Atlan tengah mendrible bola basket diatas lapangan mini milih keluarga Mandala. Atlan tidak sendirian, ia bermain bersama Armada. Sedangkan Mandala tadi ijin keluar sebentar.
"Lo tau?" Tanya Armada.
"Apaan?" Begonya, Atlan menyahuti dan berhenti mendrible bola basketnya. Dan itu peluang untuk Armada merebut bola itu.
"Lo bego, percaya aja lo," dan tepat saat itu Armada melalukan lay-up dan bola masuk ring.
"Kampret! Curang lo!"
Armada menjulurkan lidahnya, ia lantas melempar bola itu sembarangan. Berjalan kearah sofa yang disediakan di teras belakang.
"Tai lo!" Umpat Atlan sembari menjatuhkan tubuhnya diatas sofa berwarna maroon itu. Sedari tadi Atlan terus mengumpat dan itu membuat Armada tertawa puas.
"Kenapa lo?" Suara Mandala mengejutkan mereka berdua. Dirinya juga ikut duduk disofa panjang itu.
"Lo habis dari mana?" Tanya Armada tak menghiraukan pertanyaan Mandala.
"Muter-muter bentar di sekitar sini," jawab Mandala.
Dan tak ada lagi yang membuka suara setelah Mandala menjawab pertanyaan Armada. Mereka sudah sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Jadi gimana? Apa keputusan lo?" Atlan bersuara.
Mandala menarik nafas lalu menghembuskan lewat mulut, "Gue mau mertahanin Vira, gue sadar gue selama ini hampir aja ngebuang sosok sebaik dan setulus Vira," putus Mandala.
Atlan tersenyum mendengar keputusan Mandala untuk tetap mempertahankan hubungannya dengan Vira.
"Bagus! Pilihan lo bener kali ini, kalau gue diposisi lo gue bakalan ngelakuin hal yang sama. Karena lo tau? Vira itu ibarat bungan edelwises, susah dicarinya dan sekalinya lo nemuin bunga itu lo gak bakalan rela bunga itu dirusak atapun disakiti karena mengingat perjuangan nyari bunga itu susah banget," oceh Atlan.
"Kalau lo? Lo gimana?" Mandala bertanya pada Armada yang sedari tadi belum bersuara setelah Mandala memberi keputusan.
"Lah? Kenapa sama gue?"
"Mau sampai kapan lo bakalan nyembunyiin itu?" Tanya Mandala.
"Lo ngomong apaan sih? Gue gak paham," jujur memang Armada tak begitu paham ucapan Mandala.
"Lo suka kan sebenernya sama Alina, bener tebakkan gue?"
"Lo suka Alina?! Kenapa kembaran gue banyak yang suka ya? Sedangkan gue belom ada sama sekali," ucap Atlan.
"Udah ada, tapi lo gak sadar itu Lan," Ucap Armada.
"Tebakan lo bener," ucap Armada menjawab pertanyaan Mandala.
"Lo gak berniat jujur ke Alina?" Tanya Atlan.
Armada menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, "Biarin kayak gini aja, gue gak mau rasa nyaman Alina ke gue berubah karena gue ngungkapin perasaan gue ke dia. Apa lagi gue sama Alina baru deket-deketnya, masa iya gue langsung ngomong suka?"
"Udah sejak kapan?"
"Sejak pertama kali saat lo dan Alina mbantuin masalah kakak kelas,"
Atlan dan Mandala menggeleng-nggeleng tidak percaya. Jadi selama ini Armada yang pertama kali sudah jatuh hati pada Alina.
Armada merangkul Mandala dan Atlan karena posisinya sekarang ditengah, "Udah biarin aja mengalir selayaknya air, kita ikutin aja alurnya. Gue gakpapa kok," ucap Armada meyakinkan Mandala dan Atlan.
Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada dua sosok yang mendengar obrolan mereka bertiga dari balik pintu. Alina menahan sesak didadanya sambil meremas bagian bawah kaosnya. Sedangkan Vira hanya dapat tersenyum, sebenarnya ia tau jika Alina ingin Armada mengungkapkan perasaannya tapi ia sadar, ia cewek yang harus menunggu si cowok untuk memulai.
***
END
Ok finally ini bab tertakhir yang udah gue save lama nyak? Sori, gue kebebet ujian soalnya, biasa anak kelas 12. (Sesi curhat bentar).
Ok, cerita ini resmi tamat dan gak ada lanjutannyan.
Thanks buat para readerku dan yang lainnya yang setia menunggu❤❤❤
See you again di cerita gue lainnya nyak!😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Science and Social
Ficção AdolescenteMenjadi orang yang disegani di salah satu jurusan membuat sosok Atlan menjadi orang pertama saat anak IPS membuat masalah atau terpancing masalah dengan anak jurusan IPA. Atlan Pramudya, anak IPS kelas XII-SC, selain punya tampang yang mempesona dia...