Part 6

9.8K 552 8
                                    

Maaf ya kalau part ini enggak nyambung, ide nya cuma bisa segini aja...
Semoga suka ya dengan part ini...
Happy reading...

Arro berjalan kearah jendela besar ruangannya, pandangan Arro menerawang jauh. Banyak pertanyaan di benaknya. Arro masih memikirkan tentang Azza. Entah kenapa Arro merasa memiliki ikatan dengan Azza dan CEO Quints Corp. Saat Meetting, mata Arro selalu melihat antara Azza dan CEO Quints Corp., Arro merasa ada kemiripan antara mereka berdua, Arro merasa seperti melihat dirinya sendiri saat melihat CEO muda tersebut.

****

"Pak, Meetting akan segera dimulai, Quints Corp. sudah berada di ruangan." Azza memberi tahu Arro, karena Meetting akan dimulai dalam 10 menit lagi.

"Baik. Kamu siapkan semua yang kita perlukan saat Meetting nanti."

"Baik, Pak."  Azza segera keluar untuk menyiapkan apa yang diperlukan untuk Meetting nanti. Sedangkan Arro segera bersiap. Arro selalu merasa bersemangat saat akan Meetting dengan Quints Corp., Arro tidak tahu apa alasannya, Yang jelas, dia merasa sangat dekat dengan CEO muda itu, Zhafran Atharayhan.

Arro pertama kali bertemu dengan Zhafran 3 tahun yang lalu, saat dia Meetting dengan beberapa clientnya untuk pembangunan hotelnya di Bali, dan Zhafran adalah salah satu dari clientnya itu. Arro merasa bangga dengan Zhafran yang sudah bisa berhasil di usianya yang masih sangat muda, saat itu umur Zhafran masih sekitar 15 16 tahun, tetapi sudah berani mengemban tugas yang sangat besar. Dan saat melihat Zhafran, Arro merasa seperti melihat dirinya dalam versi muda. Itu yang membuat Arro sangat senang kepada Zhafran. Selama ini Arro tidak ambil pusing itu semua, Arro menganggap itu hannyalah kebetulan semata. Tapi itu dulu, sebelum dia melihat kemiripan antara Azza dan Zhafran.

Arro mengusap wajahnya kasar saat sadar pikirannya mulai melantur kemana-mana. Arro menghembuskan nafasnya sebelum akhirnya berjalan menuju kekamar istrahatnya yang ada diruangannya. Arro menuju ke ranjang kingsizenya, senyumnya terkembang saat melihat gadis kecilnya sedang tertidur nyenyak sambil memeluk guling. Semua lelahnya langsung menghilang saat melihat wajah tenang Cindy saat tertidur. Bahkan pikirannya yang sedang kacau akan langsung jernih saat melihat tawa riang gadis kecilnya itu.

Pikiran Arro kembali terusik saat teringat wajah sendu Azza. Tanpa sengaja, Arro melihat mata Azza melihatnya dengan pandangan sendu saat dirinya menjemput Cindy diruangan Azza. Arro tahu, diam-diam Azza memperhatikan semua perlakuaannya ke Cindy dengan pandangan sedih, rindu, iri, dan kecewa.

Tapi kenapa Azza melihatnya dengan pandangan seperti itu? Dan kenapa juga, hatinya merasa sesak saat melihat mata Azza yang berkaca-kaca? Arro semakin frustasi saat fikirannya semakin kacau. Akhirnya Arro melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya dan berharap pikirannya bisa kembali fres setelah terkena air dingin.

****

"Apa abang tahu kalau dia sudah punya anak?"

"Setahu abang sih belum. Memangnya kamu tahu darimana kalau dia sudah punya anak?" Tanya Atha sambil mengelus kepala Azza yang berada dipangkuaannya.

"Tadi siang ada gadis kecil cantik yang datang kekantor dan mencari dia, gadis itu memanggilnya papa. Bahkan dia pun terlihat sangat menyayangi gadis kecil itu." Lirih Azza dengan suara serak. Azza kembali teringat saat tadi siang setelah rapat, Arro menjemput Cindy di ruangannya. Mereka terlihat sangat akrab. Arro sangat menyayangi Cindy, terlihat dari bagaimana cara Arro berbicara dan berlaku kepada Cindy. Hati Azza terasa tercubit melihat kedekatan mereka berdua. Hampir saja Azza tidak dapat menahan diri untuk menangis, jika tidak ingat dimana dia berada.

"Hei, mungkin saja itu keponakannya yang memanggilnya papa, seperti kita yang memanggil papa ke papa satria." Kali ini Affa yang menjawab perkataan sang adik. Affa tahu apa yang dirasakan sang adik saat ini.

Crumbs Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang