17. Anger (not) Hatred (un-revise)

631 79 0
                                    

-=17=-

EUNHA

Ini hanyalah sebuah mimpi yang begitu indah dan juga panjang. Tak ada yang membangunkanku dalam penantian yang tak pernah tahu kapan ada akhirnya. Namun, sepintas Tuhan seperti mengatakan untuk berhenti sebelum semuanya berbalik arah padaku, dengan sebuah belati ditangan mereka yang disembunyikan dibalik tubuh mereka masing-masing. Siapa yang benar-benar melukaiku dengan belati itu? Atau, itu hanya sebagai ancaman agar mereka tetap bertahan ditempatnya?

└LET ME IN┘

Baekhyun menepikan mobilnya, ia ke apartemen Jaebum karena sekretarisnya itu tak juga menjawab telpon darinya, sementara hari ini adalah jadwal keberangkatannya ke Jerman untuk menemui Namjoon dalam rangka rapat pemegang saham dalam penandatanganan kontrak dengan Song Corp yang sudah ia lakukan minggu lalu.

'Jangan bilang dia masih tidur sekarang.' gumam Baekhyun seraya menggelengkan kepalanya, namun ia terperanjat begitu melihat seorang anak tiba-tiba saja muncul dari belakang bagasi mobilnya.

"Astaga!"

"Ahjussi.. anyeonghaseo.."sapa anak itu penuh hormat, ketenangannya seperti ia melihat seseorang dalam diri anak itu. Namun, matanya seakan mengkhawatirkan sesuatu, membuatnya teringat pada dirinya sendiri atau mungkin orang itu yang juga punya kecemasan pada hal yang tak seharusnya ia cemaskan.

"Eoh.. Yunheo -a. Kau tidak ke sekolah?"

Yunheo tak menjawab, namun Baekhyun segera berjongkok begitu melihat ada goresan luka di lengan kanan Yunheo. "Kau habis jatuh atau habis bertengkar?Apa karena ini kau tidak sekolah?"tanya Baekhyun lalu membawa Yunheo duduk di tepi jalan. Yunheo dengan takut-takut menatap Baekhyun, namun Baekhyun hanya tersenyum lantas mengambil kotak P3K dari mobilnya.

"Tidak apa.. jika kau menjawabku.. ahjussi tidak akan marah padamu. Jadi.. apa kau bertengkar dengan temanmu di sekolah?"

"Aku.. bertengkar dengan temanku.Karena mereka bilang bahwa ibuku wanita jahat dan ayahku perusak sebuah keluarga."

Mendengar itu, Baekhyun hanya tersenyum, sebuah senyum antara sakit dan miris. Faktanya memang begitu. Dan, akan selalu begitu faktanya. Yunheo pasti akan mengerti suatu saat. "Menurutmu, Ibumu adalah orang jahat atau orang baik?" tanya Baekhyun.

"Orang yang baik."

"Orang tua akan melakukan apapun untuk membuat anaknya senang. Jadi, dengarkan ahjussi.."ujar Baekhyun seraya mengenggam tangan anak itu penuh kehangatan.Ia memberikan sebuah petuah kepada seorang anak yang merupakan ayahnya adalah perebut istrinya. Perebut separuh dari hidupnya.

"..jika suatu hari nanti, Yunheo sudah mengerti mengapa orang berkata seperti itu tentang ayah dan ibumu, Ahjussi ingin kau jangan membenci mereka. Bagaimanapun, itu semua demi menciptakan kebahagiaan Yunheo." Yunheo hanya memandang Baekhyun lalu beralih pada lukanya yang sudah dibaluti kain kasa oleh Baekhyun. Ia mengangguk lalu sebuah senyum merekah di wajah kecilnya.

Baekhyun tak berkata apapun lagi lalu mengembalikan kotak P3K itu pada tempatnya. "Yunheo. jika kau ingin bermain, bermainlah di taman. Ahjussi akan pergi ke dalam sebentar dan membawa sebuah bola untukmu. Arrachi?"

"Um, baiklah Ahjussi."

└LET ME IN┘

Eunha tak sadar betul apa alasan yang membawanya hingga ke apartemen di mana ia bertemu dengan Baekhyun sebelum hari pembuktiannya. Tak sengaja,atensinya beralih pada sebuah mobil yang berada di sebrang jalan. Pengemudinya tampak mengenakan masker hitam dan topi, namun matanya membulat begitu mendapati sosok Yunheo sedang menyebrang jalan untuk mengejar seekor kucing. Mobil itu tampak segera berjalan tanpa ada tanda untuk berhenti membuat Eunha segera berlari secepatnya.

【END】Book 2 : Let Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang