Matahari sudah tenggelam dan Delvi sekarang masih berada di sebuah kedai es krim kesukaannya yang ada di daerah pondok indah. Bersama Juna.Delvi seolah masih memikirkan kejadian tadi siang di kantin sekolah.
"Kenapa kalian ga pacaran aja?"
Kalimat itu keluar dari mulut Nilo yang mampu membuat Delvi membisu dalam makannnya. Sementara Juna dengan santai dan lembut ia menjawab. "Secepatnya. Di doakan saja."
Dan Nilo hanya bisa mengangguk sambil tersenyum tipis sembari memainkan rambut Alina.
Delvi masih memikirkan itu semua, kejadian tadi seolah masih berbekas di ingatannya. Tentang Nilo, Alina, ataupun Juna. Semuanya seperti masih menjadi teka-teki bagi Delvi yang belum bisa ia pecahkan.
Sekarang memang ia sedang bersama Juna, tapi, pikirannya masih mengarah kepada Nilo. Pada Nilo yang dia tidak tau sekarang sedang apa. Mungkin ia sedang bermesraan berdua dengan Alina. Ia juga tidak tau akan hal itu.
Sampai akhirnya, saku Delvi bergetar menandakan ada pesan masuk. Ia langsung mengecek dan membuka aplikasi line itu. Matanya membelalak sebentar.
Niloo✨ : Lo dimana, Vi? Gue depan rumah nih.
Apa? Nilo sedang ada di depan rumah Delvi? Untuk apa sih? Bukannya Nilo sudah punya Alina? Kenapa harus ada di depan rumah Delvi?
Semua kalimat itu bersarang di pikiran Delvi. Memangnya ada perlu apa Nilo datang ke rumah Delvi? Ah, paling-paling juga tidak jauh dari curhatannya tentang Alina.
Delvi : Perlu apa? Aku lagi sama Juna.
Setelah itu, Delvi memasukkan ponselnya ke dalam saku lagi. Dan ia langsung menatap Juna di depannya itu. Juna yang terlihat tampan ketika ia memakai kaos oblong berwarna gelap, seperti sekarang ini.
Mereka memang sempat ganti baju di sekolah. Juna memiliki perut yang kotak-kotak membuatnya terlihat gagah kalau memakai kaos oblong.
Entah, intinya Juna itu keren kalau sedang memakai baju oblong berwarna gelap.
"Delvi," panggil Juna membuat Delvi mengerjapkan matanya beberapa kali lalu ia menautkan kedua alisnya tanda bertanya.
"Pulang. Nilo sudah nunggu di depan rumah kamu, kan?"
Delvi langsung melotot. Bagaimana Juna bisa mengetahuinya? Delvi kan tidak ada berkata apapun kepada Juna! Kenapa Juna bisa tau?
"Enggak usah mikir dulu, ayo pulang!" ajak Juna yang membuat Delvi mau tidak mau harus mengikuti kemauan Juna itu.
----- Behavior -----
"Terimakasih, Juna. Sampai ketemu besok....," ucap Delvi sembari melambaikan tangannya ke arah Juna yang sudah mulai meninggalkan perumahannya. Delvi langsung membalikkan badannya dan ia mengelus dadanya tanda terkejut.
"Ih! Ngagetin aja!" seru Delvi kepada orang yang berada di depannya itu yang sudah menyilangkan dadanya sembari menaik-turunkan kedua alisnya..
"Apa tuh maksudnya?" tanya Delvi kepada dia yang masih berdiri dengan posisi yang sama.
"Temenin gue! Ke supermarket lagi!" kata orang itu yang bernama Danilo Pratama. Ia, itu adalah Nilo. Ternyata benar, Nilo sudah menunggunya di depan rumah membuat Delvi kembali mengingat masa-masa itu lagi dengan Nilo.
"Astaga! Kamu ke sini cari aku, cuma buat minta tolong beli susu milo?" tanya Delvi sambil menepuk jidatnya. Ternyata sahabatnya yang satu ini masih sama seperti dulu. Tidak pernah berubah kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behavior [Completed]
Teen Fiction-SEQUEL OF IMPRESSED- "Kalau suatu saat nanti orang yang lo suka ninggalin lo dan pergi dari hidup lo. Lo harus balik lagi ke gue ya, Vi? Jangan beralih ke orang lain." Dia, Danilo Pratama. Pentolan SMA Bakti Cahaya yang terkenal karena pecicilan...