Untuk kesekian kalinya Kousuke berputar-putar mengelilingi kantor Judistia ,dihadapannya Agus dan Roby nampak sama paniknya, sejak tadi siang nonanya menghilang, dan tak ada satupun yang bisa menghubunginya, ini benar-benar tidak biasa karena ia tidak pernah segegabah ini, Roby mengatakan bahwa ia mengantarkan sang nona ke Suntec City dan berpesan untuk meninggalkannya sendiri karena ia akan pulang sendiri.
Ishita memang merasa lebih aman di Singapore karena perjanjian dengan pemerintah bahwa ia akan menjamin semua fasilitas dan keamanan Ishita Judistia karena itu Roby tidak merasa curiga bila ia diperintahkan untuk meninggalkan Ishita tanpa pengawalan khusus di Suntec City karena 70 persen dari isi mall itu adalah miliknya.
Kousuke mulai panik ketika ia menyadari bahwa handphone sang nona sengaja ditinggal di kantor, bahkan hampir semua peralatan ditasnya masih terduduk manis di mejanya.
"Oke ini membuatku gila! Bagaimana jika terjadi sesuatu terhadap nona? Kamu harus segera melakukan sesuatu dibanding mondar mandir seperti setrikaan rusak begitu Kou!" suara Agus memecah keheningan dan ketegangan yang beredar diantara mereka semua.
"Aku sudah menghubungi department pertahanan Singapore untuk membuka semua CCTV di jalan suntec City dan belum ada kabar hingga sekarang" Kousuke kembali menghela nafas dan suasana diantara mereka kembali tegang.
Sebuah panggilan masuk ke handphone Kousuke, nomor lokal tidak ia kenal.
"Ya halo?"
"Kou?" suara yang familiar terdengar di telinga Kousuke
"HIME!!!" Kousuke terpekik membuat semua pria diruangan itu seketika itu juga berdiri
"Aku baik-baik saja, aku.." suaranya terdengar bergetar ia terdengar seperti baru saja menangis
"Hime dimana? Aku akan segera menjemputmu"
Kousuke menutup pembicaraannya , membuat ia di bombardir dengan seribu pertanyaan dari pria-pria yang sudah panik tentang keberadaan sang nona.
"Nona ada di Raffless Hotel , bersama..." Kousuke nampak memberi jeda dan menelan ludahnya sendiri sebelum akhirnya melanjutkan kalimatnya.
"Akbarian, ia bersamanya" Agus nampak tidak percaya apa yang baru saja ia dengar, sebelum ia melanjutkan kalimatnya Kousuke memberikan isyarat tidak memperpanjang pembicaraan ini dan segera bergegas menjemputnya.
"Welcome to Raffles Singapore, how may I can help you sir?" seorang resepsionis menyambutnya
"I would like to see Mr. Akbarian, I was receiveing phone call to see him at his suite, my name is Kousuke from Judistia"
Sang resepsionis tersenyum kemudian mengubungi seseorang melalui telephone, sesaat kemudian ia berkata
"Mrs. Judistia already informed us, shorty Mr. Phil kram the buttler will assist you to her room, please wait for a moment"
Tidak butuh waktu lama, seorang pria India menghampirnya dan mengantarkannnya menuju suite room, sebuah lift khusus yang diperuntukan menuju lantai paling atas gedung itu.
Sang buttler mengetok pintu dan seorang maid membukakan pintu ruangan itu, sebuah ruangan dengan gaya colonial dan antik, lantai kayu yang terlihat mengkilap dan gaya khas furniture colonial tersebar disetiap sudut ruangan itu dimana aroma Melati yang lembut tercium diseluruh ruangan.
Sang Akbarian berdiri menyambut pria-pria itu, terdapat luka-luka minimal di sekitar wajahnya, tetiba Kousuke tersadar apa yang mungkin terjadi saat sang nona hilang.
"Ia baru saja tertidur Kou, aku sengaja membuatnya menghubungimu agar kalian tak panik"
Bayu Akbarian mengantarnya kearah kamar tidur dengan kelambu disisinya, Ishita nampak tertidur dengan tenang.
YOU ARE READING
The BodyGuard
Action*Warning 21++ please be wise!!! adult content explicit and implicit ** BE AWARE ====================================================== "If I could choose a man for my first time to laid, He must be you" Angin kencang menerpa rambut nona muda itu, da...