TIGA - THE ICE QUEEN

164 5 1
                                    

Oke ini hari teraneh dalam hidupku, mungkin orang terlalu sering melihatku sebagai Ice Queen karena pria-pria yang ada disekitarku hanya orang-orang kakek atau yah pria-pria pencari keuntungan.

Aku sampai juga pada lantai teratas dari gedung ini, dan saat aku mencoba untuk memasukan kombinasi Kunci elektronik apartemenku si pintu sudah terbuka terlebih dahulu dan Kou sudah menyambutku didepan pintu.

"Selamat datang nona"

"Belom pulang?" aku bertanya kepadanya pendek

"Saya menunnggu anda Nona"

"Jadi apa yang kamu kerjakan?" aku melihat keatas meja kerjaku dan semua file yang kuperiksa tadi malam sudah dalam keadaan rapi, termasuk setumpuk file perjodohanku.

"Nona pergi ke perjodohan?Siapa yang nona pilih?"

"Sejak kapan itu menjadi urusanmu?Kamu penasaran?" aku bertanya karena ada raut penasaran di wajahnya.

"Bagaimana jika aku mengetestku, karena sudah begitu lama kamu ikut denganku, menurutmu siapa Pria yang beruntung aku pilih?"

Kou melihatku dari atas hingga bawah, ia diam sejenak dan kemudian terlihat berpikir

"Kalau melihat dari sifat mu, saya yakin kamu akan memilih seseorang yang akan menguatkan posisi Grup Judistia baik secara Mental and finansial, saya rasa anda akan memilih keluarga Akbarian"

Dan jawaban itu benar, aku tertawa lebar melihat jawabannya karena jalan pikirnya kenapa aku menjatuhkan pilihan pada Bayu adalah karena diantara semua kandidat keluarganyalah yang paling kuat , dan tentu saja Kakek akan mendapatkan nama yang lebih baik dan kuat saat aku menikah dengannya.

Ia terlihat tidak bangga dengan jawabanku, itu bisa terlihat diwajahnya meskipun ia sangat pandai memelihara muka dinginnya tapi aku bisa lihat alisnya menegang tanda ia tak suka-benar –benar tak suka.

"Kalau aku boleh memilih, aku akan memilih orang yang benar-benar mengenalku luar dalam dibandingkan pria kaya raya, yang bahkan aku tak tau ia benar menginkanku atau hanya statusku"

"Aku lebih senang jika orang itu adalah kamu" aku menatap pria yang sedang berdiri dihadapanku dengan pandangan lurus, mengisyaratkan aku serius terhadap kalimatku dan ia hanya menatapku datar.

"Saya tersanjung nona" dan kemudian ia kembali melanjutkan perkerjaannya

"Kousuke, I meant every word that I said" aku beranjak dari tempatku dan mendekatinya dan membuat ia berpaling dari depan computer, aku memberanikan diriku yang saat ini sedang lepas control, hari ini aku benar-benar gila! Aku mencium bibirnya dengan emosi, aku lelah Kou mengabaikan perasaanku sejak dahulu, aku ingin tahu apakah ia akan membalas kecupanku atau tidak, dan kenyataan memang selalu lebih pahit dari harapanku.

Sedetik kemudian aku sudah beranjak dan mengutuki diriku sendiri apa yang kulakuan hari ini hanya membuatku terlihat bodoh, dengan segera aku memalingkan mukaku dari pria yang saat ini sudah membuat hatiku remuk dan hancur berkeping-keping. Sebelum Kou melihatku menangis lebih baik aku segera masuk kedalam kamar, mengunci diriku dan mengutuki diriku sendirian.

Selama tiga hari berturut-turut aku bahkan tak berusaha berbicara dengan Kou, aku masih kesal tentang kejadian sore itu, dan aku masih mengutuki kebodohanku. Siang itu aku duduk di kantorku dengan mood yang gusar, bahkan urusan 'special' kakek di selesaikan dengan cara lebih kejam dari sebelumnya.

Agus datang memasuki kantorku, ia merupakan salah satu orang andalan kakek yang mengurusi soal 'bisnis hitam' kakek, dan sampai sekarang ia masih memperlakukanku sebagai anak kecil.

"Nona Ishita, apa yang membuatmu bad mood beberapa hari ini?"

"Aku sedang malas membalasnya gus, bisa kah kamu tidak membahas soal itu?"

The BodyGuardWhere stories live. Discover now