♡Requirements♡
"Syarat?" Eunha dan Wonwoo saling lempar pandang, tentu keduanya bingung dan tetap mengikuti orang itu ke dalam toko mandunya. Mungkin miliknya, karena dapat dilihat ada beberapa pigura foto yang terpajang seperti foto lama karena telah usang walau dalam bingkai.
Kini, orang yang meminta syarat tadi duduk dihadapan Eunha dan Wonwoo.
"Jadi, syarat apa yang anda maksud untuk bisa masuk ke Gohaeng? setahuku itu adalah tanah tak bertuan."ujar Wonwoo tampak tak sabaran.
"Jangan ungkit masalah apapun mengenai 10 tahun lalu tentang fakta bahwa aku berada di sana tepat sebelum kejadian."ucapnya dengan nada penuh misteri, lantas ponselnya yang berada dalam genggamannya, Eunha memutuskan untuk merekam pembicaraan mereka.
Dengan resah lelaki itu kembali bicara, "Akulah orang yang menyebabkan insiden itu terjadi."ucapnya membuat Eunha dan Wonwoo sama-sama menoleh dengan tatapan terkejut.
"Apa ada yang tahu anda melakukan itu?"selidik Wonwoo dengan menatap lelaki itu penuh curiga.Bagaimanapun juga, setelah 10 tahun berlalu kasus kebakaran itu menjadi sebuah kasus dingin karena kurangnya bukti untuk menjadikan seseorang tersangka dalam insiden itu.
"Sepertinya malam itu adikku melihatnya, aku tidak begitu yakin tentang itu. namun, aku yakin ada yang bersembunyi dibalik tiang listrik besar seberang jalan pintu samping pabrik Gohaeng."terangnya memberikan kesaksian, meski Eunha juga tak yakin, namun sorot mata lelaki itu cukup meyakinkan untuk memberikan sebuah argumen. Ia kemudian bertanya, "Apa kau bekerja di sana? -ataukah ada seseorang yang memerintahmu?"tanya Eunha dengan nada menyudutkan seperti reporter sungguhan, melihat itu Wonwoo takjub karena sebelumnya ia tak pernah melihat itu dengan kedua matanya sendiri.
Lelaki itu menelan salivanya dan terdiam cukup lama sementara pori-pori kulitnya sudah basah dengan keringat yang keluar, dan akhirnya ia berbicara.
"Seseorang memerintahku, untuk melakukan itu demi menghancurkan reputasi seseorang yang ia anggap sebagai rivalnya."katanya dengan nada pasrah, lalu sukses membuat Eunha tertegun dengan mata yang membulat sempurna begitu lelaki itu memberikan sebuah foto yang ia punya juga saat direktur Park memberikan misi ini.
Sambil menunjuk salah seorang dari foto itu, "Dia yang memerintahku untuk menaruh bahan peledak skala besar di dalam ruang lab dan juga riset, dan beberapa sudut kantor utama juga ruang penyimpanan obat."
Dengan kacamata dan sedikit kumis tipis yang menutupi piltrum bibirnya membuat Eunha sama sekali tak mengenali wajah pria itu.
Dia adalah orang yang sama dengan seseorang yang ia temui untuk ia jemput di Bandara atas kedatangannya dari Jerman. Wonwoo yang menyadari perubahan wajah Eunha kemudian bertanya, "Eunha, gwaechanha?"
Eunha tersentak kemudian tersenyum, "Aku baik-baik saja."
"Berkat malam itu, adikku Jisoo tidak pernah menemuiku setelah lulus sekolah."ujar pria itu tiba-tiba, lagi-lagi Eunha tertegun, jangan bilang yang sedang dibicarakan ini adalah orang yang sama dengan yang Eunha pikirkan.
"Siapa nama anda, Tuan?"tanya itu terlontar begitu saja dari bibir Eunha, kemudian lelaki itu tersenyum miris. "Kim Jihyuk, adikku Kim Jisoo."
**
Lantas begitu kembali dari perjalanan, sesampainya di rumah kosnya gadis itu segera masuk ke dalam kamar Jisoo, dilihat Jisoo sedang menatap sebuah foto namun begitu sadar Eunha masuk ke dalam ia segera menaruh foto itu kembali di nakasnya.
Terpajang dalam kebisuan.
"Aku cukup penasaran dengan lelaki tampan yang ada di sana, beberapa kali aku menangkap basah kau sedang menatap foto itu. Siapa dia?"tanya Eunha dengan nada jenaka, tidak ada sorot mencurigai atau ingin tahu sesuatu. Jisoo hanya tersenyum kecil, sedikit muram dan menyedihkan, seakan mengingat sesuatu yang memilukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
【END】Book 2 : Let Me In
Fanfiction(Hold Me Tight Sequel) !! P.S - Biar ngerti baca Hold Me Tight dulu. !! Kisah yang sebenarnya baru saja dimulai.. Tentang .. Takdir yang harus dijalani dengan rasa mau tak mau, Takdir yang harus dihadapi dengan berani tanpa ada hak untuk mengubahny...