Jungkook dan Yeri masih melepas lelah dan berbagi rasa nyaman di ruang rahasia itu. Mereka cukup lama bersembunyi hingga beberapa karyawan terheran saat memasuki ruangan CEOnya. Ruangan itu kosong, tapi ada tas milik Kim Yeri di mejanya dan juga jas milik Jungkook di kursi kerja CEO itu.
Di atas ranjang ruang rahasia itu, Yeri mulai menyatukan kesadarannya. Tidurnya sangat nyaman, seperti tak ada beban. Saat tersadar, dia mengerjapkan matanya berkali-kali. Yeri melihat langit-langit yang berbeda, ini bukan kamarnya. Benar-benar tidak ingat dimanakah dia tidur, padahal tidak dalam keadaan mabuk.
Perlahan Yeri menoleh ke arah kiri. Mencoba mengkonfirmasi ingatannya dengan kenyataan. Benar, ingatannya benar. Pria itu masih pulas tertidur di sebelahnya. Yeri membelalakkan matanya, dia sudah mengingat apa yang terjadi sebelum dia tertidur. Sepertinya dia sudah tertidur sangat lama di jam kerja. Diraihnya pergelangan tangan kiri Jungkook, setelah melihat jam tangan itu Yeri langsung membangunkan Jungkook.
"Depyeonim... depyeonim... bangun, ini sudah saatnya makan siang." ucap Yeri sambil mengguncang-guncangkan bahu Jungkook. Jungkook hanya mengerang sambil menggeliat meregangkan otot. Matanya masih enggan terbuka. "Depyeonim.. ini sudah siang," lanjut Yeri masih berusaha membangunkan Jungkook. "Memangnya sudah jam berapa? Kita baru tertidur sebentar Kim Yeri," jawab Jungkook dengan mata yang masih tertutup. Yeri kesal, dia hanya mendengus dan menjawab pertanyaan itu dengan nada naik satu oktaf,"Pukul 14.00."
Tanpa aba-aba Jungkook yang mendengar itu langsung terduduk dengan mata yang terbuka lebar. Dia sangat terkejut. Beberapa detik kemudian dia menyadari sesuatu, bisa saja Yeri berbohong padanya.
"Kau tak usah berbohong padaku Yeri-ya." Jungkook tersenyum dan menoleh ke arah gadis cantik itu. Yeri hanya menggerakkan wajahnya sedikit untuk menunjukkan arah jam tangan Jungkook berada.
Jungkook melihat jam tangannya dan langsung berdiri bersiap keluar ruangan. Yeri mencegahnya. Jungkook masih berantakan, rambutnya acak-acakan dan bajunya tak beraturan.
Yeri berjalan mendekati Jungkook. Diraihnya kerah kemeja dan dasi Jungkook untuk dirapihkan. Tak luput, rambut Jungkook yang sudah seperti sarang burung juga diraphkan oleh sekretaris itu. Jungkook hanya mematung, tak tau apa yang harus dilakukan. Mereka sangat dekat, bahkan terlalu dekat. Apapun bisa terjadi bukan dengan jarak yang sedekat ini. Tapi, Jungkook berusaha menahan otak mesumnya. Dia tak mau menyakiti Yeri.
👿👿👿
Sekarang sudah pukul 20.00 KST. Waktunya Yeri pulang, tapi tidak dengan CEOnya itu. Yeri mengetuk ruangan Jungkook dan kemudian melangkah masuk. Pria kesayangannya itu masih sama, duduk di kursi kerja dan mengetik sesuatu di laptop tipis miliknya. Yeri hanya tersenyum melihat kerja keras Jungkook dan berjalan semakin mendekat. Yeri duduk di kursi tamu yang berhadapan langsung dengan kursi milik Jungkook dan hanya terhalang meja.
"Depyeonim. Anda tidak pulang?"
Jungkook hanya memendang Yeri dan tersenyum sesaat. Dia sudah tau bahwa sebentar lagi Yeri akan pulang setelah menyampaikan jadwalnya besok. "Depyeonim saya akan membacakan jadwal anda besok," ucap Yeri berikutnya.
Setelah selesai menyampaikan jadwal itu, Yeri merasa berat untuk meninggalkan Jungkook. "Yeri-ya. Sepertinya sabtu jam 8 malam kosong kan?" ucap Jungkook tiba-tiba. Yeri hanya menjawab dengan iya.
Kini Jungkook menutup laptopnya dan bertopang dagu. "Apa jawalmu juga kosong pada hari dan jam itu Yeri-ya?"
Yeri menjawab,"Jadwalku dan jadwal anda sama depyeonim. Diluar pekerjaan, saya memilih untuk beristirahat atau pergi ke rumah imo."
Jungkook gembira mendapati jawaban itu. "Baiklah, aku jemput hari sabtu jam 8 malam di apartemenmu ya. Dandanlah yang cantik." Yeri terkejut, tentu saja. Jungkook tak pernah mengajaknya keluar selain urusan pekerjaan, bahkan mengajaknya makan saja tak pernah. Jungkook mengakhiri percakapan itu,"Sekarang pulanglah. Akan kuantar sebagai hadiah karena kau telah membuatku beristirahat cukup lama hari ini." Sebelum Yeri sempat memberikan jawaban apapun, Jungkook sudah berdiri dan meraih pergelangan tangan kanan Yeri. Mereka berjalan menuju mobil Jungkook sambil bergandengan tangan. Ralat, Jungkook menggandeng tangan Yeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
One and Only [END]
FanfictionSeorang pria tampan dan penuh wibawa hanya bisa jatuh cinta satu kali. Dia terjebak dalam pesona manis seorang gadis untuk pertama kalinya. Jeon Jungkook terjebak dalam pesona seorang Kim Yeri. Gadis cantik dengan sejuta masa lalu kelam. Yeri selalu...