Backsound : Hwang Chi Yeul - For a Moment (OST. Ruler - Master of the Mask)
Malam itu, aku menunggu kepulangan Park Naeuri di Toko Seni Sora. Aku tidak bisa tenang, jadi aku dengan ragu-ragu mulai membersihkan toko. Lalu, aku mendengar seseorang berjalan masuk ke dalam toko.
"Park...Oh...Jongin."
"A-aku p-pu-pulang..." Jongin masuk dengan senyum masam saat dia berkedip heran. "P-Park N-Na-Naeuri be-be-belum pul-la-lang?"
"Eoh. Kau habis dari mana tadi?"
"Aku pe-pergi ke te-tempat la-latihan Jo-Jong-Jongdae, t-ta-tadi. Kita be-be-berdua s-se-sedang me-me-membicarakan t-te-tentang b-ba-bagaimana me-me-menolong P-Park Na-Na-Naeuri. Ta-tapi, B-Baekhyun d-da-datang u-un-untuk me-me-meyakinkan k-ka-kami be-ber-dua u-untuk me-me-melawan P-Pa-Park N-Na-Naeuri."
Aku mendesah kasar.
Jadi, Baekhyun benar-benar mencoba meyakinkan Jongin dan Jongdae untuk melawan Park Naeuri ya...
Setelah mendengar dengan tepat apa yang kuharapkan dari mulutnya, aku menatap matanya dan angkat bicara. "Jongin, aku percaya pada Park Naeuri. Maka dari itu, aku ingin kau juga mempercayainya."
"A-aku ju-ju-juga ingin me-me-mempercayainya. T-t-tapi..." Untuk sesaat, tidak ada satu pun dari kami yang berbicara sampai...
"Aku pulang..." Chanyeol masuk ke toko itu dengan wajahnya yang terlihat letih.
Langkahnya berat, dan aku buru-buru menghampirinya untuk membantunya berdiri.
"Aku mau ke kamar. Tolong bawakan barang bawaanku ke dalam." Dengan kata-kata itu, Chanyeol meninggalkan barang-barangnya di tangan Jongin dan mulai berjalan ke kamarnya.
Akhirnya, aku membantunya berjalan ke kamarnya saat dia meminta. Setelah Chanyeol dengan tenang duduk di dalam kamarnya, aku pun membuatkan teh untuknya di dapur karena dia memintanya dan aku langsung berjalan kembali ke sana setelah selesai. Dia meletakkan satu tangannya di dahinya dengan bahunya yang terkulai lemah.
"Gwechanna?" Aku menaruh teh di dekatnya.
Chanyeol hanya bisa mendesah. "Aku diinterogasi seharian penuh."
"Seharian penuh?!?"
Chanyeol diam-diam menepuk bantal kosong di dekatnya.
Nampaknya, dia ingin aku duduk di sebelahnya...
Aku pun duduk di sebelahnya, jika asumsiku benar. Chanyeol melepaskan tangannya dari dahinya, dan menyandarkan kepalanya di atas bahuku. "Kyungsoo..."
"Y-ye, Chanyeol?"
"Apa kamu juga curiga padaku?"
"Andwae."
"Waeyo?"
"Karena, kau adalah tunanganku yang selalu memperhatikan aku dan menyayangiku selama ini walau aku tidak tahu..."
Chanyeol terkejut dan matanya tak berkedip.
"Ah...?!"
Chanyeol tiba-tiba mencengkeram tanganku, membuatku secara naluriah menjerit. Aku menahan diri dari kebingungan, tapi bahkan Chanyeol pun tidak melepaskannya. Dia menggantung kepalanya rendah, sampai aku bisa melihat ikat rambutnya yang sedikit longgar. Aku pun melepaskannya perlahan dengan tanganku yang lain, dan rambut panjangnya tergerai sampai menutupi telinga besarnya sampai membuatku sulit menebak apa yang dipikirkannya saat ini.
"Ch-Chanyeol...?"
"Kau adalah tunanganku?"
"Geurae! Lagipula, aku ingin belajar untuk mempercayai calon suamiku. Bagaimana aku bisa menjadi istri yang baik, bila aku sendiri tidak percaya dengan suamiku?"
Karena aku adalah calon istrimu, aku selalu berada di sisimu, memperhatikanmu di setiap langkahmu. Karena aku adalah calon istrimu, aku tahu Baekhyun salah. Karena aku calon istrimu,...aku ingin selalu bersamamu. Pertunangan dan perasaan ini nyata hanya untukmu, calon suamiku,...Park Chanyeol.
"Aku lelah. Pinjamkan aku bahumu."
"Mwo?"
Tiba-tiba, aku merasakan kehangatan... Chanyeol sedang mengistirahatkan kepalanya di pundakku. Tindakannya yang tiba-tiba membuat jantungku berdegup kencang.
"Uh..." Chanyeol bahkan tidak melihat ke arahku saat aku panik. Dia menutup matanya dan menghela nafas panjang.
Dia pasti benar-benar lelah... Chanyeol yang biasanya sangat tegas dan bertanggung jawab,...sekarang pingsan di atas bahuku. Itu adalah sisi lembut dan rentan dari Chanyeol yang biasanya tidak pernah diungkapkannya. Aku ingin melakukan apapun untuk membantunya...
"Chanyeol, aku akan ambilkan bantal dan selimut untukmu."
"Gajimayo..."
Aku menggelengkan kepalaku. "Chanyeol, kepalamu berat. Tubuhku yang mungil ini, tidak akan mampu menahan kepalamu lebih lama lagi."
Dia mendesah. "Algesseumnika..."
Chanyeol mencoba menopang kepalanya yang lelah dengan tubuhnya. Lalu, aku mengambil bantal dan selimut untuknya. Tidak ada kata lain yang diucapkan di antara kita setelah itu, di kedalaman malam yang sepi itu. Setiap kali aku merasakan kehangatan Chanyeol, kehangatan seniman yang menyedihkan - yang juga seorang pemimpin dan seorang hakim, aku rasa...aku harus melindungi doryeong ini. Dia meletakkan kepalanya perlahan di atas bantal setelah aku menggelar kasur, dan mulai tertidur. Aku menarik selimut ke atas tubuhnya dan membelai rambutnya.
Selamat malam, calon suamiku...
Udah ngakuin perasaannya ya, Kyung?

KAMU SEDANG MEMBACA
{2} SSAURABI SHADOW (COMPLETED)
FanfictionWARNING!!! Akan ada cerita yang di-private karena ada unsur yang hanya diperuntukkan 18+ Sekali lagi, cerita ini terinspirasi oleh game otome Shall We Date?: Ninja Shadow. Dan, ini juga jadi cerita FF sageuk dan genderswitch pertamaku!!! Keluarga Do...