Ssaurabi Shadow Part 11

592 100 9
                                    

Park Naeuri dan aku menyusuri jalan utama bersama dalam perjalanan pulang dari Toko Impor Lee.

"Cuacanya sedang baik hari ini..."

"Eoh..."

Park Naeuri orang yang sepertinya tidak tertarik padaku sampai beberapa saat yang lalu, tapi belakangan ini dia cukup banyak bicara... Dan dia bahkan belum pernah membicarakan misi. Dia hanya mengobrol denganku. Apa yang sebenarnya terjadi dengan pikirannya...?

Keingintahuan yang tiada habisnya sampai ke tanganku, jadi aku menarik lengan bajunya dan dengan hati-hati bertanya.

"Jadi,...apa yang kamu coba simpulkan?"

"Mwoya? Aku hanya berkata bahwa cuacanya sedang baik, hari ini. Tidak kurang, dan tidak lebih."

"Andweimnida. Yang aku bicarakan soal kejadian di Toko Impor Lee tadi... Aku mengerti mengapa kamu mengatakan kepada mereka bahwa kamu bertunangan, tapi kamu tidak perlu mengatakan bahwa kamu akan mengenalkan tunangan kamu."

"Wae irae?" kata Park Naeuri sambil melotot padaku.

Mengapa kamu seperti itu dalam suasana hati yang buruk?

"Adalah normal untuk mengenalkan tunangan seseorang kepada kenalan. Sebenarnya, tidak sopan untuk tidak melakukannya."

"Arasseo. Tapi, karena tadi juga, aku harus membicarakan keinginan Yixing urabeonim yang tanpa sadar aku katakan pada mereka."

"Bukankah memang itu, yang kakakmu inginkan?"

"Wae geurae?"

Namun, Park Naeuri hanya mengalihkan pandangannya yang tidak senang saat aku mendesaknya untuk mendapatkan jawaban. "Kamu tidak akan pernah mengerti, mengapa aku mau menerima perjanjian kakakmu meski aku mengatakannya padamu."

"Dan aku tidak akan pernah mengerti, jika kamu tidak menjelaskannya padaku!"

"Kamu seharusnya tidak usah khawatir soal itu!"

"MWO...?!"

Mengapa dia tidak ingin menjelaskan apapun padaku???

"Ha ha ha... Nampaknya, kalian sedang bersenang-senang." celetuk Junmyeon yang ternyata berjalan ke dekat kami bersama Sehun tanpa kami sadari.

"Nampaknya, kalian berdua sudah mulai dekat." sahut Sehun.

"Bawahanku tampaknya sedang melewati tahap pemberontakannya sekarang."

"Memangnya kami berdua terlihat dekat sekarang???"

"Sebenarnya, kalian sangat dekat. Terlihat seperti saudara."

Saudara...?

Secara alami aku teringat kenangan akan urabeonim saat dia mengatakan itu. Wajah Park Naeuri juga suram, entah mengapa.

"Wae geurae?" Junmyeon sedikit memiringkan kepalanya ke samping dengan bingung saat dia melihat ke kiri dan ke kanan di antara kami.

Lalu...

"MINGGIR!!!" Sekelompok pria nakal berjalan menyusuri tengah jalan, berteriak marah.

Semua orang di jalan, membersihkan tengah jalan. Wajah mereka ketakutan.

Siapa mereka?

Aku mengunci mataku pada mereka dengan kemarahan ringan, saat mereka berjalan ke sini. Pemimpin mereka adalah orang yang berpakaian mewah. Tidak mungkin aku melupakan dia. Dia adalah pria yang telah membumihanguskan desa di dekat Taejongdae...pria yang bertanggungjawab atas kematian kakakku.

Itu dia...

Begitu banyak kenangan melintas di benakku saat aku melihatnya. Tawa kejamnya... Tatapan wajah kakakku sebelum dia meninggal... Bahkan udara yang kurasakan saat itu...

"Gwechanna?"

"Mwo...?"

Keringat dingin mulai mengucur dari tubuhku, dan aku hampir tidak bisa berdiri. Dengan lembut, Park Naeuri mulai mengangkat tubuhku saat aku mulai tenggelam oleh masa laluku - kemarahanku.

"Itu Luhan."

Luhan... Dialah saudagar jahat yang disebutkan oleh Minseok. Jadi dia yang bertanggung jawab atas kematian Yixing Urabeonim...!

Bahkan kedatangannya lebih buruk dari yang terburuk. Ketika aku melihat ke atas, aku melihat salah satu anak buahnya menendang wanita yang tidak memperhatikannya. Anak-anak gemetar ketakutan saat mereka melihat antek-antek Luhan lewat.

"Sial!" Mungkin khawatir tentang keamanan anak-anak, Junmyeon bergegas mendekat dan mulai mengarahkan orang-orang keluar dari jalan.

Mereka memperlakukan orang seperti sampah hanya karena mereka tidak menyingkir...?!?

"Eoh." Luhan memperhatikan kami saat dia mendekati kami. "Ternyata, ada Nyeol di sini. Ini masih siang dan kau sudah keluar untuk bermain. Nampaknya, kau memiliki banyak waktu saat ini."

Kepalaku terasa seperti terbakar, seolah-olah aku benar-benar tenggelam dalam amarah. Secara naluriah aku meraih saku untuk meraih senjataku yang telah kusembunyikan.

Dia harus membayar atas apa yang dia perbuat!

Namun, Park Naeuri mencengkeram tanganku untuk menghentikan aku.

Park Naeuri?!

"Pelukis harus meletakkan apa yang mereka alami ke kanvas. Pergi untuk jalan-jalan adalah bagian dari pekerjaan."

Luhan mendengus. "Harusnya, kau melukisku jika kau punya waktu."

"Aku sangat menghargainya jika kau menyukai lukisanku, tapi aku tidak bisa menerima pekerjaan itu, jika yang kau lakukan hanyalah menyingkirkan semua pelangganku."

"Apa yang kau katakan?!? Apa maksudnya?!?" Luhan menampar bahu Park Naeuri dengan kipasnya.

AW!!!

Pada saat berikutnya...aku merasakan sedikit rasa sakit di pergelangan tanganku. Aku menunduk untuk menemukan tangan Park Naeuri, yang memegang pergelangan tanganku, sedikit kaku karena ketegangan. Bahunya sedikit gemetar karena dia juga berusaha menekan kemarahannya.

Sepertinya...bukan hanya aku yang marah... Dia juga marah karena tidak dihormati, tapi dia tetap tenang untuk menahanku.

Perubahan dalam dirinya begitu halus, sehingga itu adalah sesuatu yang hanya akan aku perhatikan sejak aku menyentuhnya. Melihat dia tetap tenang, menjelaskan kepadaku mengapa dia adalah atasanku.

"Maksudnya, dia tidak akan pernah bisa melukis sesuatu yang lebih megah." Ssaurabi yang mencurigakan itu datang terpisah dari kelompok Luhan di tengah kekacauan.

Dia ssaurabi bertopeng itu. Apa dia salah satu pengawal Luhan???

"Eoh, Park Yeonggam. Aku juga berpikir demikian! Nampaknya, ada sebuah kesalahpahaman di sini."

Dia bilang Park Yeonggam...? Bukannya itu namanya Chanyeol Naeuri. Apa yang sebenarnya terjadi di sini???

Aku menatap ke sampingku dan melihat ekspresi Park Naeuri sedikit kaku.

Aku heran...apa mereka saling mengenal???

"Luhan, jangan sia-siakan waktumu di sini. Kita akan kehilangan kesempatan kita untuk melakukan penjualan." Lalu, ssaurabi bertopeng itu tersenyum pada kami"Sampai jumpa lagi. Usahakan jangan sampai terjaga 'larut malam' untuk bekerja."

Ssaurabi itu menatap tajam Park Naeuri saat bibirnya melengkung ke atas. Seringai senyumnya tajam, seperti bulan sabit, namun menakutkan.

"Senyuman itu...ssaurabi itu...mungkinkah dia...?" Park Naeuri bergumam dengan suara gemetar saat melihat ssaurabi itu pergi.

Saat aku menyadarinya, wajahnya lebih pucat daripada wajahku...

{2} SSAURABI SHADOW (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang