Delapan belas

22.8K 2K 183
                                    

Mana yang lebih sakit dari mencintai?
Saling mencintai tapi tak bisa bersatu
Mencintai seseorang tapi ia tidak mengenali kita
Mencintai seseorang tapi ia mencintai orang lain.

***

Hari ini hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang 2 minggu, kembali ke rutinitas sebagai murid kelas 12 yang sebentar lagi akan mengikuti ujian Nasional dengan melakukan banyak persiapan setelah pulang sekolah mengikuti bimbingan belajar dan saat malam hari mengulang kembali materi yang didapat ketika di dalam kelas.

Ngomong-ngomong Zea sudah kembali ke apartemen Kenzio karena tidak mungkin jika ia berangkat sekolah dari rumahnya yang memiliki jarak tempuh yang jauh. Lagipula Zea sudah tidak marah dengan Kenzio jadi tidak ada alasan Zea untuk menghindari pria dingin itu.

Fokus Zea tetap pada diktat soal-soal ujian Nasional tahun sebelumnya bahkan ia tidak menyadari bahwa Kenzio sudah sejak 15 menit yang lalu memperhatikannya.

"Zea," akhirnya Kenzio menghampiri Zea yang sedang duduk di meja belajarnya.

Zea mendongak dan tersenyum menatap Kenzio. "Yes Ken?"

"Dengan atau tanpa belajarpun aku yakin kamu pasti bisa menyelesaikan soal-soal ujian dengan baik."

Zea tersenyum tipis. "Zea nggak sepercaya diri itu, tetap aja otak Zea bukan otak google yang bisa menjawab semua pertanyaan."

Kenzio mengacak gemas rambut Zea dan melihat beberapa soal matematika yang sudah dikerjakan oleh Zea, 50 soal sudah terjawab lengkap dengan rumus-rumus yang membuat kebanyakan orang frustasi tapi Zea mampu memecahkan soal itu. "Bahkan kamu berhasil menyelesaikan soal-soal itu, Zea."

"Padahal baru tadi sore kamu mendapatkan soal itu pas bimbel, right?" Zea mengangguk.

"Tidak salah aku memilih kamu untuk menjadi calon istriku, kamu jenius sayang."

Blushing, padahal ini bukan kali pertamanya Zio menyebutnya sayang. Tapi tetap saja jantung Zea akan berdegub kencang dan tubuhnya terasa kaku. Efek Kenzio sangat dahsyat.

"Cie blushing," goda Kenzio, Zea langsung menutup pipinya dengan kedua tangannya. "Jangan goda Zea."

Kenzio tertawa renyah. "Ayo makan dulu, besok lagi belajarnya sayang." Kenzio menuntun Zea berdiri dari duduknya seraya merangkul pundak gadis itu.

Aduh, mama tolongin jantung Zea yang rasanya mau keluar dari tempatnya.

"My future husband sempurna banget ya, tampan, pintar, kaya, perhatian, baik, jago masak lagi. Kenzio itu limited edition banget, Zea beruntung menjadi gadis yang Ken pilih," ujar Zea sambil mengambil beberapa masakan Kenzio. "Zea jadi malu nggak bisa masak."

"Ini steak-nya sayang." Kenzio meletakkan satu potong daging steak ke piring Zea.

"Tidak ada satupun orang di dunia ini yang sempurna sayang."

Zea mengangguk. "Ok, hampir sempurna."

Setelah itu mereka menikmati makan malam dengan diselingi obrolan-obrolan ringan yang membuat suasana tidak terasa kaku.

***

"Pa, aku mau duren," rengek Alana kepada suaminya setelah makan malam yang membuat Gavril langsung protes. "Ibu hamil tidak baik makan duren sayang."

Rahasia Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang