Setelah seharian berkutat dengan soal-soal dan hafalan rumus, kini Alina dapat benafas lega saat mendapat pengumuman jika guru ada rapat untuk membahas masalah study campus untuk anak kelas XII.
Sekarang Alina ada dimasjid bagian atas, setelah melaksanakan sholat dhuhur dirinya tak langsung kembali kekelas. Rasanya ingin menyendiri sejenak dan menikmati semilir angin yang begitu terasa mengantukan.
Hanya Alina yang masih dimasjid hingga sholat dhuhur berjamaah selesai dilaksanakan."Jadi ngantuk," ucap Alina yang langsung mengambil posisi enak untuk tiduran. Mukenanya dipakai untuk bantalan dan sajadnya untuk alas.
Lama-kelamaan mata Alina semakin berat dan berat dan akhirnya menutup dengan sempurna... alam mimpi mulai menyambut Alina dengan tenang. Sampai...
"Lin! Anak IPS ngerusak kaca kelas kita!" Suara itu mengagetkan Alina, membuat acara tidurnya seketika berantakan. "Sialan, gue mau istirahat bego!" Batin Alina, sebenarnya ia ingin berkata seperti itu pada Wima yang sekarang tengah menemukan dirinya dimasjid atas. Namun Alina tak tega, dengan malas Alina membereskan mukenahnya dan segera turun masjid lalu menuju kelas.
***
"Kita gak sengaja!"
"Kalian sengajakan?! Ngaku!"
"Dibilangin! Ini tuh kesalahan yang murni dan bukan buatan! Lagian lo anak IPA kan? Bisa bedain mana yang murni? Mana yang buatan gak?!"
"Eh kok lo nyolot!"
"Lo duluan yang nyolot! Kalau bukan cewek udah gue ajak beran--"
"Berantem?" Suara itu muncul daribalik kerumunan. Suara itu berasal dari dua manusia. Atlan dan Alina.
"Jelasin kronologinya," Alina tak mau berlama-lama berurusan hal seperti ini. Disisinya, Atlan mendengarkan penjelasan Mandala. Pasalnya tadi Atlan juga tak melihat kejadiannya karena dirinya tengah tiduran di UKS.
"Jadi gini, tadi kita main bola Lan kayak biasanya. Semua berjalan lancar, sampek Arif tadi nendangnya bolanya kekencengan. Bukannya masuk gawang, tuh bola malah nyasar dan mecahin kaca kelas ini," jelas Mandala langsung pada intinya.
"Bohong! Tadi gue liat lo nyuruh si Arif buat nendang nih bola ke arah kaca jendela kelas ini!" Vira masih tak terima.
"Hey girl! Yang gue jelasin fakta! Gak usah ngeyel!" Mandala tak mau kalah.
"Stop! Pusing gue dengernya. Mandala udah njelasin dan menurut gue kesalahan itu murni dan gak ada faktor kesengajaan." Alina angkat bicara lagi.
"Dan menurut gue, lo juga harus tanggung jawab buat ngeganti itu kaca yang pecah tadi. Gue gak mau tau, tadi yang lagi main bola harus bisa nggantiin tuh kaca. Mau lo patungan buat beli atau gimana terserah, yang penting--" Atlan memalingkan wajahnya ke Alina dan Alinan menatapnya balik.
"Kita gak disebut cupu karena lari dari masalah," sambung Atlan diakhirnya dengan memberi wink pada Alina.
Alina memutar bola matanya dengan malas dan membalas ucapan Atlan dengan gumaman. "Semua bubar! Masalah kelar!" Seru Atlan yang langsung membuat semua murid bersorak 'huuuhhhhh'.
Melihat ekspresi Vira yang masih belum terima, Alina lantas mengajak Vira kekantin untuk membeli es doger favoritnya.
"Ngantin sekarang? Bakso Kang Mur?" Tagih Armada, mau tak mau Atlan mengiyakan dan mereka berdua berjalan menuju kantin. Sebenarnya Armada ada maksud lain.
***
🔜
KAMU SEDANG MEMBACA
Science and Social
Подростковая литератураMenjadi orang yang disegani di salah satu jurusan membuat sosok Atlan menjadi orang pertama saat anak IPS membuat masalah atau terpancing masalah dengan anak jurusan IPA. Atlan Pramudya, anak IPS kelas XII-SC, selain punya tampang yang mempesona dia...