"Yeri-ya." Jungkook menyibakkan pelan beberapa helai rambut yang menutupi wajah lelap Yeri.
Yeri pun perlahan membuka mata dan mengumpulkan kesadarannya. "Oh, Oppa."
Jungkook pun langsung menghambur memeluk gadis kesayangannya itu. Yeri membalas pelukan itu tanpa tau apa maksud Jungkook.
"Saranghae." kata itu yang pertama kali diucapkan Jungkook dalam pelukan mereka.
Yeri yang mendengar itu hanya tersenyum dan mengatakan hal yang sama.
Jungkook melepaskan pelukan itu perlahan.
"Ada tiga hal yang akan aku katakan padamu." Jungkook berusaha tegar dan menahan kecamuk didalam hatinya. Dia berakting dengan sangat bagik dihadapan Kim Yeri.
"Apa itu?" tanya Yeri penasaran.
"Dua buruk satu baik. Ah tidak, buruk bagiku belum tentu buruk bagimu. Anggap saja satu kabar baik, dua kabar mengejutkan." Jungkook pun tersenyum saat menyampaikannya. Berusaha agar Yeri tidak panik dan kebingungan.
"Oppa, jangan membuatku takut."
Jungkook tertawa melihat ekspresi Yeri yang ketakutkan itu.
"Sebelum aku mengatakan semuanya. Bolehkah aku menciummu?" tanya Jungkook dengan nada yang sedikit menggoda.
Yeri hanya tertawa menanggapi permintaan kekasihnya itu. Baginya, tidak perlu meminta ijin untuk berciuman.
Saat Yeri tengah asik tertawa. Jungkook menciumnya. Menyalurkan setiap rasa bahagia, sesal, sedih, kecewa, dan marah. Ciuman itu terasa begitu menyedihkan bagi Jungkook, dan Yeri tentu saja merasakannya. Dia menjadi semakin kebingungan dengan keadaan ini. Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya dan Jungkook.
Perlahan Jungkook melepaskan ciumannya. Mereka pun kembali duduk berhadapan, masih di atas ranjang yang sama.
"Yeri-ya. Berjanjilah padaku, kau akan mendengarkanku sampai aku selesai bicara. Jangan marah, jangan pergi, jangan memotong pembicaraanku, tapi kau boleh menangis." tutur Jungkook.
Raut wajah Yeri berubah menjadi tak terdefinisikan. Percampuran antara bingung, marah, sedih, takut, dan khawatir.
"Wae?" hanya itu yang mewakili kebingungan Yeri saat ini.
"Berjanjilah maka aku akan menceritakan semuanya."
Yeri mengangguk dan berjanji bahwa dia akan mendengarkan semua yang dikatakan Jungkook.
"Ayahku yang membuatmu berada disini. Dan ini adalah rumahku." tutur Jungkook.
Yeri terdiam dan masih saja bingung. Dia ingin bertanya kenapa tapi dia sudah terikat janji untuk diam.
"Kau tau, orang tuamu masih hidup. Vampir kecil yang menggigitnya dulu belum memiliki virus yang cukup mematikan. Jadi ayahku merawat orang tuamu."
Satu tetes air mata Yeri telah terjatuh. Tapi dia tetap bingung dengan apa yang Jungkook berusaha sampaikan.
"Ini sudah sangat lama. Dan apa yang ayahku takutkan terjadi. Aku jatuh cinta dengan putri dari tawanannya. Ah, bukan tawanan, lebih tepatnya jiwa yang terjebak. Kau tau, bangsa kami hanya bisa jatuh cinta satu kali. Aku adalah keturunan ke delapan keluarga Jeon yang berdarah campuran. Yang artinya aku tidak punya pilihan untuk menjadi manusia. Aku selama ini sudah dibohongi. Aku berpikir bahwa aku bisa memilih untuk menjadi manusia. Tapi ternyata aku tidak bisa. Itu juga yang terjadi pada Jimin hyung dan Seulgi noona. Tapi, Seulgi noona telah memilih hyung."
Yeri semakin kebingungan dan terjebak dalam emosi yang timbul akibat kesimpulannya.
"Ayahku berniat memberimu pilihan. Satu, kau kembali bersama orang tuamu dan melupakanku, tapi perasaanmu masih akan tetap mencintaiku. Bukankah itu menyakitkan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
One and Only [END]
Fiksi PenggemarSeorang pria tampan dan penuh wibawa hanya bisa jatuh cinta satu kali. Dia terjebak dalam pesona manis seorang gadis untuk pertama kalinya. Jeon Jungkook terjebak dalam pesona seorang Kim Yeri. Gadis cantik dengan sejuta masa lalu kelam. Yeri selalu...