Suasana ruang belajar saat ini sepi. Atlan dan Alina janjian tidak belajar, mereka sedang berkumpul di kamar Atlan. Tito dan Rita sedang pergi kerumah tetangga baru yang letaknya ada didepan rumah mereka.
Atlan dan Alina saling berhadapan, duduk dikarpet bludru warna navy milik Atlan. Masih belum ada yang membuka suara karena bingung harus mulai darimana.
"Aaaa, gue pusing!" Rengek Alina yang langsung meringkukkan tubuhnya diatas karpet. Atlan juga menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Anjir! Kenapa gue yang mumet! Segala waktu itu kita yang tau Mandala sama Vira jalan lagi," Atlan ikut meringkukan tubuhnya.
"Enak aja!" Alina kembali pada posisi duduk, "Lo yang pertama kali liat mereka! Gue gak tau apa-apa sebelumnya, jadi kesimpulannya lo yang salah, gue ma enggak salah!" Seru Alina tak terima.
Tak mau betengkar dengan kembarannya, Atlan berseru "Iya-iya! Gue salah, cewek selalu bener!" Dan Alina tertawa puas.
"Kenapa jadi kita yang mumet? Yang punya hubungan siapa? Yang mumet siapa? Kan kita cuman njanjiin buat njaga rahasia doang, jadi ya kita cuman njaga rahasia aja," ucap Alina dan Atlan mengangguk setuju, dan suara ketukan dari luar pintu kamar Atlan membuat Alina dan Atlan saling berpandang. "Siapa?" Tanya Atlan pada Alina dengan gerakan bibir tanpa bersuara. Alina mengangkat kedua bahunya lalu menggeleng.
Atlan dan Alina berjalan ke arah pintu, Atlan membuka pintu sedikit demi sedikit sedangkan Alina bersembunyi dibalik tubuh Atlan. Suasana menjadi menyeramkan apalagi keadaan rumah sepi hanya dirinya dan Atlan. "Siapa?" Tanya Alina yang masih setia bersembunyi dibalik tubuh Atlan.
"Gak tau, gak ada orang. Sepi, masa iya mama sama papa?" Dan pintu kamar terbuka lebar.
"WAAAAA!!"
"AAAAAAAAAAAA!!""
"HUAAAA!!!"
"Mama?! Papa?!" Ucap Atlan dan Alina bersamaan.
"Kalian takut ya? Hayo ngaku" goda Rita sambil menahan tawa, begitu juga dengan Tito.
"Ih! Mama apaan sih, gak lucu tau. Udah bikin jantung anaknya mau copot, sekarang malah diketawain," Alina berucap sedikit jengkel.
"Gak lucu tau ma," sambung Atlan.
Rita dan Tito meminta maaf pada Atlan dan Alina karena sudah mengejutkan mereka berdua. Rita sengaja, karena ia tau kalau Atlan dan Alina takut dengan hantu atau hal-hal yang berbau mistis.
"Yaudah, turun kebawa yuk! Ada makanan dari tetangga baru," ajak Rita.
"Tadi kalian gak ngapa-ngapainkan waktu berduaan didalem?" Tito bertanya dengan nada mengitimidasi.
"MasyaAllah, papa. Ini apaan lagi, ya kali Atlan mau ngapa-ngapain Alina, paling juga Atlan ajak berantem doang," ucap Atlan.
"Apaan lo bilang? Ngajakin berantem? Orang baru gue bantah aja lo langsung diem,"
"Udah-udah, jangan berantem. Kamu juga sih mas, udah tau Atlan sama Alina saudara. Pasti Atlan taulah batas-batasnya," Rita membela kedua anaknya.
"Iya kali aja ma, yaudah ayok kebawah. Sebelum makanannya dingin," ajak Tito.
"Makanannya apa Pa?" Tanya Alina.
"Angsle!"
Mendengar kata 'angsle', Alina dan Atlan segera turun kebawah mendahului Rita dan Tito. Rita dan Tito hanya dapat menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah anak kembar mereka yang lucu.
***
🔜
KAMU SEDANG MEMBACA
Science and Social
Ficção AdolescenteMenjadi orang yang disegani di salah satu jurusan membuat sosok Atlan menjadi orang pertama saat anak IPS membuat masalah atau terpancing masalah dengan anak jurusan IPA. Atlan Pramudya, anak IPS kelas XII-SC, selain punya tampang yang mempesona dia...