Ssaurabi Shadow Part 5

760 137 22
                                    

Setelah itu, kami pun duduk di meja kami dan kami pun mulai makan. Di sela-sela makan Park Naeuri dibanjiri pertanyaan oleh para saudagar yang duduk bersama kami.

"Wah! Saya tidak pernah tahu jika kau sudah memiliki seorang tunangan. Itu lah mengapa, kau selalu menolak semua lamaran pernikahan itu."

"Joseonghamnida. Aku sangat menghargai tawaran kalian. Aku sudah menginginkan dia untuk menjadi puin-ku."

PUIN?!?!?

Aku hampir tersedak makananku, setiap kali Park Naeuri membuka mulutnya. Dan setiap kali itu terjadi, Park Naeuri akan bertanya bila dia sangat menyayangi aku sampai membuat aku tidak nyaman.

"Joseonghamnida. Tapi, aku tidak terbiasa memakan makanan seperti ini."

"Geurae. Ini bukanlah makanan yang biasa kamu makan di desamu."

Para saudagar itu terkejut. "Apa dia orang dari desa bangsawan?"

"Kebetulan, dia adalah adik dari seorang kepala desa dari desa bangsawan yang letaknya cukup jauh dari sini."

Wajahku makin memerah. Aku pun mulai meminum seteguk arak untuk menelan semua makanan yang ada di mulutku. Merasa belum cukup, aku pun mengambil segelas teh.

Mengapa aku merasa mual, setelah makan?

Tapi, dengan anggunnya Park Naeuri tetap memakan makanan yang ada di depannya. Dia menyerahkan sapu tangan yang dia sembunyikan di dalam lengan bajunya.

"Apa kau ingin muntah?" tanyanya.

DEG!!!

Apakah wajahku mulai membiru?!?

"Ye..."

"Mungkin, tempat ini terlalu sempit untukmu. Bagaimana kalau kita menari?"

Dia memberikan aku penutup wajah, dan dia memakai topeng. Dia mengajakku ke tengah lapangan untuk menari. Semua orang juga menerima ajakan Park Naeuri. Kami menari dansa tiang, dengan melilitkan pita di tiang tersebut.

Ah... Aku tahu tarian ini. Ini tarian yang pernah aku tarikan di desaku.

Tapi, tidak semua gerakan dansa ini aku hafal. Saat aku hampir terjatuh saat menari, dia pun menyangga pinggangku. Itu terjadi tiba-tiba sampai wajahku memerah.

"Tenang. Aku akan membantumu mengingatnya."

"Anda tahu bahwa aku pernah menarikannya?"

Park Naeuri pun tersenyum licik. "Dari gerakan tubuhmu saja, itu tidak bisa menipuku."

"Wae...?"

"Sssttt..." bisiknya. "Jangan berbicara keras-keras. Ini adalah tempat biasa bagi pada saudagar untuk berkumpul."

"Joseonghamnida..."

Aku melihat ke sekeliling, dan melihat beberapa pria mulai memainkan instrumen musik. Kami pun mulai menari kembali. Aku menari dan berputar, sambil tidak melepaskan mataku pada Park Naeuri yang berada di sisiku.

"Ini hanya tarian. Yang perlu kau lakukan, adalah menikmatinya. Kau tidak perlu menghafal semua gerakannya."

"Aku lupa dengan tarian ini sebelumnya. Sewaktu kecil, aku pernah menarikannya."

"Benarkah?" Tubuh Park Naeuri mulai mendekat padaku. "Tapi, mengapa tubuhmu seolah mengingatnya?"

"Aku juga tidak tahu."

"Kau seorang ssaurabi, kan? Ikuti saja petunjukku."

"Mudah untukmu bicara..."

Aku melihat gerak kaki elegan Park Naeuri saat aku berusaha keras untuk mengikuti petunjuknya. Jujur saja, aku tidak pernah merasa sedekat ini dengan orang yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi dariku.

{2} SSAURABI SHADOW (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang