8. For Life

885 101 1
                                    

=8=

Konferensi World Research of Pharmacy di Seoul, Juli.

=-Konfrensi Kerjasama Farmasi seluruh dunia ke -23 -=

"Mr.Dellion Foster dan Mr.Joe Kefric harap berjabat tangan sebagai pengesahan kerjasama yang telah dibuat."

Jabat tangan antar para wakil peneliti seluruh dunia menjadi penutup acara konferensi kerja sama yang memang dilaksanakan di salah satu hotel bintang 5 Seoul.

Pria itu tak henti-hentinya mengulas sebuah senyum sebagai ajang kesepakatan yang telah disahkan melalui jabat tangan tadi. Jaebum menghampiri Baekhyun, ia membisikkan sesuatu hingga membuat matanya sempat melebar, namun ia berusaha untuk tetap tenang.

"Tolong awasi beliau, setelah acaranya usai aku akan kesana. Pastikan Ibuku baik-baik saja."

"Nde algeseubnida." (Baik, saya mengerti.)

LET ME IN┘

Beberapa jam sebelumnya, pukul 12.40

Seorang karyawan mengetuk pintu bertuliskan 'Ruang Presiden Direktur D Magazine'. Taklama, pemilik ruangan menyuruh karyawannya itu untuk masuk.

"Anda memanggilku,direktur?" tanyanya.

Pria yang berpangkat direktur itu tampak berfikir "Oh benar—Jun Wonwoo, suruh editor Baek ke ruang rapat setelah makan siang."pintanya lalu membaca bukunya lagi.

"Baiklah, permisi.." ujar pria bernama Wonwoo itu dan segera keluar dari ruangan.

LET ME IN┘

Eunha baru mau makan siang bersama Sunbae Yuri, baru mau melahap hotdog yang ia pesan Wonwoo memanggilnya. "Eunha! Kau sudah usai makan siang?" tanya Wonwoo dengan napas terengah.Yah,Eunha dan sunbaenya tak makan di kantin kantor melainkan disebuah restoran cepat saji yang berada di sisi jalan lain dari kantor.

"Aku baru membuka mulutku dan kau memanggilku, sunbae." ujar Eunha yang akhirnya mengunyah hotdognya. Tidak terima dengan kedatangan Wonwoo dan perintahnya yang seenak jidat. Koreksi, dia tidak marah pada Wonwoo tetapi pada Direkturnya. Sekarang ini masih jam makan siang, memanggilnya seperti sekarang hanya membuat makan siang Eunha tidak seperti makan siang karena rasanya tidak dicerna di lambung tapi langsung dibuang di toilet.

"Hei,kalau kau punya kesopanan biar Eunha menghabiskan dulu makan siangnya." bela Yuri lalu menyedot colanya. Wonwoo hanya menyengir kecil lalu membungkukkan badannya. "Baiklah, maaf Yuri sunbae. Tapi Eunha, kau diminta untuk menemui Direktur bersamaku, cepat habiskan makan siangmu."

"Aku? Sunbae anggota timmu juga banyak, kenapa aku?" tanya Eunha malas. Dulu, D Magazine adalah tempat kerja yang Eunha impi-impikan.

Benar,itu dulu.

Namun, ada suatu peristiwa saat gadis itu sedang menjalani masa pelatihannya yang membuat ia ingin mundur, tapi ia tak dapat melakukan itu. Banyak tuntutan yang membuat ia harus tetap bertahan walau itu cukup melukai harga dirinya yang tingginya selangit. Menurut Eunha, jika ia tak punya harta lantas apa yang dapat ia pertahankan selain harga diri? Jawabannya tentu saja tak ada.

Baek Eunha hanya memiliki harga diri.

"Mungkin ini kesempatan bagus untukmu, Eunha. Ingatlah, kau punya kemampuan. Dan sekarang singkirkan semua hal yang mengganggu pikiranmu." tutur Yuri dan menepuk bahu Eunha sebagai tanda penyemangat. "Baiklah, mari menghadap direktur sekarang, Wonwoo Sunbae."

【END】Book 2 : Let Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang