=4=
Buk!Buk!Buk!
Dawon mengerjapkan matanya, begitu yang ia lihat jam menunjukkan pukul 00.30 tengah malam, ia berdecak dan menggerutu sendiri. "Astaga! Siapa yang bertamu dini hari begini?"
"...Wang? apa itu kau?"
Dawon turun dari ranjangnya begitu yang masuk ke telinganya hanya suara dengkuran yang sudah pasti Jason. Ia menyingkap rambutnya ke belakang dan membuka pintu kamarnya, benar ada Jason yang tertidur di sofa yang tertutupi selimut, tapi Dawon heran mengapa dengkurannya masih saja terdengar keras.
Ia berjalan menuju saklar lampu lalu meraih hoodie yang tergantung di balik pintu kamarnya. Sementara itu yang di luar masih terus mengetuk pintu tanpa henti. "Siapa?" tanya Dawon takut-takut namun tak ada jawaban dari luar. Akhirnya, dengan penuh ketidakyakinan ia membuka pintunya dan ia begitu kaget ketika melihat Baekhyun berdiri menundukkan kepala di depan pintu rumahnya.
"Ya Tuhan! Aah –oppa, ternyata kau." Dawon menghela napas lega begitu yang datang Baekhyun. "Izinkan aku masuk, di luar sangat dingin." ujar Baekhyun dengan badan yang bergetar karena menggigil. Dawon gelagapan, sementara Jason segera bangun dan membuka selimutnya begitu mendengar suara Baekhyun.
"Oh, Oh baiklah. Tapi, aromamu begitu buruk. Kau minum sangat banyak pasti." ujar Dawon lalu menutup pintu lagi setelah Baekhyun menjajakkan kakinya ke dalam rumah. "Maaf mengganggumu tidur, Dawon." ujar Baekhyun seraya menyengir kecil. "Hyung –kenapa kau datang dini hari begini?Tadinya kami berencana untuk pesta barbekyu." Jason tiba-tiba saja bersuara, masih dengan matanya yang mengerjap-ngerjap pelan, menyesuaikan cahaya lampu yang menerangi singgasana tempatnya beristirahat, membuat Dawon dan Baekhyun sama-sama menoleh dengan pandangan mengernyit.
"Maaf juga menganggu tidur kalian."
"Apa kau sudah pindah dari apartemen itu? Oppa."
Begitu mendengar pertanyaan Dawon, Baekhyun tiba-tiba saja menjetikkan jarinya. "Bisakah kalian membantuku?" Dawon dan Jason sama-sama melempar pandang. Harus kah ia mendengarkan perkataan orang mabuk sekarang?
"Eo, Oppa. Katakan saja."
Baekhyun tersenyum ia menggumam sebentar, lalu baru lah ia berkata. "Ng, bisakah kalian mengemas baju-bajuku yang ada di apartemen?"
"Kau akan pindah sungguhan, Hyung?" tanya Jason membuka lebar matanya. "Tidak. Tapi, aku akan pergi sementara waktu keluar negeri. Dan, aku ingin selama aku pergi , apartemen itu tetap dibiarkan saja atas nama sewaku." Dawon tertawa pelan, jujur saja, ia masih tak mengerti apa maksud Baekhyun. "Maksudmu bagaimana sih, Oppa? Apa yang kau lakukan di luar negeri?"
"Benar, Hyung. Ceritakan dari awal kenapa kau harus ke luar negeri? Dan, pesawat keberangkatan kapan?"
"Pagi ini jam 8. Penerbangan ke Amerika–aah, seharusnya aku ke sini lebih cepat dan membicarakan ini dengan kalian... tapi, karena gadis itu aku jadi terlambat." ujar Baekhyun seraya memegang kepalanya yang tak berhenti berdenyut.
"Gadis apa? Aeri?" tanya Dawon dengan mata yang melotot. "Bukan. Apa kalian bisa pergi sekarang?... jika aku yang pulang, aku tidak akan jadi pergi." ujar Baekhyun seraya memejamkan matanya. "Baiklah, Oppa. Aku akan bersiap-siap." ujar Dawon yang menyenggol lengan Jason, ia lalu masuk ke dalam kamarnya dan meninggalkan dua pria itu di ruang tengah.
"Hyung, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kau pergi mendadak begini? Eoh?" bisik Jackson, bagaimana pun ia harus mengklarifikasi mengapa Baekhyun melakukan hal demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
【END】Book 2 : Let Me In
Fanfiction(Hold Me Tight Sequel) !! P.S - Biar ngerti baca Hold Me Tight dulu. !! Kisah yang sebenarnya baru saja dimulai.. Tentang .. Takdir yang harus dijalani dengan rasa mau tak mau, Takdir yang harus dihadapi dengan berani tanpa ada hak untuk mengubahny...