SATU- SHE'S THE BOSS

508 12 0
                                    

"Kakek, sudah kubilang aku sudah dewasa, dan aku sudah bisa menjaga diriku sendiri, kenapa Kou masih harus mengikutiku kemanapun aku pergi?"

"Ishita, kamu adalah satu-satunya penerus keluarga ini dan memastikan keselamatan penerusnya adalah kewajiban kakek, kakek tidak mau kehilangan lagi anggota keluarga seperti yang terjadi pada Ibu dan Ayahmu"

Kakek menarik napas panjang karena ini adalah bahasan rutin yang terjadi mengingat aku sudah menghabiskan hampir 10 tahunku bersama 'bodyguard-ku yang tercinta itu, dan ketika kakek membahas kepedihan hatinya saat kehilangan anak satu-satunya –Ibuku dalam sebuah insiden, aku kembali terdiam dan terpaksa menerima kenyataan bahwa mungkin seumur hidupku harus menerima pria itu disampingku.

"Ishita, umurmu sudah menginjak 25 tahun ini, dan kakek sudah menerima banyak proposal pernikahan untukmu, segera pilihlah salah satu dari mereka sehingga kakek bisa hidup dengan tenang"

Tangan kakek melambai kepada asisten pribadinya Pak Joko, dan dengan segera ia membawa setumpuk file nampak seperti surat lamaran pekerjaan bagiku dibandingkan dengan lamaran pernikahan.

Aku tahu, aku bahkan tidak bisa mengalami cinta pertama dengan tenang, apalagi untuk menjalin hubungan yang normal- kewajibanku adalah untuk meneruskan keberadaan kelompok ini seperti yang sudah dilakukan oleh leluhur pendahuluku.

"Kakek umurku baru 25 tahun, bisakah kita tidak membicarakan pernikahan saat ini?"

"Pilihlah seseorang dari tumpukan file itu atau kamu ingin melihat kakek terkena stroke?"

Aku menarik napas panjang sekali lagi dan akhirnya menyerah pada permintaan kakek dan mengambil tumpukan file lamaran itu ke dekapanku.

"Beri aku waktu 3 hari dan aku akan memberi kabar, saat ini aku masih banyak kerjaan menantiku"

Dengan setumpuk file di dekapanku, aku mendekati kakek dan mencium kedua pipinya seperti yang biasa kulakukan.

"3 Hari Ishita- kamu punya waktu3 hari atau kakek yang akan memilihkannya untukmu"

"Iya kakek"

Aku berjalan menuju pintu dimana seorang pria dengan jas hitamnya dengan sigap membukakan pintu untukku

"Nona, biarkan aku membawanya, sepertinya berat"

Si pria itu mengeluarkan suaranya, kalimat itu seharusnya terdengar hangat tapi ntah mengapa kalimat yang keluar dari pria dihadapanku ini hanya kalimat dingin yang rasanya memprovokasi hatiku semakin buruk.

"Jadi menurutmu aku hanya wanita lemah yang bahkan membawa setumpuk file enteng seperti ini butuh bantuan pria sepertimu heh?" aku menghardiknya dengan kasar, sungguh pria disampingku ini membuat hariku semakin kesal.

"Maaf nona" ia hanya menjawab dengan kalimat pendek dan terus berjalan dibelakangku tanpa kalimat apapun.

"Kita ke kantor sekarang, kakek ingin aku bertemu dengan Pak Jayadi mengenai permasalahan wilayahnya"

"Baik nona" seperti biasa Kousuke berjalan mengikutiku kemanapun aku pergi, ia bertindak sebagai bodyguard dan asisten pribadiku.

"Kousuke nama saya Kousuke nona, mulai saat ini saya akan terus melindungi nona dengan segala kemampuan saya"

Hampir 10 tahun lalu kakek memutuskan untuk memberikanku perlindungan 24 jam, saat kedua orangtuaku meninggal karena kecelakaan, dimana pesawat pribadi yang ditumpangi mereka diserang oleh orang-orang yang tidak suka akan kelompok kakek.

Aku masih ingat hari itu 10 Agustus 2006, seharusnya aku ada di dalam pesawat yang membawaku terbang bersama Ibu dan ayah dari Jakarta menuju New York, tetapi aku memilih terbang dengan pesawat komersial dibandingkan harus pergi dengan orang tuaku.

The BodyGuardWhere stories live. Discover now