9. Everything's Back

815 92 5
                                    

=9=

1 tahun silam...

Pria itu memandang layar monitornya sebentar, lantas ia segera menghentikan aktivitasnya begitu ia melihat sekretarisnya itu masuk ke dalam ruangannya. "Ini adalah hasil saham Song Corp. dalam bidang farmasi dalam kurun waktu 3 bulan ini... rata-rata menunjukkan pasar saham anjlok dan memengaruhi yang lainnya, Presdir." Jelas pria itu.

"Baiklah, aku tahu siapa yang bisa menaikkan saham dan pasar farmasi Song Corp. dan aku minta tolong padaku segera selidiki keberadaan Kai Kim di Jerman, dan berikan aku kabarnya nanti, karena Song Corporation membutuhkan kinerjanya." pinta lelaki tampan itu yang merupakan pemilik atas Song Corp.

"Baik, Presdir."

Jerman, 1 tahun silam, Juni

Pria itu berada dalam kesendirian di dalam sebuah ruangan minim cahaya yang di kelilingi oleh pintu dengan tralis dan kawat listrik, penjagaan ketat 24 jam tanpa akal untuk bertahan, pria itu hanya bernapas seperti mayat hidup. Daripada dibilang bahwa ia tahanan kelas atas, dirinya lebih mirip seperti binatang yang menunggu pawangnya untuk mengeluarkannya dari kandang.

Dan, saatnya tiba.

"Get Up! Follow Me! –"

Meski begitu, pria itu tak pernah kehilangan jiwanya. Dan, ketika melihat dua orang yang menemuinya pria itu bak psikopat, sementara tangannya diborgol. "Kai Kim–ssi, aku akan langsung bicara ke inti saja. Jadi–apa kau akan membuat kesepakatan denganku? Kau bisa keluar dari sini, kembali ke Korea menikmati udara Seoul–kembali ke duniamu. Bukankah, itu kesepakatan yang menggiurkan untukmu–Kim Kai-ssi?"

Bukannya menjawab, pria berbaju narapidana itu menyeringai sakarstik. Ia mendekat ke arah kaca tembus pandang di mana pria yang menawari kesepakatan itu hanya memandangnya tanpa ekspresi. Pria itu menggeleng tak percaya dan mengangkat kepalanya menatap lawan bicaranya picik. "Call. (Setuju) Kesepakatanmu menarik, Tuan." ujar pria itu seraya tertawa puas, lantas lelaki yang menawarkan kesepakatan tadi hanya tersenyum samar lalu beranjak bangun dari tempatnya duduk. "Kesepakatan lebih lanjutnya kita bahas setelah kau tiba di Korea–silahkan nikmati sisa waktumu di sini."

Pria itu pergi dari ruangan gelap itu, sementara pria narapidana hanya bersandar di tempatnya duduk.

"Tentu saja."

LET ME IN┘

Cheongdam-dong, masa sekarang

Eunha masih kesal pada Wonwoo karena tak membiarkannya untuk turun dari mobil dan menghabiskan malam di rumah sakit. Alih–alih mencairkan suasana yang sepi, Wonwoo mencoba memulai perbincangan, "Aku baru sadar sudah banyak CCTV di daerah menuju rumah kosmu, Eunha.." ujar Wonwoo yang juga dulu tinggal di sekitar rumah kos Eunha.

Membuat Eunha tetap melempar pandangannya keluar meski matanya melihat objek yang jadi bahasan Wonwoo. Eunha pun merasa begitu, dulu jalanan yang ia lewati setiap pulang malam dari kerja paruh waktunya setelah usai sekolahnya sangat gelap dan tanpa kamera pengawas, Eunha yang berani sekalipun tetap merasa khawatir saat pulang sendirian pada masa-masa itu.

"Mungkin itu salah satu perbuatan Ahjussi–ku."terka gadis itu asal saja, ia juga tak tahu sebab pastinya, mungkin karena banyak warga sekitar yang mengeluhkan jalan yang gelap dan merasa tak aman.

"Mana mungkin, memangnya dia itu pegawai tata ruang dan kota–kau ini ada-ada saja, Baek Eunha!" pungkas Wonwoo tak percaya, lalu menepikan mobilnya di bahu jalan. Mereka sudah tiba di rumah kos Eunha yang berada di sebrang jalan. "Karena, CCTV itu ada sejak aku bertemu dengannya. Jadi, siapa tahu?" ujar gadis itu seraya membuka seat-beltnya, dan segera turun dari mobil setelah sebelumnya berterimakasih pada Wonwoo karena telah mengantarnya dan menolongnya hari ini.

【END】Book 2 : Let Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang