21. My Love

1.9K 238 7
                                    

Yeri tertawa kecil karena kebodohan Jungkook dalam menulis surat yang ia cantumkan dalam kiriman satu bouquet bunga cornflower.

Yeri meletakkan bunga itu di mejanya. Dia memilih untuk lanjut bekerja, dia harus menyelesaikan proposal kerja sama sebelum meeting bersama client jam 3 nanti. Ya, client itu tak lain dan tak bukan adalah Jeon Jungkook.

Anehnya, Jungkook tidak ingin meeting di tempat Yeri bekerja. Menurutnya Haesoo akan sangat mengganggu. Jadi ia mengajak Yeri untuk meeting di ruang kerja villa yang Jungkook tempati saat ini.

●●●

Yeri sudah bersiap untuk menemui Jungkook. Bukan untuk berkencan, hanya meeting kerjasama. Itu saja.

"Sajangnim, saya akan meeting dengan Jeon Jungkook. Mungkin akan memakan waktu lama, jadi saya sekalian pamit untuk pulang."

Jieun yang sedang berdiri di belakang mesin kasir bersama karyawannya pun langsung tersenyum dan mengiyakan ucapan Kim Yeri.

Tepat pukul 3 sore, Yeri sudah duduk manis di sofa ruang kerja milik Jungkook. Pelayan yang mengantarnya kesini, sedangkan Jungkook masih belum terlihat.

Beberapa menit awal, Yeri merasa biasa saja. Dia bermain dengan ponselnya, hingga ia menyadari ada seseorang dibalik pintu yang sedikit terbuka. Dia adalah pelayan yang mengantarkan Yeri tadi. Dia terus saja menatap Yeri dengan sangat menakutkan.

Perlahan pelayan itu membuka pintu dan masuk menghampiri Yeri dengan langkah yang sangat pelan. Tatapannya sangat menakutkan, seolah akan menerkam Yeri hidup-hidup.

Jarak Yeri dan pelayan itu tinggal 3 langkah lagi.

Dorongan keras pada pintu membuat Yeri dan pelayan itu terkejut.

Dia Jungkook. "Apa yang kau lakukan?" Tanya Jungkook sinis pada pelayan itu.

Seperti angin, pelayan itu berlari sangat kencang. Raut wajah Jungkook tak jauh berbeda dengan pelayan tadi. Hanya saja Jungkook terlihat marah dan kesal.

Yeri dan Jungkook sudah duduk berhadapan dan mulai membicarakan bisnis kerja sama antara Haesoo Cafe dan perusahaan milik Jungkook.

"Terimakasih, Tuan Jeon sudah bersedia melakukan kerjasama dengan Haesoo cafe. Semoga kerjasama kita terjalin dengan baik." Yeri berusaha tampil dengan baik demi pekerjaannya.

Jungkook tertawa, "Mana mungkin aku menolak kerjasama dengan noona ku sendiri, Yeri-ssi."

Yeri mulai kesal, seorang pelayan perempuan terlihat masuk membawa 2 gelas minuman berwarna merah.

Yeri sudah menahan haus dan rasa kesal sejak tadi langsung menyerobot gelas miliknya sesaat setelah diletakkan didepannya oleh pelayan itu.

Yeri memuntahkan apa yang ia minum. Gelasnya terlempar karena ia juga merasa terkejut dan reflek melempar gelas yang ia pegang.
Rasanya aneh. Dia berpikir itu adalah jus strawberry nyatanya minuman itu berasa anyir dan berbau sedikit amis.

"Minuman apa ini ?" Yeri masih merasa mual.

"Yakkk !!!!" Jungkook membentak pelayannya itu. Dia merasa marah karena kecerobohan yang dilakukan pelayan itu akan berdampak pada terungkapnya identitas Jungkook.

"Maaf Tuan." Pelayan itu pun berlari keluar.

Tapi, Jungkook sudah terlanjur sangat marah. Matanya memerah dan perlahan taringnya memanjang. Dia hanya menunduk. Berusaha mengendalikan amarahnya agar identitasnya sebagai vampir tidak terungkap.

Terlambat.
Yeri melihatnya.
Yeri mengambil 5 langkah mundur. Dia sangat terkejut. Sangat tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Matanya terbelalak, rahang bawahnya seolah jatuh.

Jungkook menyesali emosinya. Dia benar-benar bingung saat ini.

Hingga beberapa detik kemudian terdengar suara dari gadis di hadapannya ini, "DAEBAKK...!!!"

Kim Yeri tertawa seolah tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Jungkook-nim. Apa kau benar-benar vampir ? HEOL... DAEBAK..!!" Yeri sangat bahagia. Dia hampir saja berjingkrak kegirangan.

Jungkook heran. Apa yang terjadi dengan Yeri, kenapa dia begitu senang bertemu vampir. Biasanya orang-orang akan ketakutan.

"Yeri-ssi. Kau tidak takut ?"

"Kenapa aku harus takut ? Aku sangat menyukai Vampir."

Jungkook tersenyum. Mata dan giginya kembali normal. Dia tertawa. Rasanya sangat lega.

"Tunjukkan lagi taringmu Jungkook-nim."

"Tidak bisa Yeri-ssi. Aku tidak mau membuatmu takut. Kau tak takut jika aku menggigitmu ?"

"Tidak. Karena aku akan hidup abadi."

"Apa yang membuatmu menyukai vampir ?"

"Eeee... Jungkook-nim. Apa tidak sebaiknya kita berbicara sambil duduk. Aku sangat senang bertemu vampir yang tampan sepertimu." Yeri tersenyum sangat manis. Pipinya memerah.

Mereka kembali duduk berhadapan.
Seperti sepasang kekasih yang sedang kencan buta. Wajah mereka berdua memerah.

Terimakasih untuk kesalahan pelayan tadi. Kini Yeri dan Jungkook menjadi lebih dekat.

"Yeri-ssi. Kau belum menjawab pertanyaanku."

"Ahh. Aku sangat menyukai vampir. Mereka memiliki hidup yang abadi. Dan aku menginginkannya. Dari apa yang aku dengar, vampir juga sangat setia karena mereka hanya bisa jatuh cinta satu kali. Mereka juga menulis takdir mereka sendiri. Dan bagiku itu sangat hebat."

"Wahh... aku senang kau menyukainya Yeri-ssi."

"Tapi, Jungkook-nim. Apa kau sudah menemukan cintamu ?"

"Ah, panggil saja Jungkook-ssi atau Jungkook Oppa." Pria itu tersenyum sangat bahagia.

"Ah, baiklah Jungkook-ssi..."
"... kau belum menjawab pertanyaanku Jungkook-ssi."

"Apa kau sangat ingin tau ?" Raut wajah Jungkook menjadi serius dengan tatapan tajam ke kedua manik Yeri.

"Iya..."

"Haruskah aku menjawabnya sekarang ?"

"Iya...."

"Aku sudah memiliki cintaku."

"Ah. Begitu." Yeri kini tampak murung. Dari apa yang ia baca, jika manusia ingin menjadi vampir dia harus menikah dengan seorang vampir yang mencintainya. Tadinya Yeri berharap dia bisa menjadi vampir dengan menikahi Jungkook. Tapi, itu tidak mungkin karena pria di depannya kini sudah memiliki cintanya. Hatinya benar-benar dibolak-balik dalam waktu 10 menit.

"Kalau begitu saya permisi dulu Jungkook-ssi." Yeri pamit. Dia berdiri dengan wajah yang tertunduk. Sungguh nyata kekecewaan terukir di raut wajahnya.

Saat Yeri berjalan melewati Jungkook, tangan kirinya tertahan.

Rupanya Jungkook menahannya.

"Kamu."

Yeri yang mendengar itu langsung membalikkan badannya. "Apa maksud anda?"

Jungkook masih membelakangi Yeri.

"Cintaku."

Jungkook berbalik dan memandang mata Yeri.

"Kim Yeri, kamulah cintaku. Kau tau betapa menderitanya aku selama ini karena harus menahan rinduku..."
"... kau tau betapa aku ingin memelukmu. Kumohon percayalah padaku."

Yeri yang mendengar itu hanya bisa diam. Kedua matanya berkaca-kaca.

Entah dorongan dari mana, dia ingin memeluk Jungkook.

Mereka pun berpelukan.

"Saranghae Kim Yeri..."
".... aku merindukanmu, Kim Yeri."
"... jangan tinggalkan aku Kim Yeri."

Kalimat itu Jungkook bisikkan ditelinga kanan Yeri. Pelukannya semakin erat.

One and Only [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang