SEBELAS - AKBARIAN

37 1 0
                                    

           

Pagi itu ia datang dengan dress simple berwarna biru tua, tapi buatnya dress itu sangat menawan.

Dari raut wajahnya ia sudah siap akan menerima apapun kemungkinan yang akan terjadi, aku tahu ia mempunyai hati yang lembut tapi ia tak mudah percaya dengan siapapun karena itu ia lebih memilih menjadi wanita dingin.

Langkah pertama untuk membuka hatinya adalah dengan membuatnya percaya padaku, karena itu aku menyuruh semua orang keluar diruangan itu agar aku dapat menyampaikan ide gilaku yang akan amat sangat susah ia tolak.

Aku memberikannya kebebasan sebagai seorang wanita dengan satu syarat bahwa anak yang lahir darinya hanya milikku bukan orang lain!

Aku dan dia akan butuh pewaris dan satu-satunya ia mendapatkannya adalah terus menerus berhubungan denganku, dengan itu ia akan selalu melihatku dan aku yakin perlahan-lahan ia pasti akan jadi milikku seutuhnya-oke ini ide gila sangat gila! Karena bisa saja nanti ia bertemu atau kabur dengan pria pilihannya! Ini gila! Karena itu aku bertaruh dengan instingku.

"Why?" Ia nampak menyelidikku tak percaya, kemudian aku melihat lurus ke arah matanya yang bulat itu.

"Kita adalah dua orang pewaris yang tahu bagaimana keadaan keluarga kita bukan dan aku tak akan membuat salah satu dari keluarga lebih complicated dari ini bukan"

Ini bukan mengada-ada aku tahu ayah dan kakekku punya banyak wanita simpanan di luar sana, mungkin juga punya anak darinya tapi aku yang membesarkan perusahaan ini dan tak akan kubiarkan perusahaan ini jatuh ketangan orang yang hanya memanfaatkan keadaan.

Saat ia mengatakan setuju terhadap penawaranku dan saat itu aku merasa ingin lompat, aku memberanikan diri menyentuh pundaknya-mengecupnya dan ternyata ia terlihat kaget kemudian membuat tanganku nyaris patah.

Aku berusaha mengeluarkan tenagaku untuk lepas dari cengkramannya namun ternyata nihil, ia memanfaatkan momentum sehingga tenaganya akan terasa lebih besar.

Oke ini pelajaran, aku harus benar-benar hati-hati saat ingin menyentuhnya jika tidak mungkin aku akan terlihat konyol di depannya.

Belum sadar aku berpikir bagai mana cara memperlakukannya lagi-lagi Ishita membuatku terkejut! Ia menciumku dengan panas, memancingku untuk membalasnya, karena tak ingin kesalahan itu terjadi lagi karena itu aku berhati-hati mengulurkan tanganku,mempererat pelukanku di pinggangnya ,saat aku ingin melanjutkan lebih tiba-tiba ia melepaskan pelukkannya dan berkata

"You gonna need to be patient if you want to have the rest of it Bayu"

Oh my dia berhasil membuatku tergila-gila karenanya, akulah pria beruntung itu!

"Kamu tentu saja harus punya nomerku paling tidak cantik"

"Kita akan bertemu minggu depan untuk membelikanmu cincin" i just want to be with you all the time my lady - rasanya sih aku ingin berkata seperti itu, tapi aku menahan perkataanku.

Madam Tan hari ini datang mengunjungiku lagi dengan suaranya yang berisik ia tentang mengatur tentang pesta pertunangan

"Ayyyah tuan hebat sekali bisa membuat nona itu berkata iya, madam sudah deg-degan kali-kali aja dia tak suka pria ayya"

"Berkat tuan tarif Madam bisa naik" dan ngoceh-ngoceh dalam bahasa mandarin.

Aku menggosok kupingku yang terasa panas karena ocehannya.

Ia benar-benar berisik batinku, kemudian aku melirik jam ditanganku sudah jam 1, aku sudah janji akan menjemput Ishita untuk , aku segera bergegas meraih jasku kemudian merintahkan Boris supirku untuk meluncur kearah kantor Ishita.

Sepertinya ada yang membocorkan rencana pertunanganku dengannya, karena saat ini aku wartawan berkumpul di depan kantor Judistia.

Ini kali pertama aku melihat bodyguardnya secara langsung, ia menatapku dengan pandangan datar tapi aku tahu ia memandangku dengan pandangan tidak suka.

"Aku melihat terlalu banyak orang dibawah" Ishita menatapku dengan tajam, membuatku sedikit begidik, entah kenapa.

"Hmm ya well, bukan perbuatanku"

Aku menghentikan kalimatku, karena aku yakin jika aku melanjutkannya akan membuat semuanya semakin buruk.

Ishita berhenti melakukan pekerjaannya dan menatapku dengan tajam, dan aku hanya menaikkan pundakku kemudian menggeleng.

Ia sedang marah, aku tahu ia sedang marah, karena saat aku mencoba untuk meraih pinggulnya dan ia menginjak kakiku dengan sengaja.

Mungkin hari itu bukan cuma Ishita yang sedang mengeluarkan aura tak suka, tapi juga Bodyguardnya yang sedang mengekor turun menuju mobilku.

Oke aku harus berlaku hati-hati pada tuan putri satu ini, karena di bandingkan dengan seorang tuan putri cantik yang rapuh, ia nampak seperti Xena , seorang pejuang minus badan kekar Xena. Aku tak bisa memprediksi jalan pikirannya sama sekali.

"Kou, aku akan pergi sendiri, lebih baik kamu selesaikan pekerjaan untuk hari ini, sisanya bisa kamu kirimkan kerumahku" Ishita berkata pendek

Ini pertama kalinya aku melihat wanita yang tidak terlalu tertarik pada perhiasan, satu-satunya yang tampak ia lihat berkali-kali hanya sebuah anting dengan permata hitam berkilat, memang cocok untuknya –sama misteriusnya, baru pertama kali ini aku melihat seorang wanita yang tidak tertarik padaku, ia manis dan cantik dalam satu waktu.

Wajahnya yang lancip ditambah dengan matanya berbentuk almond dan bibir tipis dan merah Ishita tentu sangat menawan, setiap inci tubuhnya terasa pas dalam genggamanku rasanya aku tidak sabar untuk menyentuhnya dan membuatnya menjadi milikku.

Ia masih menatap anting itu, aku tahu ia ingin sekali membelinya, tapi mungkin ia menahan dirinya dihadapanku agar harga dirinya tak jatuh, dengan sigap aku mendekati store manager dan berbisik untuk sekaligus membungkus anting yang sedang dilihat sang ratu es saat ini dan akan kuberikan saat makan malam.

The BodyGuardWhere stories live. Discover now