14. Unexpected Reality (un-revise)

621 80 6
                                    

-=14=-

"Kau sudah mengirim undangan itu ke alamat yang benar 'kan?" Kai tampak serius mengurusi tanaman herbal yang sengaja ia tanam di dalam apartmentnya.Setelah puas dengan kerja sama yang sudah terlaksana ditambah kejutan –amat sangat indah di Song Corp –yaitu, pertemuannya dengan Aeri bukanlah sebagai istri dari rival terbesarnya Byun Baekhyun melainkan 'nyonya besar Song' didapuk oleh Aeri yang sekarang, tak membuat seorang Kim Kai akan puas dengan semua itu.

Mengapa? Jawabannya adalah karena apa yang benar-benar ia inginkan belum juga menjadi miliknya, jangankan menjadi miliknya –menyentuh dia saja tidak bisa –rasanya sulit sekali.

"Ye, aku sudah mengirimnya kealamat yang benar."

"Apa kau bertemu langsung dengannya?"tanya Kai masih menyemprotkan tanaman tersebut dengan air lalu mengelapnya perlahan. Orang suruhan sekaligus sekretaris Kai itu tak langsung menjawab dan mengusap tengkuknya. "I-itu.."

Kai menatap sang suruhan dengan tatapan mematikan, kemudian dengan rasa takut yang makin membesar ia melanjutkan "..teman kos dari nona Baek yang menerimanya.Ia juga memastikan bahwa undangan itu akan sampai ke tangan nona Baek."lanjut sang sekretaris berharap agar dia tak marah padanya.

"Baiklah –aku akan keluar, kau bisa keluar dari apartemen sebelum aku keluar.Cepat!"seru Kai memerintah, nada suara naik setingkat hingga ruangan yang tak penuh dengan barang-barang itu menggema keras. Sang sekretaris terentak ke belakang sebelum akhirnya dengan tergesa ia melangkah cepat menuju pintu keluar dan pergi dari sana.

"Aish! Ada apa dengan orang-orang ini!Aku harus ke sana sendiri untuk memastikan.Sial!"

└L E T M E I N┘

Eunha sempat merasa begitu kerepotan soal memilih outfit apa yang harus ia kenakan hari ini. Ya, hari ini adalah Sabtu –akhir pekan di mana Ahjussi sudah berjanji padanya untuk mengganti lelahnya karena mengantar Yunheo untuk bertemu dengannya di sebuah restoran hari ini.

Fashion bukanlah keahlian Eunha –soal itu sebenarnya urusannya Jisoo yang pintar mix and match soal baju-baju dan aksesoris.Dan Jisoo kabarnya harus pergi untuk MT dari perusahaannya selama dua hari di pulau Jeju.Sementara Sowon sama sekali tak bisa diandalkan dalam hal berpakaian –karena jujur saja, Sowon lebih buruk dari Eunha. Tapi, soal kepribadian dan sikap untuk melindungi Sowon lebih bisa diandalkan daripada Jisoo.

Eunha melirik jam dinding yang menatapnya cemburu karena ia bisa jalan-jalan tanpa harus mengajak waktu.Sedangkan jam dindingnya hanya bertengger di dinding bersama para cecak yang terkadang kawin di depan jam dinding –beruntung jika Eunha melihatnya, ia akan murka dan memukul cecak itu dengan sandal rumahnya.Dan, mari lupakan soal cecak,sekarang beralih pada Eunha yang tampak panik karena waktu hampir pukul 10 lewat 15 atau kurang dari 15 menit lagi tiba waktunya untuk bertemu dengan orang yang mengirim undangan yang kemungkinan besar –Baekhyun yang mengirimnya.

Setelah memilih dress dengan warna merah jambu dan blazer berwarna putih yang ia ambil dari gantungan milik Jisoo yang sudah pernah ia kenakan saat keluar sebentar untuk makan malam dengan senior dari kampusnya yang tak sampai waktu sejam itu akhirnya Eunha siap dengan penampilan yang ia lihat sekali lagi di depan sebuah cermin setelah yakin ia mengambil tas tangannya dan membawa undangan itu. Eunha sempat mencoba menelpon Baekhyun selama dalam perjalanan –namun tidak diangkat.

***

"Jadi –kau yang mengirimkan undangan untukku? –dari Song Corporation –kau, Tuan?"

Eunha masih tak habis pikir dengan ekspektasinya yang terlalu setinggi langit –lagi juga mengapa ia tidak kepikiran kemungkinan lain bahwa pengirim undangan itu adalah orang yang ada dihadapan ini? Ya, kini ia tersenyum menampilkan gigi rapihnya tak lupa ada lesung pipi yang tercetak sempurna ketika ia tersenyum benar-benar mempesona –tapi, itu dulu saat Eunha pertama kali melihatnya –sekarang?oh maaf-maaf saja, tidak sama sekali.

【END】Book 2 : Let Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang