Part 14.Breakeven

5.7K 371 33
                                    

Pagi adalah waktu yang paling tunggu Zeenah.Merawat taman kecilnya menjadi kegiatan favorite nya setiap hari.Setiap waktunya selalu ia habiskan sendirian,setidaknya mawar-mawar itu bisa menemaninya dan membuatnya tersenyum lebar sejenak.

Hamzah tersenyum puas,Zeenahnya terlihat sangat menyukai hadiahnya. Setiap memikirkan Zeenah,ia selalu ingat dengan masa-masa sulit yang di laluinya maupun yang akan ia hadapi kedepannya.Tidak menyangka bahwa wanita berwajah polos di depannya memiliki garis takdir yang cukup rumit.

"Hamzah ambilkan air" Zeenah mengelap keringat di wajahnya dengan tangannya yang berlumuran lumpur.

"Aish Zee tanganmu kotor,dan sekarang wajahmu ikut kotor"

"Benarkah ?!" Zeenah mengusap wajahnya lagi dengan tangannya yang kotor.Sebenarnya ia ingin memeriksa keadaan wajahnya,tapi ia lupa kalau tangannya kotor.

'Sebenarnya dia ini bercanda atau apa ?' Batin Hamzah.

"Sudah Zee,diam.Aku ambilkan air"

Setelah mengambil air dari keran yang tidak jauh dari taman kecil itu,Hamzah ikut menjejaki tanah kebun mawar putih Zeenah,dan duduk disampingnya.

Ia membasahi tangannya dengan air bersih itu dan mengusap pipi Zeenah lembut,membersihkan tanah kebun itu dari pipi gadis lugu yang sekarang jantungnya sedang marathon.

Hamzah membersihkan tangannya yang sudah di transfer tanah yang tadinya ada dipipi Zeenah.Ia membasahi tangannya lagi kemudian membersihkan pipi sebelah kanan Zeenah.Kembali mengusap kulit lembut Zeenah dengan pelan dan teliti.

Dari jarak sedekat ini Zeenah tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari wajah teduh Hamzah.Matanya menyiratkan keamanan dan kehangatan.Bibir itu,bibir yang selalu tersenyum padanya, menyemangatinya dan selalu melafalkan kata-kata indah yang selalu berhasil membuat Zeenah terlena.

"Apa yang yang kau lihat hem ?" Alis Hamzah terangkat sebelah melihat Zeenah menatapnya tanpa berkedip.

Zeenah tersadar dari pikiran nyelenehnya kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

"Ah tidak"

"Aku tampan hem ?"

"Percaya dirimu tinggi sekali tuan"

"Oh benarkah ? Aku rasa gadis-gadis itu tidak mungkin berbohong" Hamzah mengusap-ngusap dagunya yang di tumbuhi rambut-rambut halus.

Zeenah membulatkan matanya.

"Jadi kau ini suka cari perhatian gadis-gadis di luar sana ya ?! Pantas saja kau tidak pernah terlihat" Zeenah membuang muka kesal dan ngedumel dalam hati.

Hamzah terkekeh pelan kemudian ia tersenyum tipis.Tanpa ia kehendaki tangannya mengusap-ngusap lembut rambut ikal Zeenah.

"Tidak,tentu saja tidak.lagi pula biarlah mereka memberikan perhatian mereka padaku karena perhatianku sudah tersita oleh tuan puteriku yang cantik" Hamzah tersenyum lemas.

'Ya,kau tuan puteriku,istri dari pangeran tuanku'

"Ehem"

Hamzah terlonjat kaget sampai dia langsung tegak berdiri dan Zeenah sampai tersedak liurnya sendiri.

Kenapa mereka seperti kepergok selingkuh ?

"Mohammed " sapa Zeenah lembut kepada seorang bocah lelaki berumur 13 tahun yang ia kenal sebagai anak Rashid,anak tunggal.

"Ah maaf aku kesini mencari uncle Hamdan.Apa dia ada ?" Tanya Mohammad dengan nada sangat formal.

Rashid mendidik anaknya dengan kesopanan yang luar biasa sampai dia juga terlalu sopan kepada bibinya sendiri.Atau mungkin juga karena dia tidak pernah bertegur sapa sebelumnya dengan Zeenah.

Attention (Prince Hamdan) {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang