Part 22:Attention

6.3K 409 73
                                    

{Italy}

"Hamdan,terima kasih sudah menemaniku selama ini" Mihrima tersenyum sangat manis pada Hamdan setelah keluar dari ruang sidang yang telah memutuskan ikatan pernikahannya dengan pengusaha kaya asal Turki. Hidupnya memang sangat terjamin disisi pria itu, namun perangainya yang buruk,suka mabuk-mabukkan dan terkadang melakukan kekerasan fisik pada Mihrima membuat Mihrima membulatkan tekadnya untuk lari dan bercerai darinya

Hamdan tersenyum kecil dan mengusap-ngusap punggung tangan Mihrima yang melingkar di lengannya.

"Semoga hidupmu bahagia setelah ini"

"Tentu,karena aku akan selalu bersamamu." Jawab Mihrima sumringah.

"Nah karena kita sedang membahas ini, aku akan bertanya padamu,kapan kamu akan menceraikan Zeenah ?" Mihrima menunggu jawaban Hamdan harap-harap cemas.

Hamdan diam.Perasaan Mihrima jadi resah saat melihat wajah Hamdan dengan ekspresi tidak terbaca.Kalau ia tidak salah baca,wajah Hamdan terlihat berfikir,bingung dan..murung ?

"Bukan waktunya membicarakan ini.Lebih baik kit..."

"Kenapa sekarang kamu selalu menghindari pertanyaanku tentang ini ?"

"Bukan begitu Mihri,.." Hamdan memegang kedua pundak Mihrima hendak meyakinkannya.

"Terus apa ? Kamu sekarang tidak mau menceraikannya ?!"

"Mihri,dia sedang mengandung anakku. Aku harus menjaganya sampai dia melahirkannya nanti,itu tanggung jawabku"

"Aku juga bisa mengandung anakmu Hamdan"

Hamdan memejamkan matanya mencoba menenangkan dirinya.

"Iya aku tau,andai kandungannya bisa di pindah ke perutmu itu mungkin akan lebih mudah.Jadi sekarang biarkan aku menjaganya dulu" Hamdan mengusap-ngusap kepala Mihrima dan berjalan mendahuluinya meninggalkan Mihrima yang masih berdiri di tempatnya menatap Hamdan dengan rasa kecewa.

"Aku meragukanmu Hamdan"

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Mihri,aku pulang dulu.Jaga dirimu"

"Apakah kamu harus pulang secepat ini Hamdan ?" Mihrima memainkan jari-jari tangan Hamdan sambil menunduk.

"Kamu harus melaksanakan iddah dulu Mihri,nanti kamu bisa menyusulku setelah itu." Hamdan mengangkat dagu Mihrima dan menghapus titik-titik air matanya.

"Lagi pula Zeenah sendirian di rumah. Aku harus tau keadaannya karena sudah seminggu ini kamu menyita handphoneku"

"Zeenah lagi..." Mihrima mendecih kesal.

"Ya sudah,aku pergi dulu ya.Sampai jumpa di Dubai" Hamdan menarik kopernya dan berbalik berjalan menuju mobilnya.

"Hamdan !" Teriak Mihrima.

Hamdan menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Zeenah tidak sendirian di rumahmu, Hamzah selalu ada untuknya.Kamu tidak ada apa-apanya bila di bandingkan Hamzah"

Hamdan mengerenyitkan dahinya sampai kedua alis tebalnya bertautan.
Hamzah ? Maksudnya ?

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

{ Dubai,UAE }

"Assalamualaikum.Sheikh" sapa Saeed Jaber saat kaki Hamdan menyentuh tanah Dubai.

Attention (Prince Hamdan) {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang