7. Morning shock

2.9K 370 11
                                    

Sudah satu tahun Yeri menjadi sekretaris Jungkook. Dia mengurus CEOnya itu dengan baik, sudah seperti seorang istri. Yeri selalu mengikuti kemanapun Jungkook pergi. Rumor kencan sudah pasti ada mengingat tatapan penuh cinta dari mereka berdua selalu terlihat.

Yeri kini tau bahwa CEOnya itu alergi sinar matahari, hanya itu yang dia tau. Tapi benar-benar alergi atau hanya menghindari, tak ada yang tau.

Pagi ini Yeri berangkat seperti biasanya, sangat pagi. Disaat para pegawai lain masih dengan aktivitas paginya, Yeri sudah berangkat ke kantor. Dia langsung menuju ke meja kerja dan meletakkan tasnya.

Tanpa mengetuk, Yeri langsung masuk ke ruangan Jungkook. Benar sekali, Jeon Jungkook sudah berada di meja kerjanya. "Selamat pagi depyeonim," sapa Yeri dengan senyuman manis.

"Pagi Yeri-ya." Kini mereka sudah semakin dekat setelah satu tahun bekerja bersama. Jungkook nampak masih mengantuk. Yeri menyadari hal itu dan sedikit khawatir, bisa saja Jungkook kelelahan.

"Depyeonim. Apakah anda merasa lelah?" tanya Yeri. "Ah tidak, aku hanya mengantuk." jawab Jungkook.

"Tidurlah dulu depyeonim. Pegawai lain belum ada yang datang. Anda bisa tidur dulu, ini masih belum waktunya bekerja."

Jungkook menanggapinya dengan senyuman. "Baiklah. Sekarang duduklah di sofa panjang itu, aku ingin tidur." perintah Jungkook.

Yeri bingung, apakah dia akan menjadi bantal lagi seperti setahun yang lalu? Jantungnya akan lepas karena berdegup terlalu kencang saat Jungkook ada di pangkuannya. Yeri tidak mau itu terjadi.

"Maaf depyeonim. Tidakkah sebaiknya anda tidur di kamar pribadi anda?" Yeri menunjuk rak buku yang menjadi pintu rahasia kamar pribadi Jungkook.

"Tidak. Aku hanya ingin tidur di pangkuanmu Yeri-ya. Semua ini melelahkan."

Yeri merasa iba dengan kelelahan dan stress yang sedang dialami CEOnya itu. Bukannya duduk di sofa, Yeri justru mendekati rak buku yang ada disebelah kanannya dan menarik buku berwarna hitam. Terlihat satu ruangan dengan penerangan yang redup, tempat tidur mahal dan satu buah almari disamping kirinya. Itu kamar pribadi Jungkook di perusahaan. Tempatnya tidur saat lelah atau malas untuk pulang dan bertemu dengan ayahnya.

"Masuklah depyeonim." Yeri mempersilahkan Jungkook untuk memasuki kamar itu. "Tidak mau Yeri-ya." Jungkook menjawabnya dengan lesu.

"Saya akan menemani anda tidur." Jungkook terkejut, matanya membulat."Benarkah ??" tanya Jungkook menyakinkan diri. Yeri hanya mengangguk mengiyakan.

Jungkook memasuki ruangan itu dan diekori oleh Yeri. Pintu rahasia itu tertutup. Mereka berdua hanya berdiri dengan canggung. "Bolehkah aku tetap tidur dipangkuanmu Yeri-ya." pinta Jungkook ragu.

Yeri hanya mengangguk kemdian duduk diatas ranjang itu. "Sekarang tidurlah depyeonim. Akan kunyanyikan lagu pengantar tidur." titah Yeri dengan seulas senyuman manis. Tanpa menjawab, Jungkook langsung memposisikan dirinya untuk tidur bersama dengan Yeri.

Yeri gemas melihat sisi kekanakan dari Jungkook ini. Saat Jungkook mulai terlelap diusapnya lembut kepala Jungkook, seperti seorang ibu kepada anak lelakinya. Yeri menyanyikan lagu merdu pengantar tidur untuk Jungkook.

Tiba-tiba mata Jungkook terbuka. "Yeri-ya sekarang aku butuh guling." Perkataan Jungkook itu membuat Yeri kebingungan. "Jadilah gulingku." pinta Jungkook. Yeri membeku, tak tau harus bicara apa lagi. Menjadi bantalnya saja sudah membuat jantungnya berdegup sangat kencang.

Jungkook terbangun dan memposisikan Yeri agar sejajar dengannya. Dekapan hangat itu Jungkook lakukan pada Yeri. "Sekarang aku bisa tidur sesuai permintaanmu, Yeri-ya." Jungkook tersenyum dengan mata terpejam. Sedangkan Yeri sedang sibuk mengatur detak jantungnya. Berada dipelukan Jungkook saat tidur tak pernah terbayangkan sebelumnya. Yeri pasrah, dia tak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Selamat tidur, istriku." itu adalah kata-kata terakhir Jungkook sebelum tertidur dan tak lupa satu kecupan di kepala Yeri menjadi tanda titik untuk kalimat itu. Yeri terkejut, bagaimana bisa Jungkook menyebutnya sebagai istri padahal menikah saja belum. Jangankan menikah, mereka bahkan tidak berkencan.

Lagi-lagi Yeri pasrah dan memilih untuk tertidur juga. Entahlah, Yeri memilih untuk menghindari perasaan anehnya. Yeri tak mau terlalu berharap pada Jungkook. Jungkook itu pria tampan pemilik perusahaan, sedangkan Yeri hanya anak yatim piatu yang tinggal bersmaa bibinya. Ah sudahlah, biarkan kejutan pagi untuk Yeri ini berakhir.

to be continue....

.
.
.
.
.
Mian readers kalau ceritanya aneh wkwkwk.

One and Only [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang