Part 8

1K 78 7
                                    

Pagi harinya, Naomi tak sengaja melihat Riyan duduk diteras depan rumah, dia pun memutuskan untuk menghampirinya sambil membawa kotak makanan.

“Ehmm... Riyan,” panggil Naomi gugup.

Sekilas Riyan menoleh kearahnya dengan tatapan sinis, “Mau ngapain lu ke sini? Mau bilang kalau sikap gue itu bukan sikap lelaki sejati, lagi?” sinisnya.

“Eng..nggak, aku ke sini mau minta maaf soal yang tadi malem, harus aku berterima kasih sama kamu, bukannya marah-marah. Makasih udah nolongin Bella” jawab Naomi.

“Gue gak nolongin anak manja itu, kebetulan aja gue lewat, jadi gak usahlah sok-sokkan mau berterima kasih, gue gak butuh!” ketus Riyan.

Naomi menghela napas, sepertinya dia harus punya kesabaran extra saat menghadapi orang seperti Riyan.

“Aku tau kok, sebenarnya kamu orang yang baik” ucap Naomi.

“Semua orang ingin dipuji karena berbuat baik. Tapi kamu, kamu justru gak mau orang lain tau kalau kamu berbuat baik,” lanjutnya.

Riyan hanya diam tak menanggapi ucapan Naomi, dia terlihat sangat cuek.

“Dan, aku juga mau minta maaf atas ucapan aku tadi malam, selamam aku coma emosi kok. Aku juga menarik semua kata-kataku tentang kamu” ucap Naomi lagi.

“Udah? Kalau udah ngomongnya mendingan lu pergi sana!!” ketus Riyan.

“Tapi aku dimaafin kan?” tanya Naomi.

Riyan memutar bola matanya, “Nggak!”

“Yaudah, aku bakal di sini terus sampe kamu maafin aku”

Lagi-lagi Riyan harus menghela napas, gadis ini benar-benar menyebalkan baginya.

“Oke oke, gue maafin. Puas! Udah sana pergi!” kesalnya.

Naomi tersenyum, “Makasih yah. Oh iya, ini, aku sengaja buatin kamu nasi goreng, kamu makan yah.”

Tatapan tajam langsung Riyan tunjukan pada Naomi, kenapa gadis itu tidak pergi juga?

“Lu mau pergi gak sih? Kalau gak, biar gue yang pergi!” kesal Riyan bangun dari duduknya.

Melihat itu, Naomi langsung mencegahnya, “Oke oke, aku pergi. Tapi kamu harus makan yah nasi gorengnya, aku udah cape-cape buatin buat kamu, masa gak dimakan” ucap Naomi.

“Iyaaa!! Udah pergi sana.”

Naomi tersenyum, “Yaudah, aku ke dalam dulu yah,” kemudian dia langsung pergi meninggalkan Riyan.

                              ****

Aang dan Andri mengkeritkan dahinya heran saat melihat Yusuf keluar dari kamarnya dengan pakaian yang rapih, dia juga menggendong tas ransel dipunggungnya.

“Eh, Suf. Lu mau kemana?” tanya Andri.

“Gue mau ke Bandung dulu, mau ketemu emak sama bapak, kangen gue sama mereka,” jawab Yusuf.

“Yaelah Suf, entar aja pulangnya bareng kita-kitaan” ucap Aang.

“Nggak bisa, Ang. Gue juga mau kasih suprise buat Farah” balas Yusuf.

Kedua sahabatnya itu tersenyum jahil, “Ciee.. yang mau ketemu pujaan hati mah gak bisa ditahan lagi. Yaudah deh, kita doain semoga semuanya lancar” ucap Andri.

“Thanks yah. Yaudah, gue pergi dulu” ucap Yusuf

“Iya, good luck yah” balas Aang.

Cinta dan Sepak bola (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang