18. Realized about Fact (un-revise)

433 80 0
                                    

Memori. Manusia selalu menyimpan beberapa hal tertentu dalam pikiran mereka, entah itu adalah sebuah hal baik maupun hal buruk. Beberapa yang begitu berkenaan dengan jiwa mereka biasanya akan tersimpan dengan baik hingga waktu berlalu, ingatan itu tetap ada di dalam diri mereka.

Namun, bagaimana dengan memori yang terlupakan dalam berjalannya waktu, tiba-tiba saja ada hari datang di mana memori terlupakan itu kembali, begitu menusuk pikiran dan melukai hati.

Memori yang terlupakan itu kemudian membuatmu sadar sebuah hal, bahwa perihal mencintai seseorang adalah bagai memori. Ada yang kuat hingga tak dapat dilupakan, ada yang lemah hingga seiring waktu akan hilang begitu saja atau suatu ketika datang, kemudian melukaimu dan hilang begitu saja, namun ada yang tanpa diundang ia kembali datang tanpa peringatan dan tanpa diminta.

-=18=-

Aeri sedang memeriksakan sang putra ke Rumah Sakit, karena ada memar-memar dibeberapa bagian tubuh sang anak. Wanita itu nampak khawatir menunggu hasil dari CT dan MRI karena ketika ditanya Yunheo hanya menjawab bahwa ia terkena sudut meja di sekolahnya dan alasan-alasan lainnya yang terdengar seperti ganjil di telinga Aeri.

Sementara, Eunha hari ini juga ke rumah sakit karena Baekhyun memaksa Eunha agar pergi untuk diperiksa. Padahal, Eunha cukup anti dengan yang namanya rumah sakit karena ada kejadian yang cukup membuatnya takut untuk menginjakkan kembali kakinya di rumah sakit. Baekhyun menghentikan mobilnya, tepat di depan pintu lobby Rumah Sakit.

"Aku akan menjemputmu, hubungi aku jika sudah usai. Dan jangan rahasiakan apapun tentang hasil tesnya, mengerti?"

"Baiklah aku mengerti."jawab Eunha singkat dan segera turun dari mobil, baru ingin menutup pintu mobil namun Baekhyun kembali bersuara, "Kau yakin bisa sendiri?"tanya Baekhyun tampak sedikit tidak yakin dengan Eunha. Eunha hanya tersenyum kecil, "Aku bukan anak kecil, ahjussi. Traumaku tidak separah itu, dan kau harus tahu aku baik-baik saja,"katanya seraya menundukkan kepala sebagai tanda hormat. Baekhyun belum sempat berkata apa-apa, kemudian Eunha menutup pintu mobil Baekhyun.

"Hati-hati di jalan."kata Eunha lalu segera masuk ke dalam Rumah Sakit.

**

"Yunheo –a, kau sungguh tidak mau bilang yang sebenarnya pada Ibu?" Yunheo hanya menggeleng, ia lalu berlari menghindari sang Ibu. Namun langkahnya terhenti, "Noona!"ujarnya lalu memeluk Eunha, "Yunheo, bersama siapa ke sini? Siapa yang sakit?"tanya Eunha lalu memeluk Yunheo. "Aku bersama Ibu, badanku terus muncul warna biru dan ungu setelah jatuh hari itu."kata Yunheo. Eunha kemudian menundukkan kepalanya singkat begitu Aeri hadir tak jauh di belakang Yunheo, yang dibalas oleh hal yang sama oleh Aeri.

"Yunheo.. tidak jujur padaku,tapi kenapa denganmu dia jujur?"tanya Aeri, Yunheo hanya bersembunyi di balik tubuh Eunha yang kecil. "Aku rasa, dia hanya takut dimarahi oleh Ibunya.. Yunheo Eomoni."jawab Eunha apa adanya.Eunha menjawab begitu, bukan ia benci pada Aeri, bukan itu. Ia hanya merasa demikian, bahwa Yunheo kelihatan seperti takut ketika melihat Aeri datang.

EUNHA

"Aeri –ssi, kemari sebentar."panggil seorang dokter yang sepertinya memeriksa Yunheo tadi.Mungkin saja, karena setelahnya Aeri segera pergi, membawa serta Yunheo bersamanya. "Baek Eunha –ssi, silahkan isi formulir ini."ujar seorang administrasi Rumah Sakit. "Ne.."

Aku berjalan menuju ruangan dokter itu berada, namun tanpa sengaja aku melihat Aeri sedang mengobrol dengan seorang dokter. Cukup jelas, karena lorong Rumah Sakit yang sepi. "Mari kita lihat perkembangannya dulu,"

"Aku tidak tahu bahwa Yunheo tidak dalam pengawasanku akan jadi seperti ini.. aku harus bagaimana?Aku kira semua akan baik-baik saja."

"Jangan khawatir,hasilnya belum valid.. jangan sampai Yunheo terjatuh lagi, kemungkinannya akan membahayakan Yunheo itu yang aku khawatirkan."ujar sang Dokter pada Aeri,membuatku mengernyit heran,apa Yunheo benar-benar sakit.Baru aku ingin melangkah lagi, tiba-tiba seorang Dokter menyita perhatianku, bukan karena parasnya yang tampan walau sudah tua, hanya saja aku ingat betul nama yang tertempel di tag jas putih dokter yang ia kenakan.

【END】Book 2 : Let Me InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang