DUA - OMIAI

205 4 0
                                    

Aku melemparkan tubuhku di sofa apartemenku, hari sudah malam ketika aku meninggalkan kantor dan hari ini adalah hari libur Kou, jadi selama 2 hari kedepan aku akan sendirian ditempat ini, biasanya aku tak suka kesendirian ini tapi sejak aku masuk memimpin perusahaan kakek, sepertinya aku menikmati kesendirian ini, dan aku tak harus merasa sesak napas karena harus bersikap menyebalkan dan merasa tak nyaman setiap kali ada Kou disampingku.

Aku benar-benar merindukan masa kuliahku di Tokyo, saat itu hanya ada aku dan dia, karena kakek bersikeras bahwa pewaris Judistia Grup harus punya seseorang yang diandalkan-bodyguard untuk melindungiku. Padahal sejak aku kuliah, Kou mengajarkan banyak teknik bela diri yang setara dengan Karate ban hitam.

Didepanku sudah bertumpuk Surat lamaran yang ditujukkan untukku, kakek berkata ia berbaik hati agar aku memilih pria yang sesuai dengan seleraku agar aku bisa dengan nyaman menjalani kehidupan percintaanku dan itu adalah anugerah dari kakek untukku.

Pak Joko sudah menelponku 2 kali hari ini untuk memastikan bahwa deadlinenya adalah esok hari, dan aku di minta untuk menghubunginya jika sudah menemukan pria yang diinginkan.

Aku membolak-balikkan halaman lamaran yang berisi biodata dan CV, yang membuatku terkekeh karena Biodata ini benar-benar lengkap karena tidak hanya nama dan riwayat keluarga yang tercantum tetapi juga daftar panjang perusahaan yang dimiliki keluarga atau si pria bahkan penghasilan rata-rata perusahaan itu perbulan dan Oh geez ukuran si 'dedek' juga tidak lupa disertakan didalam biodata itu, aku terheran siapa sih yang kurang kerjaan untuk mengukur ukuran genital seseorang.

Aku terhenti, tiba-tiba pikirannku terlontar pada Kou, tiba-tiba dada bidang dan tingginya saat mendekapku melintas di kepalakku dan langsung membuat pipiku panas. Andai saja saat ini aku punya seseorang yang bisa kumintai bantuan, bahkan teman wanita pun aku tak punya.

Setelah sibuk berkutat dengan setumpuk ukuran-ukuran, aku melihat nama seseorang yang cukup familiar Bayu Akbarian, ia adalah anak tunggal pemilik Bank Akbarian, salah satu Bank terbesar di Asia aku pernah bertemu dengannya di salah satu pesta yang diselenggarakan Akbarian, bahkan saat itu kami sempat flirting satu dengan yang lainnya, untuk ukuran pria kaya raya dan umur cukup ia ternyata tidak punya banyak sejarah berpacaran, mungkin dia cukup memuaskan keinginan Kakek.

Dengan lincah aku mengetikkan nomer Pak Joko di telpon pintarku dan diujung sana saat kunyatakan aku ingin bertemu dengan Bayu, terdengar suara Pak Joko sangat senang dan dari ujung telpon aku bisa mendengar Kakek tertawa lebar dan berkata "Good Choice!!"

Pak Joko mempersiapkan semua pertemuan di Judistia Hotel, dan memastikan bahwa pada hari itu lantai 9 – tempat aku melaksanakan pertemuan dikosongkan, bahkan ia mengirimkan stylist dan make-up artist ke apartementku sehingga aku bisa berdandan dengan maksimal.

"Pak Joko, aku hanya akan bertemu dengannya bukan akan menikah dengannya hari ini, kenapa berlebihan sekali?" aku menelpon Pak Joko ketika melihat di pagi hari pintuku sudah penuh dengan puluhan baju heboh untuk acara hari ini.

"Kakek nona terlalu senang karena akhirnya cucunya mau berkenalan dengan seorang pria, bahkan dia berkata, jika bisa segera berikan kakek cicit dalam waktu dekat"

Aku menarik napas panjang dan terpaksa menerima 'kemurahan hati' Kakek yang sangat berlebihan.

"Kou pasti kaget dengan semua kehebohan ini" aku bergumam, saat kulihat jam dimana angka menunjukkan pukul delapan dan aku baru ingat kalau hari ini Kou libur, jadi aku hanya akan berangkat dengan Roby –sopirku.

"Nona terlihat sangat cantik hari ini, kulitmu yang indah juga lebih terpancar" sang Make-up artist sedang memujiku, atau lebih tepatnya memuji karya seninya yang di aplikasikan padaku

The BodyGuardWhere stories live. Discover now