“Kita, kalah” jawab Aang pelan.
“A.. apa!! Kalah??” ucap Riyan tidak percaya, bagaimana bisa Indonesia kalah, bukan kah sebelum Riyan pingsan, skor saat itu hanya selisih satu goal, Riyan percaya Indonesia bisa unggul dalam menit-menit terakhir.
Tapi, jawaban yang diberikan Aang sangat berbeda dengan dugaannya, Indonesia kalah.
“Maafin gue yah, coba aja cidera gue gak kambuh saat itu, kita pasti bisa menang” ucap Riyan lesu, dia merasa bersalah karena dia tidak bisa memberikan yang terbaik bagi Indonesia dan teman-temanya.
“Ini bukan salah lu kok, kitanya aja yang gak bisa bermain maksimal dimenit-menit terkahir” sanggah Aang.
“Bener, Yan. Lu gak usah menyalahkan diri sendiri. Dan yang terpenting saat ini adalah kesembuhan lu, lu gak usah merasa terbebani atas kekalahan kita” sambung Yusuf.
“Iya, lagian meskipun kita kalah, tapi kita lolos kualifikasi piasa dunia U-21, ini semua berkat lu, Riyan. Lu mengajarkan kepada kita kalau kita harus terus berjuang dalam keadaan apapun, gue salut sama lu” ucap Adndri juga.
Senyuman tipis terukir dibibir Riyan, dia sangat bersyukur punya sahabat seperti mereka yang selalu mengerti Riyan, terutama Aang.
“Thanks ya. Gue bersyukur punya sahabat kayak kalian, gue juga mau minta maaf karena selama ini sikap gue selalu dingin sama kalian, tapi kalian selalu berbisak baik meskipun sikap gue begitu” ucap Riyan.
“Iya lah, kita kan sahabat bagaikan kepongpong” saut Aang.
“Kayak judul lagu” ucap Andri berhasil merusak suasana. Tapi, mereka tertawa mendengar hal itu.
Suasana kamar itu pun menjadi hangat penuh tawa dan canda, sebuah awal dari kisah harmonis mereka baru saja dimulai dan akan terus berlanjut, selamaya...****
Setelah dari rumah sakit, Andri sengaja mengajak Naomi pergi ke sebuah tempat, entah kenapa saat ini Andri ingin menghabiskannya dengan Naomi di tempat yang tenang.
Danau, adalah menjadi tempat pilihan Andri.
“Kenapa kamu ngajak aku ketempat seperti ini?” tanya Naomi saat mereka tiba ditempat rekreasi wisata alam.
“Nggak tau, lagi pengen ketempat kayak gini aja” jawab Andri.
Mereka pun memilih duduk di tepian danau, menatap lurus kedepan melihat damainya air danau yang sangat jernih.
Sekilas Naomi melirik kearah Andri, tumben sekali lelaki itu diam saja, biasanya dia akan banyak bicara kalau berduaan dengan Naomi.
“Kamu kenapa? Masih kepikiran kekalahan Indonesia?” tanya Naomi menyadar perbedaan sikap Andri dari yang dulu.
Andri menggeleng pelan, “Bukan, gue cuma kepikiran gimana nasib gue kedepannya?” jawab Andri masih menatap kedepan.
“Emangnya kenapa?” tanya Naomi penasaran.
“Gue udah janji sama ayah gue, kalau gue gak bisa membawa Indonesia juara dipiala Asia kemarin, gue harus berhenti bermain bola dan harus jadi dokter seperti dia. Ditambah lagi gue harus nerima perjodohan yang udah dia rencanakan, mau gak mau gue harus mau” jelas Andri murung.
Naomi terjekut mendengar penjelasan Andri, dia merasa kasihan dengan Andri karena dia mengerti apa yang dirasakan lelaki itu.
Perjodohan! Sebuah kata yang mejadi momok masalah kedua sejoli ini, ternyata bukan hanya Andri yang herus merasakan kejamnya sebuah perjodohan.
“Aku tau gimana perasaan kamu, karena aku juga merasakan hal yang sama. Gak enaknya orang yang dijodoh-jodohin itu” ucap Naomi.
“Maksud lu?” tanya Andri, tapi sepertinya dia tau apa maksud gadis itu.
“Iya, aku juga dijodohkan sama orang tua aku, makanya aku gak bisa nerima perasaan kamu,”ucap Naomi terhenti sejekan, “aku tau kamu suka sama aku. Karena aku juga suka sama kamu” jelas Naomi.
Andri sangat terkejut mendengar kalimat yang diucapkan Naomi, ternyata dia... dia menyukainya.
“L..lu!!” kaget Andri
“Iya, aku juga suka sama kamu. Tapi, sebesar apapun cinta kita, sepertinya tuhan tidak akan menyatukan kita karena perjodohan itu” jawab Naomi.
Andri tertunduk lesu, benar kata Naomi, meskipun mereka saling jatuh cinta, mereka tidak bisa bersatu karena perjodohan masing-masing.
“Meskipun begitu, gue seneng, ternyata cinta gue sama lu terbalaskan, thanks udah balas rasa ini” ucap Andri tersenyum meskipun hatinya bersedih.
Naomi tersenyum sambil menganggukkan kepala, meskipun mereka tidak bisa bersatu, tapi Naomi bersyukur bisa mencantai lelaki yang selalu bisa membuatnya tersenyum. Tapi sayang, di saat seperti ini Naomi tidak bisa membuatnya tersenyum.
“Oh iya, Piala Asiakan udah selesai nih, rencana kalian kedepannya gimana?” tanya Naomi penasaran dengan hal itu.
“Kita bakal balik lagi ke Jepang buat lanjutin training soccer di sana, masih ada satu tahu lagi kita di sana” jawab Andri.
“Yah, itu berarti kita bakal berpisah dong” ucap Naomi cemberut.
“Tenang aja, kita pasti ketemu lagi kok, gue percaya dengan hal itu,” ucap Andri.
Setelah itu mereka berdua diam, tidak ada pembicaraan lagi yang tercipta karena kedua terpaku dengan pemandangan yang ada di depan mereka. Tapi, tiba-tiba hujan turun, meskipun tidak tertalu deras, tapi itu memaksa mereka untuk pulang.-oOo-
“Akhirnya dateng juga si anak payah itu” sinis seorang lelaki saat melihat kedatangan Andri.
“Papah!!” geram mamahnya Andri, Melisa.
Kini mereka tengah berada disebuah restourant untuk melangsungkan acara perjodohan. Seperti apa yang sudah ditaruhkan, kalau Andri gagal membawa Indonesia juara, mau tak mau dia harus menerima apapun permintaan dari sang ayah.
Dengan wajah cemberut Andri berjalan menghampirinya, di sana juga terlihat orang yang tidak Andri kenal duduk bersama kedua orang tuanya, sepertinya mereka itu adalah orang tua gadis yang akan dijodohkan dengannya
“Nah ini Kris, anak aku” ucap Melisa pada lelaki yang duduk didepannya.
“Loh, jadi anak kamu dia, Andri Prasetya. Bukannya dia pemain timnas Indonesia U19 yah?” tanya Lelaki yang bernama Kris itu.
“Bener, Om” jawab Andri berusaha sopan.
“Wah wah waahh, saya bakal punya mantu pemain timnas ini, kamu juga menyambet gelar top skor kan di piala Asia kemarin?” tanya Kris lagi, Andri menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
“Tetep aja Indonesia kalah!” sinis Ayahnya Andri, Luki.
“Papah!! Dijaga dong omongannya, ini kita di depan besan” geram Melisa melihat tingkah tak sopan suaminya itu.
Luki hanya diam menanggapinya. Sedangkan Andri terlihat menahan emosinya, dia merasa perkataan dari ayahnya itu menyindir kesar untuk dirinya karena sudah gagal membawa Indonesia juara.
“Tapi meskipun begitu, om bangga sama kamu, permainan kalian luas biasa, apalagi dibabak kedua. Andaikan Riyan Putra Gunawan tidak cidera, saya percaya kalian bisa menang, kamu dan dia itu adalah duet maut yang mematikan” saut Kris mencoba menenangkan amarah yang tersorot dimata Andri.
Luki mencibir pelan, entah kenapa dia sangat benci mendengar kalimat itu, tapi dia juga mengakui kalau permaianan Indonesia saat itu sangatlah memukau. Apalagi Asia sudah mengakui kalau Andri dan Riyan adalah duet terbaik di Piala Asia kemarin.
“Oh iya, anak kamu mana?” tanya Melisa.
“Hmm.. mungkin sebentar lagi dateng, dia bilang masih dalam perjalanan ke sini” jawab Intan, istri dari Kris.
“Yaudah, kita tunggu sebentar lagi aja,” ucap Melisa, “kamu mau pesan apa?” tanyanya pada Andri.
“Nanti aja deh, Mah” jawab Andri.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya orang yang mereka tunggu pun muncul, Andri sangat terkejut melihat gadis itu, begitu juga sebaliknya.
“Loh, Andri, kamu ngapain di sini?” tanya gadis itu.
“Lu juga ngapain di sini?” tanya Andri balik.
“Aku ke sini mau...” ucap gadis itu terhenti saat menyadari sesuatu, begitu juga dengan Andri yang sepemikiran dengan gadis itu, mereka terkejut menyadarinya.
“Kamu udah kenal sayang, sama Andri?” tanya Intan pada putrinya. Gadis itu pun mengangguk,
“Iya, Mah. Naomi kenal sama dia” jawab gadis itu yang ternyata Naomi.
-Bersambung-Masih adakah yg baca??
Kalau ada, tinggalin jejak!
![](https://img.wattpad.com/cover/124703703-288-k142389.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Sepak bola (COMPLETED)
Teen FictionKisah tentang 4 orang sahabat yang berusaha membawa indonesia juara dalam ajang bergengsi Asia. Mereka juga berusaha memenangkan cinta mereka masing-masing. Bagaimana perjuangan mereka dalam melakukan semua itu, semuanya teringkas dalam kisah ini.