Kou sedang mengacak-acak rambutnya tanda ia kesal dengan sesuatu yang ia hadapi sekarang ini, ia tidak menemukan petunjuk yang cukup memuasakan tentang serpihan peluru yang bersarang dari tubuh nonanya sepertinya ia sedang di awasi setiap kali ia menemukan sebuah petunjuk dan petunjuk itu akan hilang seketika.
Adhyksa-ayah Ishita tidak memeberikan cukup petunjuk sepertinya ada yang hilang dari manual yang dulu diberikan oleh mantan mentornya itu. Bahkan Agus yang cukup lama ikut dengan Adhyaksa pun tak tahu menahu soal peluru itu.
Ia sekali lagi memperhatikan detil selongsong peluru itu, temannya yang seorang ahli balistik berkata bahwa setiap peluru mempunyai identitasnya masing-masing akan selalu ada clue tersendiri disebuah serpihan kecil itu.
Kousuke meraba bentuk peluru itu sekali lagi dibawah lampu bacanya, matanya seperti menangkap sesuatu, seperti sebuah inisial yang terukir di pinggiran kecil.
Ia mengambil sebuah magnifier-kaca pembesar dan melihatnya beberapa buah huruf terukir dibawahnya 'A:R:K'
Kousuke nampak mengerutkan dahinya sekali lagi ia berfikir keras, sepertinya ia mengenal inisial itu, kemudian ia mengarahkan tangannya pada database balistik yang ia punya dari kenalannya.
Kali ini ia harus berhati-hati, ia masuk dengan safemode pada PC dihadapannya memastikan ia bisa mengakses semua file rahasia Judistia dari PC nonanya, hanya ada dua PC yang bisa mengakses safemode tanpa diketahui siapapun satu milik nona dan satu lagi miliknya-yang dahulu adalah milik Adhyaksa.
Tiba-tiba ponselnya bergetar dan ia melihat nomer nonanya terpampang di layar panggilan.
"Ya nona"
Terdengar suara bising dari seberang panggilan dan suaranya terdengar jauh , ia berbicara dengan bahasa Jepang-bahasa yang hanya ia pergunakan ketika ia sedang panik agar hanya ia yang bisa mengerti.
"Nona dimana"
"Akbarian tower"
Dan sesaat kemudian setelah suara tembakan terdengar jelas panggilan itu terputus.
Kali ini jantung Kousuke ikut berdebar dengan kencang ia menghubungi Robby agar segera bersiap mengantarnya ke Akabarian Tower, harusnya ia tahu sang Nona berada dengan pria Akbarian itu setelah berpisah dengannya sore itu.
20 menit kemudian ia sampai didepan Akbarian Tower dan ia sudah bisa lihat mobil polisi sudah membuat Barikade untuk melarang siapapun masuk, tapi Kou selalu punya cara untuk menyelinap.
Ia menyuruh Robby untuk parkir di Lobby dan selalu siap agar ia serta nona bisa meninggalkan tempat itu dengan segera.
Kousuke berjalan menuju lift ia bisa melihat beberapa orang sudah melakukan evakuasi, hatinya menjadi gusar sungguh ia tidak berharap nonanya menjadi salah satu korban yang harus diangkut dengan kantong-kantong itu.
Polisi nampak sibuk berlalu lalang dan petugas identifikasi nampak sudah memulai pekerjaannya, blitz kamera tampak bersahutan mengambil gambar serta terdengar beberapa perwira polisi mengabarkan keadaan sekitar
"Sepuluh orang tersangka penyerangan tewas dengan beberapa luka vital 2 orang korban selamat 1 orang laki-laki dan 1 orang wanita"
Kousuke tampak lega mendengar kabar itu dan ketika ia masuk ia mendapati nonanya bersama pria itu sedang memberikan keterangan bersama polisi.
"Nona"
Sang nona menoleh kearahnya, ia melihat beberapa luka tipis terlihat dikening sang nona, ia hanya berbalut Jas pria itu, dengan tangannya yang tak berhenti digenggam sang Akbarian, rasa tak suka segera menyeruak kedalam hatinya.
Ia berjalan mendekati sang Nona, berbicara dengan Bahasa Jepang
"Nona baik-baik saja kan?"
Ishita hanya terseyum kecil dan menganggukan kepalanya.
"Apa yang terjadi siapa yang menyerangmu?"
Lagi-lagi ia menggeleng. Kousuke memberikan pandangan tak suka,ia mendekati sang nona dan melepas jas yang ia kenakan.
"Pakailah, kita pulang"
"Aku akan pulang dengan Kousuke, take your time , call me whenever you feel ready to see me" Ishita nampak mencium pipi pria Akbarian itu dan Kousuke mengetatkan kepalannya tanda tak suka.
Saat akan mengenakan jasnya pada Ishita, ia lagi-lagi harus mengontrol dirinya ketika menyadari sang nona nyaris tidak mengenakan apapun, ia tak berani menatap kearah nonanya rasanya seperti kesayanganmu yang direbut oleh orang lain.
Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya terdiam, tak bersuara.
Kousuke mengambil kimono yang berada didalam lemari kamar nonanya,ia hafal dengan baik letak semua benda keperluan nonanya.
"Aku tahu jika kamu tak senang melihatku saat ini, lebih baik kamu pulang dan aku akan membersihkan diriku" sang nona memintanya untuk tidak melihatnya lebih jauh karena itu hanya akan membuatnya semakin merasa sakit.
Kousuke menatap nonanya lekat-lekat dan menggeleng tanpa berkata apapun ia membantunya untuk membersihkan beberapa pecahan kaca yang menggores tubuhnya.
Ishita menyodorkan sebuah peluru dan Kousuke menyadari sesuatu dengan segera ia mengambil kaca pembesar dan ia bisa melihat huruf yang sama terpatri di ujung peluru itu 'A;R;Y;K'
Dengan cepat ia berpindah pada PC yang ia tinggalkan dan ia menemukan clue yang sama pada hasil pencarian pada data itu A;R;Y;K ia mereka berdua membaca keterangan dibawahnya.
'A;R;Y;K' diduga adalah sebuah kelompok pembunuh bayaran ditemukan pada beberapa kasus dingin yang sampai saat ini belum bisa dijelaskan, salah satu yang paling terkenal ada pembunuhan deputi kementrian hukum dan ham tidak ada jejak digital tidak ada kerusakan sebuah peluru ditemukan bersarang di dada sang deputi - diduga sang deputi mempunyai musuh dalam politik
Beberapa file tertera pada keterangan dibawahnya.
Ishita nampak teringat sesuatu ia mengambil sesuatu dari tasnya, masuk kedalam kamarnya.
Cukup lama ia berada dikamarnya hingga akhirnya Kou memutuskan untuk bangkit dan menyusulnya.
"Nona?Anda baik-baik saja?"
Terdengar suaranya dari dalam "I'm fine Kou"
Ada bekas air mata membasahi pipinya, sang nona berusaha untuk tidak memandang Kousuke didepannya, sang nona menyodorkan sebuah surat dengan kotak dari pangkuannya.
Sesaat sang nona memandangnya, ia tahu surat itu membuat kejelasan status mereka berdua, tidak ada hubungan darah diantara mereka berdua, satu sisi dihatinya merasa lega, ia mengepalkan tangannya menahan diri, pesan Ayah nona nya sangat jelas, Ishita adalah pewaris yang paling berhak untuk semua kekuasaan itu!
"Sampai kamu mendapatkan apa yang menjadi hakmu, aku tak akan beristirahat"
Ishita melemparkan pandangannnya menjauhiku, Kou tahu ia sangat tidak suka terhadap kalimat yang baru saja dirinya lontarkan, sang Nona memilih dia dan melingkupi dirinya dengan selimut. Kousuke membelai kepala nonanya yang tertutupi selimut ia memilih dia dan kembali kepada pekerjaannya.
YOU ARE READING
The BodyGuard
Action*Warning 21++ please be wise!!! adult content explicit and implicit ** BE AWARE ====================================================== "If I could choose a man for my first time to laid, He must be you" Angin kencang menerpa rambut nona muda itu, da...