11. Because of Cola (un-revise)

659 85 6
                                    

=11=

Gadis itu tiba-tiba saja hilang tenaga begitu ia melangkah keluar dari pelataran bangunan rumah sakit. Kakinya melangkah dengan gontai menuju sebuah bangku yang terletak di taman dekat dari pintu keluar rumah sakit. Sesak itu mendera di dadanya.Tangispun menemaninya sejenak. Meski setelah berusaha melupakan semuanya, gadis itu tetap merasakan sakit yang sama. Sakit yang selalu ia sembunyikan selama hidupnya setelah menginjak umur 13 tahun.

Setelah merasa lebih baik, gadis itu segera beranjak bangun dan melanjutkan perjalanannya menuju tempat yang bisa ia habiskan untuk merenung dan melupakan semuanya, apalagi tentang ibunya dan Eunki.

Sesaat putus asa menemaninya seiring langkahnya yang terus-menerus memelan dan semakin terseok, kepalanya yang tertunduk sejak tadi mulai ia angkat kembali namun, begitu terkejutnya melihat dua objek yang sedang asik berbincang bahkan ia dapat mendengar bahwa keduanya sedang menyebutkan namanya, seperti dirinya buronan yang sedang dicari polisi.

Namun, melihat kehadiran salah satunya seolah membuat hatinya yang sedang diterpa nestapa segera memulih hanya karena orang itu kini berdiri di hadapannya.

"Ahjussi!Wonwoo-ah! Apa yang kalian lakukan disini?"

Gadis itu segera mengukir sebuah senyuman ceria begitu ia mulai menyapa keduanya. Keduanya menoleh secara bersamaan, dengan tatapan berbeda namun intinya mereka terkejut. Rasanya seperti tertangkap basah ketika Ibu-ibu tentangganya sedang bergosip dan yang digosipkan malah muncul tiba-tiba.

"Aku baru akan mengajak Hyung-nim untuk makan malam di resto dekat sini."ungkap Wonwoo seadanya. Sementara Baekhyun sibuk mencari-cari alasan yang agaknya baik dan tidak membuat gadis itu 'besar rasa'. Namun, tiba-tiba saja saraf otaknya seperti terputus dan akal-akal bulusnya hilang begitu saja.

"Tidak perlu. Kau pulang saja, Sunbae!"elak Eunha yang menginstruksi Wonwoo untuk segera pergi, namun lelaki itu tidak peka. "Kenapa?"

Respon Wonwoo yang mengecewakan membuat Eunha memutar matanya malas dan menyenggol siku Wonwoo keras. "Karena Ahjussi di sini untuk bertemu denganku, bukan kau."terang Eunha yang memberi tatapan pada Wonwoo 'lebih-baik-kau-segera-pergi-dari-sini'.

Sementara Baekhyun hanya mengusap wajahnya tak kuasa pada dirinya sendiri. Menemui gadis yang satu ini memang bukan pilihan yang tepat, atau memang jangan menemui gadis macam Eunha secara gamblang atau ia makin 'menjadi' seperti sekarang. Lelaki itupun baru sadar dan menyengir lalu dirinya pamit dengan segera.

"Sepertinya, ada banyak hal yang ingin kalian bicarakan. Makan bersamanya, lain kali saja, Hyung-nim kalau begitu."

Tanpa menunggu jawaban Baekhyun lagi, Wonwoo pergi dari sana. Eunha hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya. "Eoh, sampai nanti!"

**

Eunha menatap Baekhyun penuh makna, seakan Baekhyun adalah tokoh idola dimana Eunha adalah fans 'fanatik'nya. Kaca mata hitam Baekhyun yang tergantung di saku leher kemejanya disahut oleh Eunha dan dipakai oleh gadis itu. Ia tersenyum jenaka pada Baekhyun yang menatapnya dengan enggan, bahkan berkali-kali Baekhyun menghela napas panjang, mencoba bersabar pada gadis satu ini.

"Karena tujuan Ahjussi adalah bertemu denganku, ayo kita habiskan hari ini bersama."

Baekhyun hanya memandang Eunha yang segera masuk ke dalam mobilnya dan duduk di bangku samping kemudi tanpa si pemilik mobil memintanya.Bahkan, pemilik mobilnya saja belum masuk.

Setidaknya, Baekhyun punya satu permintaan untuk hari ini.

Ia tidak akan mati jenuh dan kesepian memunggu hari esok datang. Menghabiskan waktu dengan seorang gadis 'ajaib' seperti Eunha tidak akan membuat hatinya terluka. Bahkan, bisa jadi itu adalah terapi terbaik untuk hatinya sekarang.

【END】Book 2 : Let Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang