Par 10

1K 61 4
                                    

PRIIITTH...!!!

Pertandingan pun dimulai.

Thailand memulai kick-off babak kedua ini dengan sangat baik, pada menit-menit awal mereka berhasil menguasai jalannya pertandingan.

Mereka terus melakukan passing-passing pendek demi mencari kesempatan untuk melakukan serangan.

Dan kesempatan itu pun mereka dapatkan.

Berawal dari ketidak fokusan Yogi menjaga pemain lawan, hal itu dimanfaankan oleh pemain lawan untuk menerobos daerah pertahanan bersamaan umpan trobos yang dilakukan oleh rekan setimnya.

Pemain bernomor punggu 8 itu berlari sangat cepat menyisir sisi kanan, ketika bola sudah dalam penguasaannya, dia langsung melakukan tembakan keras dari pojok kanan kotak pinalti.

Bola yang ditandangnya pun melaju sangat deras, tapi sayang, Dani berhasil menepisnya dan membuat bola keluar dari lapangan.

Wasit mengadiahkan sepak pojok bagi Thailand, pada kesempatan itu mereka benar-benar tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

Bola yang ditendang dari sudut lapangan itu melambung tinggi ke tengah kotak pinalti.

Secepat kilat, Min Tong langsung melakukan sundulan keras yang tidak bisa dibendung oleh penjaga gawang Indonesia.

Sundulan itu pun berhasil mengubah kedudukan menjadi 2-0. Indonesia makin tertinggal jauh dari Thailand.

Terlihat wajah frustasi dari para pemain Indonesia, mereka harus mencetak 3 goal demi mengubah kedudukan. Tapi, apa mereka bisa, jangankan 3 goal, 1 goal pun sangat sulit mereka lesatkan.

Riyan yang melihat teman-temannya frustasi pun menjadi kesal.

“Gue gak nyangka, ternyata kalian semua payah!!” teriak Riyan yang berhasil memancing emosi rekan-rekannya.

“Apa maksud lu bilang begitu, hah!!” kesal Santoso

“Kalau kalian tersinggung, itu berarti kalian benar-benar payah!!” jawab Riyan enteng.

Mendengar itu, rekan-rekannya pun mulai emosi dengannya, dalam situasi seperti ini Riyan justu menyalahkan rekan-rekan setimnya. Kenapa?

“Tapi, kalau kalian gak mau dibilang payah, buktikan!” ucap Riyan lagi, “kita buktikan pada mereka kalau Indonesia gak selemah ini” lanjutnya.

“Kita di sini bukan untuk bermain! Tapi untuk berjuang, jadi keluarkan semua kemampuan kalian, kita harus bisa mencetak goal dan membalik keadaan. Jangan biarkan kita kalah dari banci Thailand kayak mereka!!” teriaknya tiba-tiba.

Mendengar ucapan Riyan itu membuat semangat rekan-rekannya terbakar. Benar! Mereka tidak boleh kalah.

“Kayaknya dia yang pantes jadi kapten, bukan gue” ucap Yusuf.

Dia tidak bisa apa-apa disaat semangat rekan-rekan setimya padam, sedangkan Riyan? Dia sangat mudah membakar semangat rekan-rekannya itu.

Dan... pertandingan pun kembali dimulai.

Di pertengahan babak kedua ini, permainan Indonesia mulai terbentuk, kekompakan mereka mulai muncul.

Kini bola dalam penguasaan Riyan, pemain bernomor punggung 9 itu membawa bola dari tengah lapangan ke daerah pertahanan lawan, hanya seorang diri.

Dia berhasil melewati semua pemain yang mencoba menghentikan pergerakannya, dia benar-benar tidak bisa dihentikan saat ini.

Ketika posisinya sudah berada di pinggir kotak pinalti. Dia melihat Andri dalam keadaan bebas tanpa penjagaan, tanpa menunggu lama Riyan langsung mengoperkan bola padanya.

Cinta dan Sepak bola (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang