16. Your Happiness

1.8K 236 14
                                    

Mata Jungkook terbelalak dan tubuhnya kaku. Gadis kesayangannya tengah terkulai lemas, matanya rapat, duduk di atas satu buah sofa di tengah ruangan yang gelap. Tanpa oksigen yang mengalir melalui selang pernafasan itu, bisa saja Kim Yeri sudah sangat sesak.

"KIM YERI..!!!"

Teriakan Jungkook di ambang pintu itu seperti menarik kembali kesadaran Yeri. Jiwanya seperti terpanggil untuk kembali ke ambang kesadaran. Sebelum itu terjadi, Yeri sudah merasakan tubuhnya direngkuh oleh seseorang. Hangat dan menenangkan.

Yeri kembali berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya. Gelap membuatnya sangat ketakutan hingga ia tak sadarkan diri. Siapapun akan kalap jika berada di tengah kegelapan yang sangat gelap. Tak ada setitikpun pantulan cahaya, bahkan bayangan cahaya pun tak ada.

"Juung... jung... kook..." rintih Yeri pelan.

Jungkook langsung merenggangkan dekapannya yang begitu erat setelah mendengar suara pelan Yeri.

Jejak aliran air mata masih terlihat jelas di wajah Jungkook. Dia sangat menghawatirkan kekasihnya itu.

Mereka hanya menatap satu sama lain mencari ketenangan. Cahaya kecil dari handphone Jungkook cukup membantu mereka untuk melihat ke satu arah, yaitu cinta yang ada di depannya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Jungkook.

"Selama aku denganmu, maka aku baik baik saja, Oppa." Yeri tersenyum. Jungkook merasa sangat lega, sesaat.

"Kau tidak tau Yeri. Justru bersamaku kau tak akan baik-baik saja. Hari ini adalah permulaan." batin Jungkook.

"Oppa, ayo kita keluar. Aku mulai takut." pinta Yeri.

Jungkook melakukan telepati dengan ayahnya untuk meminta izin membawa Yeri ke kamarnya.

Jungkook dan Yeri memiliki waktu 24 jam untuk beristirahat. Sebelum pilihan terhadap Yeri dimulai.

Lantas, Jungkook menggendong kekasihnya itu dengan penuh hati-hati. Bukan piggy back, tapi bridal style.

"Yeri-ya, kau istirahat dulu disini. Aku kenal dengan pemilik rumah ini. Jadi tidak usah takut. Dia tidak berani melawanku. Semua pelayan disini akan memperlakukanmu sebagai tamu."

Yeri hanya menanggapi drngan anggukan.

"Maafkan aku, kau harus menderita karenaku."

"Tidak, Oppa. Orang yang telah menculikku lah yang salah. Dan aku baik-baik saja. Oppa tidak usah khawatir."

Jungkook hanya mengangguk dengan raut yang masih penuh penyesalan.

"Maafkan aku."

"Berhentilah minta maaf. Euuh, Oppa. Kau tidak pergi ke kantor? Pasti kantor akan sangat kacau tanpamu."

"Dan aku akan kacau tanpamu. Mengerti?"

"Arraseo, Oppa."

"Ini hari Minggu, jadi aku libur." Tutup Jungkook sebelum meninggalkan Yeri untuk beristirahat di kamar Jungkook.

●●●

"Jimin hyung, Taehyung hyung, Yoongi hyung. Kemarilah, berkumpul di ruang game ku. Aku butuh kalian." Panggil Jungkook pada hyung-hyungnya melalui telepati. Dia sedang malas menggunakan handphone.

Taehyung yang pertama muncul. Dia langsung memposisikan diri di hadapan Jungkook. Mereka duduk berhadapan di satu set sofa ruang game.

Beberapa detik kemudian, Yoongi menyusul hadir menemui Jungkook.

One and Only [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang