Mereka bertiga tengah memakan eskrim yang dibelikan Armada. Mood Vira sekarang sudah membaik, begitu juga dengan Armada.
"Kapan datengnya? Kok gue gak denger suara motor lo?" Tanya Alina disela-sela memakan es krimnya.
"Masa sih? Saking asik ngobrol nih sampe suara motor gue dicuekin,"
"Masa sih?" Heran Alina. Dan Armada hanya menganggukan kepalanya.
"Lo udah ngasih tau Atlan kalau lo bareng gue?" Tanya Armada.
"Lo gak bilang sekalian ke Atlan tadi? Gue kira lo udah bilang, yaudah gue telfon dia dulu," Alina meletakkan es krimnya diatas lepek yang disediakan Vira. Tangannya beralih meraih ponselnya disamping vas bunga lalu ia mencari kontak Atlan. Alina menelfon Atlan.
"Halo? Assalamu'alaikum cantik" itu suara Atlan.
"Walaikumsalam, lebay deh,"
"Hehehe, biarin. Ada apaan nelfon? Eh iya, kamu dimana? Dengan siapa? Semalam berbuat apa?"
"Heh! Malah nyanyi,"
"Hehehe, bercanda.. sensi amat buk. Gue serius, lo dimana? Sama siapa sekarang?"
"Gue dirumah Vira, sama Armada sama Vira. Lo dimana?"
"Gue lagi di toko depan komplek rumah Vira. Mampir bentar beli minum,"
"Ooo, mau langsung pulang apa ikutan kerumahnya Vira?"
"Pulang aja deh, kenapa? Mau bareng sama gue pulangnya?" Tawar Atlan.
Alina menjauhkan layar ponselnya, "Gue pulang sama Atlan aja ya, Ar" ucap Alina pada Armada.
"Gak, lo pulang sama gue aja. Gue udah janji mau nganter lo pulang, siniin hp lo," Alina memberikan ponselnya ke Armada.
"Lo dimana?" Tanya Armada pada Atlan lewat telfon.
"Lah? Kok Alina suaranya cowok?"
"Eh oncom! Gue Armada, bukan Alina"
"Eh? Gue kirain Alina berubah jadi cowok, hehehe.. gue ada ditoko depan komplek rumahnya Vira"
"Yaudah tunggu sana, gue sama Alina bentar lagi kesitu," Armada langsung memutuskan sambungan telfonnya tanpa mengucap salam.
"Kok langsung lo tutup? Lo belom salam," omel Alina.
"Hehehe, kelupaan. Nih," Armada mengembalikan ponsel Alina ke pemiliknya.
Setelah es krim mereka bertiga habis, Alina dan Armada pamit untuk pulang karena hari semakin sore. Saat Vira mengantar Alina dan Armada keluar pintu, dirinya tak sengaja melihat seseorang yang tengah dikursi teras rumahnya.
"Mandala?" Panggil Vira yang membuat langkah Alina terhenti lalu menengok kearah teras rumah Vira. Ada Mandala tengah duduk disana, entah dari kapan, Alina dan Vira tak tau itu. Dengan cueknya Armada langsung menarik tangan Alina agar kembali berjalan.
Armada segera menaiki motornya, memakain helm lalu menyalakan mesin motornya. Sedangkan Alina masih diam menatap kearah Mandala dan Vira disamping motor Armada. Terlihat Mandala tengah melamun dan belum menyadari keberadaan Vira, saat akan melangkah kembali ke arah Vira, Armada mencekal tangan Alina.
"Buruan udah sore,"
"Tapi itu, Vira? Mandala?"
"Udah biarin," Armada memasangkan helm Alina ke kepala cewek itu.
"Naik," suruh Armada.
"Tapi mereka?"
"Udah, naik sekarang"
Bertepatan saat Alina akan membalas ucapan Armada, suara klakson motor milik Atlan terdengar. Membuat Mandala tersadar.
"Tuh Atlan sampe kesini, naik sekarang!" Suruh Armada. Mau tidak mau Alina segera naik dan berpegangan pada jaket cowok itu. Dengan muka cemberut, Alina menenggelamkan wajahnya dipunggung Armada.
Armada segera menjalankan motornya menyusul Atlan yang lebih dulu berjalan. Sebelum Alina benar-benar menghilang dari pandangan Mandala saat ini, dirinya terus memperhatikan Alina sampai sosok itu menghilang dari matanya.
"Mandala? Kamu kenapa?" Tanya Vira
"Ah, iya aku gakpapa" ucap Mandala yang langsung berjalan kearah Vira dan memeluk tubuh mungil Vira dengan erat.
"Aku sayang kamu," bisik Mandala. Vira tersenyum sambil mengusap rambut Mandala dengan sayang.
"Aku juga," balas Vira
Sebenarnya Mandala memeluk Vira bukan tanpa alasan. Hatinya merasa sakit saat melihat Armada memboncengkan Alina.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Science and Social
Novela JuvenilMenjadi orang yang disegani di salah satu jurusan membuat sosok Atlan menjadi orang pertama saat anak IPS membuat masalah atau terpancing masalah dengan anak jurusan IPA. Atlan Pramudya, anak IPS kelas XII-SC, selain punya tampang yang mempesona dia...