Dua

40.9K 3.5K 257
                                    

Zea sedang berada di balkon kamar Kenzio, menatap bintang yang menerangi langit malam. Ini adalah hal yang paling Zea suka, entah kenapa ia sangat nyaman berada di samping pria dingin ini, juga senang jika hari-harinya dilalui bersama Kenzio.

Makanya Zea merengek kepada Gavril dan Alana agar diizinkan sekolah di SMA dekat apartemennya Kenzio agar mereka bisa tinggal bersama karena jarak SMA dengan rumahnya Zea yang cukup jauh.

Ia menatap wajah datar pria yang di sebelahnya dengan intens, meneliti wajah tampan yang sering dikagumi oleh kaum hawa. Kenzio yang merasa ditatap kemudian menoleh dan menaikkan sebelah alisnya, seolah bertanya ada apa?

"Om, pernah pacaran?" Jujur Zea sangat penasaran karena om-nya ini terlalu kaku.

Kenzio menggeleng, membuat Zea melototkan matanya. "Ya Allah Om, jadi selama 22 tahun Om hidup di dunia ini belum pernah pacaran?"

"Terus apa masalahnya?"

"Apa Om gay?"

Kenzio langsung menoyor kening Zea. "Aku masih normal, masih suka donat bukan pisang!" Frontalnya.

Tawa Zea langsung pecah.

"Mimpi apa gue semalam, pria kaku yang menyebalkan bisa ngomong sefrontal itu!" ujar Zea mendramatis.

Kenzio menatapnya geli.

"Om pernah atau lagi jatuh cinta sama siapa?" Zea menatap lekat wajah Kenzio berharap ia mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang selalu menghantui hatinya selama ini.

"Harus banget dijawab?"

"Iya dong, 'kan Zea mau tahu. Ayo dong kasih tahu keponakanmu yang cantik bak Selena Gomez ini."

Kenzio menghembuskan napasnya. "Rahasia hati."

"Kalau Zea nggak boleh tahu orangnya. Ciri-cirinya aja! Kepo tingkat roti sobeknya Shawn Mendes nih!"

"Cantik, imut, bawel, berisik dan masih kecil!"

"Om Ken Pedofil?" Kenzio tidak menjawab, ia langsung bangkit dari tempat duduknya, menyisakan segala rasa penasaran di hati Zea.

***

Kenzio memberhentikan mobilnya di depan SMA-nya Zea, inilah kebiasaan Kenzio setiap pagi yaitu mengantar Zea sekolah dan menjemput Zea sepulang sekolah kalau tidak ada halangan.

"Om Ken nanti jemput Zea sekolah."

"Hm."

"Nanti kalau Zea lama keluar tunggu ya, soalnya pelajaran terakhir gurunya suka dongeng di kelas jadi nyita waktu."

"Iya."

"Sip, pokoknya nanti Om jangan telat."

Kenzio hanya mengangguk.

Zea menghela napas kesal. Ia sudah berbicara panjang lebar tapi tanggapan laki-laki di hadapannya ini hanya 'hm, iya dan anggukan'

Kenzio memang berbanding terbalik dari sikap masa kecilnya. Dulu ia bawel dan mudah tertawa. Kalau sekarang irit bicara, jarang senyum dan menurut Zea sangat menyebalkan.

Setelah Zea turun dari mobil, Kenzio kembali melajukan mobilnya ke kantor tempatnya bekerja.

"Zea, kenalin gue dong cogan yang lo upload ke instagram kemarin!" Kyara langsung menghampiri Zea yang baru masuk kelas.

Zea memutar bola matanya malas. "Apa hidup lo cuma buat rebut cowok gue? Nggak cukup lo ambil Alvin dari gue? Sekarang Ken lagi? Lo nggak tahu malu banget sumpah!"

Rahasia Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang