Dua puluh tiga

21.8K 2.6K 397
                                        

Voting

#ZioZea

#ZioValen

#ZeaArka

#IqbalValen

***

Gavril murka setelah mendengar cerita Arka tentang kejadian yang menimpa Zea, kini gadis 17 tahun itu harus terbaring di rumah sakit karena Kenzio. Sumpah demi apapun Gavril akan menghajar siapapun yang menyakiti putrinya sekalipun itu keluarganya sendiri termasuk Kenzio.

Alana menatap anaknya yang tubuhnya penuh luka, kepalanya diperban dan wajah cantiknya sedikit tergores karena terbentur dengan aspal.

"Anjir kakak gue kecantikannya berkurang, kepala diperban, jalan pincang, tangannya cedera. Cacat sekarang lo, Kak." Iqbal memasang wajah paling menyedihkan sedunia dan itu membuat Zea menatap Iqbal kesal, kalau saja tubuhnya baik-baik saja mungkin sekarang Zea akan menendang selangkangan adiknya itu.

"Iqbal jangan gitu sama kakaknya, sayang. Kak Zea lagi sakit doain biar cepat sembuh."

Mata Zea menangkap sosok yang kini sedang duduk di sofa bersama Gavril, ia tersenyum tipis. "Thanks, Ar. Udah nolong gue," ujarnya pelan yang masih bisa ditangkap oleh indera pendengaran.

Arka berdiri dari duduknya dan menghampiri Zea yang terbaring di ranjang sempit itu. "Lo nggak usah berterimakasih karena itu kewajiban gue sebagai mantan untuk jagain lo."

Mata Iqbal, Alana dan Gavril terbelalak mendengar kata mantan, Gavril mendekat dan menatap Arka. "Kapan kalian pacaran?"

"Pas kelas 9, om."

Mati gue, bisa kena amuk ini. Batin Zea.

"Anjir, gaya lo larang gue pacaran. Lo sendiri pacaran pas SMP," Iqbal menatap orangtuanya. "Ma, Pa. Berarti Iqbal boleh dong pacaran sekarang."

Alana langsung menatap tajam anaknya. "Memangnya kamu mau pacaran sama siapa? Masuk 10 besar aja tidak bisa, mau sok-sokan pacaran." Iqbal merengut kesal.

Gavril menghela napas. "Untung itu hanya masa lalu, coba Papa tahunya pas kalian kelas 9, Papa akan menghukum kamu," Zea hanya meringis mendengar ucapan Gavril.

Alana dan Gavril memang tidak mengizinkan anak-anaknya untuk pacaran saat SMP, kalau sudah SMA tidak apa-apa, asalkan tahu aturan dan tetap mempertahankan prestasi-prestasinya.

Gavril menatap Iqbal. "Jangan coba-coba kamu pacaran sekarang, Bal. Kalau kamu berani melanggar, Papa tidak akan segan-segan menggantung kamu di pohon tomat."

Tawa di ruangan itu pecah mendengar ucapan Gavril. Semut saja kalau digantung di pohon tomat tidak mati, apalagi ini laki-laki berusia 14 tahun.

"Sayang, mama sama papa mau keluar dulu ya beli makan. Kamu mau apa?" ujar Alana.

"Apa aja, sekalian tolong ambil charger Zea di rumah soalnya hp Zea mati."

Gavril langsung menggeleng. "Selama kamu sakit, istirahat main hp dulu." Gavril tahu Zea pasti mau menghubungi Kenzio, untuk sementara ini biarkan mereka lost contact, Gavril masih marah dengan Kenzio.

"Tapi kalau nggak isi baterai, bisa rusak hpnya, Pa."

"Kalau rusak nanti papa beliin dengan segala merk dan tipe yang kamu mau."

Zea hanya bisa pasrah, ia tidak akan menang kalau berdebat dengan Gavril.

"Saya pulang dulu ya semuanya, sekalian mau ambil motor di kafe," ujar Arka.

"Kalau begitu, biar saya antar kamu ke kafe," Arka mengangguk.

"Ikut dong," rengek Iqbal.

Alana menggeleng. "Di sini saja, biar mama bawain makanan yang banyak."

"Yang enak ya, ma." Alana mengangguk setelah itu mereka bertiga keluar ruangan.

Sekarang yang tersisa hanya Iqbal dan Zea. "Bal, pinjam hp dong. Gue mau whatsapp Ken."

"Nggak ada kuota,"

"Lo kapan sih ada kuotanya, Bal?" mengingat selama ini Iqbal jarang sekali beli kuota, ia hanya mengandalkan wifi.

"Gue 'kan jomblo, mau ada kuota juga nggak ada yang di-chat jadi buat apa, lagipula gue lebih suka manfaatin wifi."

"Rumah sakit ini ada wifi-nya 'kan?" Iqbal mengangguk. "Tapi gue nggak tahu password-nya."

"Tanya dong ke siapa gitu."

"Ogah, mending gue tidur." Iqbal berjalan ke sofa dan merebahkan dirinya di atas sofa itu.

"IQBAL NAVRILIO ALFAHREZA!"

"Sakit aja masih bisa teriak!" gumam Iqbal yang sebentar lagi terbang ke alam mimpi.

***

Berbeda halnya di Sidney. Kenzio terus memikirkan Zea, jujur Zio rindu gadisnya, padahal belum 24 jam ia sudah merindukannya sedahsyat ini. Sekarang ia sedang menemani Safira yang terbaring di rumah sakit, sementara yang lainnya sudah pulang ke rumah.

Setelah mengamati wajah Safira yang sedang tidur, Kenzio membuka aplikasi whatsapp-nya tidak ada pesan dari Zea, melainkan grup keluarganya sekarang sedang ramai.

Family Squad

Abang Gavril : Zea masuk rumah sakit, jangan lupa jenguk keponakan cantik kalian itu.

Kenzio melototkan matanya membaca kata-kata Gavril.

Abang Kevin : Inalillahi, keponakan cantikku kenapa?

Abang Gavril : jadi gini, tadi siang pas pulang sekolag, Zea temani Arka cari novel di gramed buat kado ulang tahun adiknya Arka setelah itu mereka mampir ke kafe karena lapar dan tidak lama kemudian Zio datang dan menuduh yang aneh-aneh terus Zio pergi dan Zea kejar Zio sampai akhirnya Zea terserempet mobil yang tidak bertanggung jawab. Kalian harus lihat semengenaskan apa wajah Zea, wajah mulusnya sekarang cedera, tangan kirinya luka, kepalanya diperban dan kakinya juga pincang. Tapi untung saja tidak ada yang parah.

Abang Kevin : KENZIO BINTANG ANGKASA, GUE CINCANG LO! LO UDAH SAKITI PONAKAN CANTIK GUE, NGGAK BAKAL GUE RESTUI HUBUNGAN KALIAN.

Kak Amanda : Slow dong, Bangke. Zio lagi di Sidney sekarang jengukin mama Safira yang sakit.

Abang Kevin : Apa lo mau belain adik ipar lo hah?

Abang Azkil : Santai, astaga. Calm down. Dosen nggak boleh emosi.

Abang Gavril : Zio jangan silent reader, kalau kamu mau perbaiki hubungan kamu dengan Zea segera pulang, kalau tidak. Lebih baik lepaskan. Masih banyak cowok di luar sana yang mau sama Zea apalagi Arka sekarang sepertinya masih cinta Zea.

Kenzio : i will back, soon!

Setelah itu Kenzio segera memesan tiket pulang ke Jakarta melalui aplikasi traveloka. Baru saja Kenzio ingin melangkahkan kakinya keluar ruangan tiba-tiba terdengar suara Safira.

"Zio, mau kemana?" tanya Safira dengan nada lemah.

Kenzio menoleh ke arah Safira. "Please, ma. Jangan halangi Zio untuk menemui Zea, sekarang Zea lagi terbaring di rumah sakit karena Zio."

"Zio–"

"Ma, tolong biarkan Zio bersama Zea. Jangan paksa Zio bersama gadis pilihan mama."

Mengabaikan tatapan sedih Safira, Kenzio tetap keluar ruangan. Ia tidak tega meninggalkan mamanya tapi ia juga merasa bersalah dengan Zea dan segera ingin memperbaiki hubungan mereka.

Maafkan Zio, ma.

***

Karena saya sayang sama kalian jadi saya update lagi walaupun vote di part 22 belum sampai 1k, lagipula ide saya lagi ngalir dan mood nulis saya juga meningkat.

Rahasia Hati (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang