Part 24

813 55 4
                                    

“Iya mah, Naomi kenal sama dia.”

Yah, gadis itu adalah Naomi, Shinta Naomi yang Andri kenal.

“Syukurlah kalau begitu, jadi kita gak usah repot-repot minta kalian buat menerima perjodohan ini” ucap Kris

Ternyata benar dugaan Naomi dan Andri, merekalah yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya mereka masing-masing.

“Jadi, aku dijodohin sama Andri?” tanya Naomi tak percaya

“Iya, kenapa? Kamu gak suka sama Andri? Dia ganteng loh? Pemain timnas lagi,” jawab mamahnya, Intan.

Sejenak Naomi mengalihkan pandangannya kearah Andri yang tengah menatap matanya, senyuman tipis terukir dibibir lelaki itu.

“Ternyata tuhan itu emang adil yah, dia akan menyatukan yang seharusnya bersatu,” ucap Andri menatap dalam gadis itu, bahkan sejak tadi dia tidak mengalihkan padannya kearah lain, karena malam ini Naomi terlihat sangat cantik.

“Sepertinya Andri terpesona sama purti kamu, Kris” ucap Melisa

“Tentu saja, lelaki mana sih yang tidak terpesona sama putri saya yang cantik ini” balas Kris tersenyum bangga.

“Jadi, kamu menerima perjodohan ini?” tanya Intan.

“Aku sih Yes” ucap Andri menirukan gaya mas Anang Hermansyah.

“Kalau kamu, sayang?” tanya Intan pada Purtinya.

Naomi terdiam, sebenarnya dia tidak akan menolak perjodohan ini, apalagi dia dijodohkan dengan lelaki yang sangat dia sukai. Tapi, ada tapi-nya.

“Oke, aku mau. Tapi ada syaratnya,” ucap Naomi.

“Kamu jangan aneh-aneh deh,” saut mamahnya.

“Beneran maah.. kalau syarat Naomi gak dikabulin, Naomi gak mau nerima perjodohan ini” ancam Naomi.

Kedua orang tua Naomi menghela napas panjang, mereka tahu kalau putri mereka ini suka sekali mempersulit keadaan demi memenuhi keinginnnya. mau tak mau mereka harus mengabulkan permintaan Naomi.

“Baiklah, apa syaratnya?” tanya papahnya.

“Ake pengen, om, membiarkan Andri untuk tetap bermain bola, aku tau om melarang Andri bermain bola setelah dia tidak bisa membawa Indonesia juara,” ucap Naomi pada Luki, ayahnya Andri.

“Aku tau, Om pengen masa depan yang jelas buat Andri, tapi yang bisa menentukan masa depan Andri itu cuma dirinya sendiri, bukan orang lain, termasuk om. Apa om tau gimana perasaan Andri saat om memaksa dia buat berhenti bermain bola?”

Luki terdiam tidak menanggapi ucapan Naomi, dia hanya menunjukkan ekspresi datarnya.

“Andai saja om tau, om pasti tidak akan melakukan hal itu” lanjut Naomi.

Luki masih diam tak menanggapinya, tidak ada niatan diwajahnya untuk menjawab ucapan Naomi itu.

“Pah... papah udah janji loh tadi malem sama mamah, kita udah bahas masalah ini dan papah udah setuju, papah taukan janji itu harus ditepati” ucap Melisa pada suaminya itu.

“Oke!!” akhirnya Luki pun menyetujuinya, lagi pula dia sudah janji pada Melisa untuk tetap membiarkan Andri bermain bola setelah memperhatikan bakat yang dimiliki Andri.

“Beneran pah?” tanya Andri tak percaya

“Iya!!” jawab papahnya singkat

“Makasih pah, Andri janji gak bakal menyia-nyiakan persetujuan dari papah, sekali lagi makasih pah” ucap Andri gembira. Bukan hanya dia, tapi Naomi dan keluarganya pun juga bahagia mendengarnya.

“Terima kasih, Om” ucap Naomi.

Luki mengangguk malas menunjukkan wajah datarnya, meskipun begitu dia sudah benar-benar menyesetujui Andri untuk tetap bermain bola.

“Biaklah. Karena kalian berdua sudah setuju dengan perjodohan ini. Bagaimana kalau kita langsung melakukan pertunangan” ucap Kris

“Benar itu, lebih cepat lebih baik” ucap Intan.

Keluarganya Andri pun setuju dengan usul tersebut. Mereka langsung melakukan pertunangan

Andri dan Naomi pun bertukar cincin, Andri menyematkan cincin indah ke jari manis Naomi, begitu juga sebaliknya. Senyum kebahagiaan tidak pernah luntur dari bibir mereka berdua, betapa bahagianya mereka malam itu.

“Nah, untuk merayakan pertunangan ini. Bagaimana kalau kita makan-makan?” usul Kris lagi.

“Boleh” jawab mereka semua setuju.

Mereka pun memesan makanan yang paling enak di restourant itu dan menikmatinya bersama-sama.

Malam ini adalah malam dimana dua keluarga akan bergabung menjadi satu keluarga besar. Mereka tidak akan melupakan moment ini, termasuk Andri dan juga Naomi


-Pagi harinya-


Entah kesurupan apa, tiba-tiba saja Rona bisa terbangun pagi-pagi buta, biasanya dia akan melanjutkan tidurnya kalau terbangun dipagi hari, tapi kali ini dia benar-benar bangun.

Gadis itu berjalan keluar dari kamarnya menuju dapur untuk mengambil minum. Tapi, baru saja dia menapakan kakinya dilantai bawah, tiba-tiba Aang datang mengagetkannya.

“Woii!!!” teriak Aang di belakang Rona membuat gadis itu terlonjak kaget.

“Astaga, Aang!!! Pagi-pagi udah bikin kaget aku aja” kesal Rona

“Tumben lu bangun pagi, kesambet setan apa lu selamen?” tanya Aang tak menanggapi ucapan Rona.

“Bangun pagi salah, bangun siang tambah salah. Kenapa hidup aku selalu salah?” dramatis Rona.

Aang memutar bola matanya malas, mungkin ini kenapa Rona gak pernah bangun pagi, sekalinya bangun pagi, kelebayannya di hari itu langsung meningkat drastis.

“Lebay lu, ikut gue yok?” ajak Aang

“Kemana?” tanya Rona

“Ke KUA” jawab Aang asal

Rona langsung menunjukkan ekspresi datarnya, dia kira Aang ingin mengajaknya ke suatu tempat, eh ternyata dia hanya bercanda. Tanpa perduli lagi, Rona melanjutkan langkahnya menuju dapur.

Tapi langkahnya kembali terhenti saat mendengar perkataan Aang.

“Gue serius, Ron. Gue suka sama lu” ucap lelaki itu lantang, bahkan tanpa ragu-ragu Aang mengatakannya.

Rona benar-benar terpaku mendengarnya, bahkan dia sampai tidak bisa menggerakkan badanannya beberapa saat, sampai akhirnya dia membalikan badan menghadap Aang.

“Gue suka sama lu, Rona Anggraeni. Dari pertama kita pertemu, gue udah mendam perasaan sama lu” ucap Aang

Rona masih diam tak menjawab, dia tidak percaya kalau Aang akan mengungkapkan perasaan padanya.

“Gue udah gak bisa nahan lebih lama lagi perasaan ini, semakin lama perasaan ini semakin membuat gue tersiksa, apalagi disaat lu ada di hadapan gue seperti saat ini” ucap Aang lagi.

“Lu mau kan jadi pacar gue??” ucap Aang dengan lancarnya. Secara!! Dia sudah mempersiapkan diri dari dua minggu yang lalu.

Rona masih terdiam serbu bahasa, dia tidak bisa menjawab ucapan Aang, tapi pandangan matanya sama sekali tak teralihkan dari lelaki itu.

“Kamu nembak aku?” tanya Rona.

Aang mengguk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal, “Ya begitulah” jawab Aang jadi salah tingkah, “jadi... gimana?” lanjutnya.

Rona terdiam sejenak memikirkan hal itu, dia bingung harus menerima lelaki ini atau tidak, karena dia juga ada rasa tersendiri ke Aang, tapi ada hal yang membuatnya tidak bisa menerima Aang.

“Hmm... gimana yah, bukannya aku gak mau sama kamu, tapi aku...” ucap Rona terhenti sejenak, “aku... aku udah punya pacar”

Bagaikan tersampar petir berkali-kali, Aang sangat tercengan mendengarnya, dia sama sekali tidak tahu kalau Rona sudah punya kekasih, karena gadis itu jarang sekali berhubungan dengan lelaki lain selain Aang dan ketiga sahabatnya.

Tapi ternyata sudah ada yang memilikinya diluar sana.

“Oh, gitu yah... jadi, gue ditolak nih?” ucap Aang

“Maaf yah” balas Rona tak enak hati.

“Haha.. iya gak apa-apa. Baru kali ini gue ditolak” ucap Aang.

“Emang sebelumnya kamu pernah nembak cewek?” tanya Rona

“Nggak sih, hehehe..” jawab Aang tertawa kecil.

“Dasar”

Keduanya terkekeh. Tapi, beberapa saat kemudian Aang langsung terdiam. Karena dia sudah mengungkapkan perasaan pada Rona, dia takut Rona akan menjauhinya, apalagi gadis itu menolaknya.

“Tapi... kita masih tetep temenan kan?” tanya Aang ragu.

Rona mengangguk sambil menunjukkan senyumannya, “Kenapa nggak?” jawabnya.

“Thanks yah” ucap Aang, “gue gak nyangka, ternyata lu udah punya pacar. Guenya juga bego, pacar orang malah gue tembak, sampai sponsbob bentuknya bulet juga gak bakal diterima” lanjut Aang merasa bodoh.

Rona terkekeh mendengarnya, ada-ada saja lelaki ini.

“Oh iya, kamu mau sarapan apa? Aku mau keluar nih, mau beli bubur ayam?” tanya Rona.

“Yaudah, aku juga bubur ayam aja deh, tapi jangan kasih ayam yah” ucap Aang

“Loh kenapa? Kan bubur ayam, masa gak dikasih ayam?” tanya Rona heran.

“Kalau buburnya dikasih ayam, gue makan apa dong?” jawab Aang.

Rona terdiam sejenak mencoba mencerna ucapan Aang, sampai akhirnya dia pun tahu apa maksudnya.

“Iya yah, kalau dikasih ayam, kamu gak makan dong, kan bubunya dikasih ayam, hahaha..” ucap Rona terbahak menyadarinya.

****

Yusuf termenung menatap indahnya pemandangan yang ada di depan matanya. Meskipun tempat itu ramai, tapi dia merasa kesepian seakan tempat itu benar-bener sepi.

Dia mengambil foto kecil dari dalam saku jaketnya, menatap dalam wajah seseorang yang ada di dalam foto itu.

“Maafin aku, Rah. Aku gagal bawa Indonesia juara, ternyata aku ini seorang pecundang yang gak bisa nempatin omongannya” ucap Yusuf sambil menatap foto itu.

“Ini semua gara-gara kamu, coba aja kalau saat itu kamu ada di sisi aku, mungkin aku bisa lebih semangat bermainnya,” ucap Yusuf lagi diakhiri dengan kekehan kecilnya.

Dia berbicara seakan orang yang ada di dalam foto itu mendengarkannya.

“Aku kangen sama kamu, Farah, kangen banget” ucap Yusuf, dia merasa sakit saat teringat tentang Farah, meskipun Yusuf mencoba melupakannya, tapi itu sangat sulit. Karena hal yang paling sulit itu melupakan sebuah kenangan.

“Kau juga kangen sama kamu, Yusuf”

Degh!!

Yusuf tersentak mendengar suara itu.

Suara ini, dia sangat kenal dengan suara ini. Dengan cepat Yusuf mengalihkan pandangannya keasal suara. Alangkah terkejutnya Yusuf saat dia melihat siapa yang kini sudah berdiri dibelakangnya.

“Farah!!”







-Bersambung-


Sekilas info :

Tahun 2017 udah berakhir, begitu juga dengan cerita ini. Mungkin beberapa part lagi bakal tamat.

Targetnya sih cuma sampe 30 part, tapi kita liat aja nyampe gak yah, semoga aja sampai tujuan dengan selamat tanpa kendala apapun, amin!!

Seperti biasa, bagi yg merasa manusia, tolong tinggalin jejak, tpi jangan cuma vote doang yah, coment juga dong, biar aa yg ganteng ini makin cemangat.

Cinta dan Sepak bola (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang