh menit kemudian Indonesia kembali menambah goalnya. Riyan berhasil memanfaatkan umpan lambung yang diberikan Willy.
Asa tim tuan rumah tidak bertahan lama karena Kamboja menambah keunggulan pada menit ke 67’, tendangan Tuch Roma dari luar kotak pinalti berhasil menembus penjagaan Kiper dari Indonesia.
Kamboja terus menekan tuan rumah sepanjang pertengahan menit babak kedua, para pemain bertahan Indonesia mati-matian menjaga daerahnya supaya tidak mampu ditembus lawan.
Sampai pada menit ke-88 Indonesia berhasil melakukan serangan balik, serangan yang dikomandoi Riyan itu berhasil menembuh pertahanan Kamboja.
Namun, Tiba-tiba...
DEG!!
“Argh!! Sial” bahu kanan Riyan mulai terasa sakit lagi, “kenapa harus terjadi disaat-saat seperti ini!! Argh... gue harus kuat, gue harus kuat, GUE HARUS KUAT!!!!”
Riyan terus menahan rasa sakit yang amat sakit dibahunya. Meskipun beberapa kali dia menggeram kesakitan, tapi Riyan terus berlari membawa bola ke dalam kotak pinalti, setidaknya dia harus mencetak goal untuk kedua kalinya
Dengan sekuat tenaga Riyan langsung melakukan tembakan keras, tendangannya itu meluncur dengan deras dan berhasil menembus gawang Kamboja.
Tapi, seketika itu juga Riyan tersungkur jatuh dan langsung hilang kesadarannya. Seluruh stadioan bergemuruh melihat Riyan yang tiba-tiba pingsan di tengah lapangan.
“KAK RIYAN!!”
“RIYAN!!”
Bella dan Indra sangat terkejut melihatnya. Bukan, bukan hanya mereka berdua, tapi seluru penonton yang mengaksikan pertandingan itu terkejut melihatnya.
Tim medis langsung membawa Riyan keluar lapangan untuk melakukan pencegahan hal buruk yang akan terjadi padanya. Tapi sayang, tim medis tidak mampu mengatasinya dan membuat Riyan harus dilarikan kerumah sakit.
Hal itu membuat pertandingan berhenti beberapa saat, tapi setelah itu dilajutkan kembali.
****
Pelatih dan beberapa staff timnas menunggu dengan gelisah didepan ruang dawat darurat, menunggu keluarnya dokter yang menangani Riyan saat itu.
Tak berselang lama, dokter itu pun keluar dan membuat Pelatih langsung menghampirinya.
“Bagaimana kondisinya, Dok?” tanya Pelatih
“Kondisi Riyan sangat buruk, keretakan dibahu kanannya semakin parah, kita harus segera melakukan tindakan, kalau tidak dia akan kehilangan fungsi lengan kanannya” jelas dokter itu.
“Sudah kuduga kalau hal ini akan terjadi, dasar anak keras kepala” batin Pelatih. Dia teringat tentang kejadian dimana Riyan memaksa ikut bermain dalam partai final setelah memberitahu kalau bahu kanannya bermasalah.
Meskipun pelatih sudah melarangnya, tapi Riyan tetap ngotot ingin bermain, sampai berdebatan kecil terjadi diantara mereka.
“Kalau begitu, tunggu apalagi dok! Cepat lakukan itu” ucap Pelatih.
“Tapi sebelumnya, kami harus mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga Riyan dulu, kalau tidak, tindakan operasi tidak akan bisa kami dilakukan” balas Dokter itu membuat Pelatih gelisah.
“Kalau begitu, lakukanlah dok!” tiba-tiba suara itu mengalihkan perhatian mereka. Pelatih cukup terkejut melihat kedatangan lelaki itu
“Dia....”
-Bersambung-
Pergi ke pasar bareng si sopo
Pulangnya ketemu si bolo.Maapin aa kalau masih banyak typo
Karena aa masih jomblo!!Tinggalkan jejaknya yo. Biar si jomblo ini gak makin kesepian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Sepak bola (COMPLETED)
Teen FictionKisah tentang 4 orang sahabat yang berusaha membawa indonesia juara dalam ajang bergengsi Asia. Mereka juga berusaha memenangkan cinta mereka masing-masing. Bagaimana perjuangan mereka dalam melakukan semua itu, semuanya teringkas dalam kisah ini.